Part 13. Pertolongan

Mulai dari awal
                                    

"Ayo Yar, Ze kita kembali ke kelas." ajak Trisha meninggalkan Prita dan teman-temannya.

"Heh awas ya lo, gue bakal jauhin Akas dari lo." ucap Prita begitu Trisha dan kedua sahabatnya membalikkan badan.

Begitu sampai kelas, Trisha duduk di bangkunya bersama Yara, sedangkan Zea di belakang mereka.

"Wah, lo tadi bener-bener hebat Tris." ucap Yara setelahnya.

"Hebat?" bingung Trisha.

"Iya, omongan lo yang tadi sama Kak Prita." jawab Yara.

"Sebenarnya aku nggak ada niatan ngomong gitu sama Kak Prita. Tapi karena Kak Prita udah keterlaluan, entah keberanian darimana aku bisa ngomong kayak tadi." ucap Trisha memberitahu.

"Omongan lo udah bener kok Tris. Biar Kak Prita juga agak sadar dikit." balas Zea menimpali.

"Tapi gue nggak yakin kalo dia bakal sadar." ucap Yara.

"Udah ah, jangan ngomongin orang lagi." ucap Trisha menghentikan.

KRINGG

Masuklah guru pengajar kelas Trisha, yang mana pasti berbeda setiap jam pelajaran berganti hingga bel pulang sekolah.

***

"Lalalala," senandung Trisha asal sambil mengayuh sepadanya untuk pulang setelah bekerja di Cafe.

"ARGHH," terdengar teriakan seseorang yang secara spontan membuat Trisha berhenti mengayuh dan melihat keadaan sekitar.

"Eh, aku kok kayak dengar orang teriak ya." ucap Trisha yang kemudian berusaha mencari asal suara tadi dengan sedikit keberanian yang sudah ia kumpulkan

"Hei, kamu kenapa?" ucapnya terkejut saat melihat seorang cowok yang tergeletak di sebuah bangunan.

"Ayo aku bantu," ucapnya lagi.

"Aduh, kamu luka. Tunggu di sini sebentar ya, aku cari bantuan buat bawa kamu ke rumah sakit." suruh Trisha.

"Nggak perlu, tolong beliin perban sama obat merah aja di apotek." tolak cowok itu.

"Tapi luka kamu parah banget. Harusnya itu ditangani dokter yang lebih ahli." ucap Trisha.

"Nggak apa-apa, gue udah terbiasa. Jadi tolong cukup beliin gue itu tadi." balas cowok itu.

"Yaudah kalo gitu aku beliin dulu ya." ucap Trisha yang kemudian kembali mengendarai sepedanya mencari apotek terdekat. Dan begitu menemukan, ia pun berhenti di depannya lalu masuk ke dalam

"Mbak beli perban sama obat merah satu ya." pinta Trisha.

"Ini Dek," ucap si Mbak penjaga apotek.

"Ini uangnya Mbak," ucap Trisha sambil memberikan satu lembar uang lima puluh ribuan.

"Kembaliannya Dek," ucap petugas apotek sambil menyerahkan kembalian Trisha.

"Terima kasih," ucapnya sebelum pergi.

Dengan segera Trisha kembali ke tempat tadi dan menghampiri cowok itu yang sedang duduk diam sambil memejamkan matanya.

"Sini aku obatin." ucap Trisha yang mengobati dengan telaten.

"Sekarang aku carikan taxi ya buat ngantar kamu pulang." ucapnya begitu selesai mengobati.

PRICELESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang