Mereka pun berjalan menuju bangku belakang, lalu duduk bersila di lantai dekat bangku Trisha dan kedua sahabatnya.
"Hai Yara," panggil Faza begitu mereka sudah duduk.
"Hai Kak Faza," balas Yara sumringah.
"Emm, Kak Akas ngapain ke sini?" tanya Trisha pelan pada Akas yang duduk di lantai sebelahnya.
"Ketemu lo," jawab Akas.
"Hah?" tanya Trisha lagi.
"Gue ke sini mau ketemu lo." ulang Akas.
"Anjir, si Akas udah mulai gercep." ucap Kiano pelan.
Di saat pelajaran berlangsung, tiba-tiba saja Bu Deka memberikan beberapa soal matematika untuk menguji kemampuan muridnya.
"Akas, coba kamu kerjakan soal matematika ini!" suruh Bu Deka.
"Kamu kan kelas 12, pasti bisa kan?" lanjutnya.
"Bisa Bu," jawab Akas yang kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan menuju papan tulis untuk mengerjakan soal pemberian Bu Deka.
"Ini, coba kerjakan!" suruh Bu Deka sambil memberikan spidol di tangannya.
"Iya Bu," balas Akas begitu menerima spidolnya.
36x-13i > 3(12x-13u)
36x-13i > 36x-39u
-13i > -39u
i <3 u Trisha"Wihh mantul Kas," ucap Faza sambil mengacungkan kedua jempol.
"Ngapain kamu tambahin nama Trisha?" tanya Bu Deka.
"Pengen aja Bu," jawab Akas santai.
Sedangkan di bangkunya, Trisha sedang blushing sambil menahan senyuman setelah mendengar jawaban Akas.
"Kamu ini, dapat rumus darimana juga kayak begitu?" tanya Bu Deka.
"Itu rumus matematika cinta saya ke Trisha Bu." jawab Akas yang lagi-lagi membuat Trisha blushing.
"CIEE CIEE," sorak satu kelas.
"Sudah-sudah, cepat kembali ke tempat kamu!" suruh Bu Deka lagi.
Akas kembali ke tempatnya setelah menyerahkan spidol yang ia gunakan tadi kepada Bu Deka. Dan saat kembali, ia melihat Trisha yang sedang menunduk malu.
"Sekarang coba Faza, kerjakan soal berikutnya!" suruh Bu Deka lagi
"Eh, kenapa kok saya Bu?" bukannya segera maju ke depan, Faza malah bertanya.
"Karena Ibu maunya kamu yang ngerjain," jawab Bu Deka.
"Ayo Kak Faza pasti bisa." ucap Yara memberi semangat.
"Iya, pasti." balas Faza senang.
"Ayo Faza cepat!" suruh Bu Deka.
"Iya Bu, ini mau otw." ucap Faza yang sudah bersiap-siap untuk berdiri.
Dengan percaya diri Faza maju ke depan, lalu mengambil spidol dari tangan Bu Deka. Dan tanpa pikir panjang, ia langsung mengerjakan soal itu dengan santainya, seperti seseorang yang sangat ahli. Entah memang sudah ahli dalam matematika, atau ahli mengarang jawaban.
"Gimana Bu, benar kan?" tanya Faza dengan nada bangganya.
"Benar darimananya hah," jawab Bu Deka.
"Eh, salah ya Bu?" tanya Faza cengengesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRICELESS
Teen Fiction[ FOLLOW DULU YA SEBELUM MEMBACA ] Akas tidak pernah menduga bahwa pertemuannya yang tanpa disengaja dengan Trisha, seorang gadis sederhana berparas cantik itu bisa merubah seluruh kehidupannya di kemudian hari. "Tuhan tuh sayang banget sama gue," u...
Part 14. Rumus Matematika
Mulai dari awal