18. Lowongan Kerja

Mulai dari awal
                                    

"Gak akan!" Tegas Axel.

"Axel gua peringatin sama lo, jangan jadiin Adele ini seakan-akan pelakor di rumah tangga lo. Bagaimanapun dia juga sahabat kita, gua gak mau kalau sampai harga diri sahabat gua jatuh begitu aja karena ulah satu orang," ucap Jonathan memperingati.

"Ck, iya sans aja napa Nat." Axel merespon ucapan lelaki tadi dengan memutar kedua bola matanya malas.

Axel melihat ke arah jam tangannya yang kini sudah menunjukkan pukul 16.00. Hari sudah sore, ia harus segera pulang.

"Yaudah cuman itu aja yang mau gua omongin sama kalian. Kalau gitu gua pamit sekarang ya," ucap Axel lalu bangkit dari kursinya.

"Cepet amat dah makanan lo aja belum lo sentuh sama sekali," ucap Melvin sembari menunjuk ke arah makanan Axel yang masih penuh.

"Kalau mau lo berdua abisin aja tuh makanannya, gua mau buru-buru pulang takut bokap marah." Axel bersalaman terlebih dahulu kepada kedua sahabatnya itu, lalu ia melangkahkan kakinya ke meja kasir untuk melakukan pembayaran makanan dan minuman yang telah ia pesan. Selesai pembayaran, Axel keluar dari Club Twilight dan menaiki motor ninja hitamnya menancap gas kemudian pulang.

Melvin POV

Selepas kepergian Axel tadi, ternyata beberapa menit kemudian Jonathan juga ikut pamit untuk pulang. Jadi sekarang tinggal Melvin sendiri yang berada di Club itu.

Melvin sengaja tidak pulang terlalu cepat karena ia ingin memantau para pekerja yang bertugas hari ini. Ia berjalan ke arah meja bertender dan duduk di kursi yang ada tepat di depan meja itu. Semenjak hari kelulusan, boss nya memberi jatah libur pada dirinya. Saat sedang melamun, ada seorang gadis yang nampak familiar di mata Melvin memasuki Club Twilight. Gadis itu duduk meja sebrang mejanya Melvin.

Karena penasaran dengan gadis itu, akhinya Melvin bangkit dari kursinya dan berjalan menghampiri sang gadis, "Hii." Sapa Melvin sembari menepuk pelan pundak gadis tadi.

Merasa pundaknya di tepuk seseorang, gadis itu pun menoleh dan langsung memasang ekspresi terkejut di wajahnya kala melihat siapa pelaku yang telah menepuk pundaknya.

"LO?!" Teriak mereka kompak sambil saling menunjuk satu sama lain.

"Apa lo nepuk-nepuk pundak gue?" tanya Anetha sewot.

"Lah lo ngapain disini?" tanya balik Axel dengan watadosnya.

Anetha mendelik sebal, "Ya terserah gue dong! Lagipula ini tempat umum."

"Ouh." Melvin hanya mengangguk paham, lalu pria itu duduk di kursi samping Anetha.

"Ngapain lo duduk disini?! Hush! Hush! jauh-jauh sana!" Anetha tampak menyibakkan tangannya guna mengusir Melvin.

"Yailah sensi amat lo!" cibir Melvin.

Tidak lama kemudian datanglah seorang pelayan dengan membawa nampan yang berisi pesanan Anetha.

"Terima kasih," ucap Anetha ramah sembari tersenyum ke arah sang pelayan.

"Sama-sama," jawab pelayan itu, lalu ia melenggang pergi.

"Gua mau nanya dong," ucap Melvin membuka obrolan.

Anetha menelan terlebih dahulu makanannya, lalu ia merespon ucapan Melvin, "Apa?"

"Lo ngapain disini?" tanya Melvin kepo.

"Mau nyari-nyari lowongan kerja aja sih," jawab Anetha, gadis itu masih sibuk dengan makanannya.

Melvin yang mendengar jawaban Anetha seketika dirinya mengernyit bingung, "Buat lo?" tanyanya.

"Bukan."

PINK STAIN [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang