|0 4 K I S S M E !|

Mulai dari awal
                                    

Adelia sampai didepan lift, menekan sebuah tombol dan pintu besi dihadapannya itu terbuka otomatis. Lalu ia masuk.

"Tenang, hanya terlambat 15 menit Adelia." gumam Adelia sambil melihat arloji dipergelangan tangannya.

Pintu lift itu terbuka, membuat Adelia kembali tergesa-gesa keluar dari sana. Adelia bertemu dengan Kalista sebelum tubuhnya berbelok ke lorong panjang yang akan membawanya ke ruang kerja Kafka-juga menjadi ruang kerja Adelia.

Kalista menatap Adelia heran. "Kau kenapa?"

"Aku terlambat." jawab Adelia dengan napas yang memburu.

Adelia ingin berlalu dari sana, namun tangannya dicekal oleh Kalista. Gadis itu menunjukkan sebuah tampak risau saat menatap sesama rekan kerjanya itu. "Apa kau tidak tau jika bos Kafka benci dengan karyawan yang terlambat?" tanya Kalista. Adelia menggeleng.

"Semoga saja bos Kafka tidak akan memberikan hukuman yang berat kepadamu." sambung Kalista mendesah.

"Seperti?" tanya Adelia sambil menaikan satu alis tebalnya.

"Biasanya para karyawan yang tidak disiplin waktu akan dipecat oleh bos Kafka, tapi aku tidak yakin dia akan memecatmu. Mungkin bos Kafka akan..." Kalista memperhatikan sekitar sebelum melanjutkan kalimatnya yang menggantung, ia memajukan bibirnya ke telinga Adelia. "...meminta pelayanan khusus untuknya darimu." bisiknya.

Kalista pergi dari sana setelah mengatakan hal itu.

Adelia membulatkan matanya, ia bisa menangkap maksud dari perkataan Kalista. Adelia menggeleng, itu tidak akan terjadi. Adelia melanjutkan langkahnya menuju ruang kerja Kafka.

Kini Adelia sudah sampai didepan pintu ruangan yang ia tuju, menarik napas lalu Adelia mengetuk daun pintu.

Terdengar suara seseorang yang berdehem sebelum bersuara. "Masuk!" ujarnya dengan suara bariton.

Adelia masuk, didalam sana terlihat Kafka yang duduk di kursi hitam sebagai singgah sananya dan kedua tangannya ia tumpukan diatas meja dengan mata yang fokus pada layar laptop didepannya.

"Kau tau jam berapa sekarang?" tanyanya tenang namun penuh intimidasi.

"Ehm...jam tujuh seperempat." jawab Adelia ragu. Ia memperhatikan jam dinding ruangan.

"Itu artinya kau terlambat 15 menit!" sentak Kafka membuat Adelia sedikit terkejut.

"Apa kau memang seperti ini, tidak bisa menghargai waktu?" sindir Kafka.

"Ma-af." Adelia terbata. Bahkan dari tadi Kafka tidak kunjung menatapnya, fokus pria itu hanya pada layar laptop hingga membuat Adelia sedikit risau.

Kafka menutup laptopnya, kemudian mata hijau itu beralih menatap Adelia. Kafka memiringkan senyum begitu mengetahui Adelia mengenakan pakaian yang ia berikan. "Maaf saja tidak cukup, kau pasti akan mudah mengulang kesalahan itu jika dimaafkan," balas Kafka. "Apa kau lupa jika di negara ini ada hukum? Jadi aku akan menghukummu!"

Adelia kini terbayang perkataan Kalista barusan. Adelia mendesah, semoga saja bukan hukuman 'pelayanan khusus' yang disebut Kalista yang menjadi hukumannya.

Kafka berdiri dari duduk, senyuman dibibir pria itu berubah menjadi seringai iblis bagi Adelia. Kafka melangkah maju menuju Adelia, ketika sudah berdiri beberapa senti tepat dihadapan sekretarisnya itu Kafka langsung membungkukkan tubuhnya supaya tingginya sejajar dengan Adelia. "Aku akan memberi 2 hukuman untukmu, hukuman pertama...kiss me!"

"Kau bos mesum!" Adelia mendorong dada Kafka menjauh darinya. "Pecat saja aku kalau begitu."

Kafka makin melebarkan senyum walau mendapat penolakan. "Tentu saja aku tidak akan melakukan itu, dan kau tau jika aku memecatmu maka aku akan meminta semua perusahaan untuk menolakmu karena kinerjamu yang tidak baik."

Adelia berpikir sesaat, perkataan Kafka saat ini pasti tidak main-main karena Adelia yakin perusahaan yang dipegang oleh Kafka memiliki saham di banyak perusahaan. Sekarang Adelia menyesali keputusannya untuk resign dari perusahaan tempat kerjanya yang lama. Jika begini lebih baik mendapat gaji yang tidak sesuai daripada harus berhadapan dengan bos mesum seperti Kafka.

"Apakah kalimatku tadi membuatmu takut Adelia?" tanya Kafka yang menyadari perubahan dari mimik wajah Adelia.

"Kau menang." ujar Adelia akhirnya.

Adelia berjinjit supaya bisa mencapai wajah Kakfa, ia mencium sekilas pipi sebelah kiri pria itu. Setelahnya Adelia berjalan menuju meja kerjanya yang disebelah meja kerja Kafka-hal itu keinginan Kafka.

Namun tangannya ditarik oleh Kafka supaya kembali berdiri dihadapannya. Pria itu tampaknya belum puas dengan ciuman sekilas barusan.

"Bukan ciuman seperti itu yang aku mau," ujarnya. "Lakukan seperti dikelab kemarin!" pintanya.

Adelia terkejut mendengar permintaan Kafka. Bahkan pagi seperti ini pikiran pria itu sudah penuh dengan hal-hal kotor. "Aku tidak ingin!"

"Aku rasa kau belum siap jika harus kehilangan pekerjaan dan mejadi penganggur-"

Kalimat itu terhenti ketika Adelia melingkarkan tangannya ke leher Kafka lalu menempelkan bibirnya pada bibir pria itu dan memangutnya pelan.

Seketika nafsu Kafka muncul, ia menarik pinggang Adelia mendekat pada tubuhnya. Beberapa saat Kafka terhanyut dalam ciuman Adelia.

Adelia melepas ciuman itu, tubuhnya sedikit ia jauhkan dari Kafka. Tetapi Kafka kembali menarik tubuhnya Adelia, pria itu memberikan ciuman di leher Adelia hingga meninggalkan bekas cupangan disana. Lalu ia berbalik menuju meja kerjanya tanpa mengucapkan sepatah katapun, Kafka takut tidak akan bisa mengendalikan diri jika terlalu larut dengan Adelia. Gadis itu memilik daya pikat yang luar biasa untuk Kafka.

Sedangkan Adelia tidak bergeming dari sana. Ini baru hari pertama Adelia bekerja satu ruangan dengan Kafka, dan kejadian yang ingin ia hindari justru terjadi. Lalu bagaimana dengan hari-hari berikutnya?

🌿

Bonus:)

Bonus:)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

Bwt terakhir kali update kalau nggak salah 1000 tahun yang lalu😆
Duh maaf lama batt lanjutin ini cerita(emangnya ada yang nungguin cerita lo update?)(nggak ada sih😅)
Mohon doanya dong supaya aku rajin update ini cerita:)
See you, bye2

*

•Hargailah sebuah karya dengan baik dan aku yakin kalian tahu cara cara menghargai karya ini•

My Bad Bo(y)ssTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang