Tetsuya menghela nafasnya.

"Maaf aku menghancurkan ekspektasimu, tapi aku tidak akan mau menerimamu. Aku lurus," tolak Tetsuya.

Meski Tetsuya berkata begitu, dia tidak akan berbohong. Dia merasakan perasaan hangat dan menenangkan saat bersama Seijuro. Perasaan ini lebih dari yang ia rasakan saat bersama Shuji. Dan entah bagaimana, itu terasa familiar.

"Aku tidak akan berekspektasi terlalu tinggi. Tapi, tidak ada larangan untuk mencoba bukan?" ujar Seijuro dengan senyumannya.

"Akashi-kun, kau benar-benar tidak tahu kapan harus menyerah," bisik Tetsuya.

Seijuro menampilkan senyumannya. Dia mengulurkan tangannya berniat mengusak surai Tetsuya lagi, namun Tetsuya segera berdiri. Seijuro mengepalkan tangannya dan menariknya kembali.

"Duduklah dan makan, bukankah kau sudah memasak ini susah payah?" ujar Seijuro akhirnya.

Seijuro mulai memakan makanannya ketika ia mendengar gemerincing gelas. Matanya menatap Tetsuya yang terlihat seperti orang depresi. Sepertinya Tetsuya baru membuka ingatan lamanya.

"Hei," ujar Tetsuya, "Apa... kau tahu tentang Kuroko Hyrein?"

×血液×

"Kuroko Hyrein? Dia bahkan mengganti namanya," gerutu Seijuro.

Seijuro melempar bola basket itu ke ring. Matanya berkilat kesal.

"Apa kau tahu dia?" Tetsuya mengayunkan kakinya sedikit.

Seijuro kembali mengambil bola basket itu lalu menoleh menatap Tetsuya.

"Apa kau benar-benar ingin tahu?" Seijuro memandang mata biru itu dengan tatapan datar.

"Aku hanya bisa mengingatnya sedikit..." gumam Tetsuya, "Jadi, aku benar-benar ingin mengetahuinya."

Seijuro mengacak surainya kesal. Tetsuya benar-benar memiliki sifat keras kepala Hyrein.

"Kenapa kau menanyakan hal itu padaku? Kau bisa bertanya pada keluargamu bukan?" Seijuro melempar bola itu pada Tetsuya.

Tetsuya menangkapnya. Dia meremas bola itu. Matanya memandang bola itu dengan tatapan sendu.

"Mungkin akan terdengar aneh..." ujarnya, "Cincin itu. Cincin itu membuatku merasa aku menemukan seseorang dalam dirimu."

Seijuro melihat ke jari manisnya. Cincin emas yang melingkar di jari manisnya berkilau di bawah cahaya matahari. Dia memandang Tetsuya.

"Bagaimana denganmu?" Seijuro mengangkat sebelah alisnya.

"Apa maksudmu?" Tetsuya terdiam.

Dia meremas jarinya. Seijuro berjalan mendekat. Tangannya meraih dagu Tetsuya kemudian mengangkat wajah itu agar menatapnya. Entah keberapa kalinya, sepasang bola mata itu kembali menjebak mata Tetsuya. Manik biru itu terlihat berkilat di bawahnya. Seijuro menyejajarkan wajah mereka. Tangannya mengelus lembut tengkuk Tetsuya. Anehnya, sentuhan ini membuat Tetsuya merasa nyaman.

"Kau memilikinya juga bukan? Permata berharga ibumu. Cincin emas ini," ujar Seijuro sambil menunjukkan jarinya.

Tetsuya memalingkan wajahnya. Dia mendorong dada Seijuro dengan bola basket di tangannya.

"Itu bukan urusanmu," kata Tetsuya.

"Tentu saja itu urusanku. Ingat perjanjian kita? Aku akan memberitahumu segalanya, sebagai gantinya, kau juga harus memberitahuku segalanya," ujar Seijuro kemudian meraih tangan Tetsuya.

Tetsuya tersentak ketika ciuman kecil dari Seijuro mendarat di jemarinya.

"A-aku tidak pernah menyetujuinya!" seru Tetsuya kesal.

"Lihatlah, rubah biru kecilku merasa malu," Seijuro meledek.

"Apa—?! Hei aku bukan rubah!" protes Tetsuya.

Seijuro tersenyum kecil. Dia menarik Tetsuya kemudian merubah posisi mereka. Memangku Tetsuya membuat Tetsuya kembali terkejut.

"Tapi, bukankah kau seperti rubah? Lihatlah Tetsuya, kau memerah. Kau terlihat sangat profesional di luar sana, dan sekarang? Kau terlihat seperti remaja yang jatuh cinta," Seijuro menyelipkan helaian rambut biru itu di balik telinga Tetsuya.

Tetsuya terdiam sejenak. Tanpa sadar, ia memeluk Seijuro. Menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Seijuro.

"Siapa kau sebenarnya, Akashi-kun? Kenapa kau seolah sangat mengenalku?" gumam Tetsuya, "Kenapa... kau bisa membuatku terjatuh padamu?"

Seijuro mengusap lembut surai Tetsuya.

"Hei, ingin ikut denganku?" Seijuro menangkup pipi gembil itu.

"Uh?" lihatlah, Tetsuya benar-benar manis sekarang.

"Kau benar-benar rubah," kekeh Seijuro.

Tetsuya benar-benar tidak mengerti maksud Seijuro. Rubah? Dia tidak licik. Dia juga tidak semenyeramkan Hyuse. Selagi ia berpikir, jari Seijuro menyelip ke sela-sela surai Tetsuya. Dia menarik wajah manis itu dan menyatukan kening mereka.

"Rubah yang berhasil membuatku gila karena kelicikannya mengubah tiap sisi dalam dirinya," kata Seijuro.

"Apa?" demi Tuhan, Tetsuya benar-benar tidak memahami apa pun.

Seijuro tertawa. Ekspresi Tetsuya berbeda lagi. Lihatlah wajah polos natural dengan mata bulat yang memandangnya penasaran. Itu menggemaskan.

"Jadi, apa kau mau ikut denganku?" tanya Seijuro.

"Kau belum menjawab pertanyaanku," protes Tetsuya.

"Bukankah hal yang sama berlaku padamu?" Seijuro mengangkat sebelah alisnya.

"Huh? Kapan aku... mengacuhkanmu...?" suara Tetsuya mengecil mengingat bagaimana dia mengacuhkan pertanyaan Seijuro tentang keluarganya tadi. Keluarga kandungnya.

"Ingat? Aku bertanya padamu tadi Tetsuya. Apa yang kau ketahui tentang keluargamu? Apa yang kau ketahui dan ingat tentang masa lalumu?" kata Seijuro.

"Ugh..." Tetsuya mulai bergerak gelisah.

Dia menarik dirinya dari Seijuro kemudian berpindah duduk di sisi lelaki berparas tampan itu. Seijuro yang paham kemudian meraih tangan Tetsuya. Menggenggam jemari mungil itu dengan genggaman lembut dan berusaha menenangkan.

"Tidak masalah. Tidak masalah jika kau belum ingin mengatakannya. Aku tidak akan berusaha memaksamu," kata Seijuro.

"Tapi, tadi..." Tetsuya melirik ke arah lain.

"Katakanlah kau tidak bisa, aku tidak akan memaksamu lagi Tetsuya," kata Seijuro.

Seijuro berdiri dari duduknya kemudian meregangkan tubuhnya. Dia mengulurkan tangannya pada Tetsuya.

"Sebagai ganti aku sudah pernah memperkosamu, maukah kau ikut denganku?" tanya Seijuro.

"Ke... kemana?" suara gemetar Tetsuya akhirnya keluar kembali.

"Menepati janjiku pada seseorang. Membawamu melihat apa yang selalu kau mimpikan," kata Seijuro, "Matahari terbenam di Vorpal Greem."

|Vorpal Love|TBC|

Jujur Ao lupa mau up😂

Ih kalian jajat jahat ya siders. Tinggalkan jejak dong.

Sekedar ninggal vote apa susahnya? :(

Vorpal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang