" Kalau besok kak Jennie bangun kesiangan berarti kak Iris sukses. " saut Lily tak mau kalah
" Astaga, sapa yang ajarin kalian dek. Dah aahh Iris mau tidur ngantuk. Night all. "
" Night kak. " saut mereka bersamaan sambil tersenyum nakal melihat kakaknya yang salah tingkah meninggalkan kamar mereka.
[▪]
Jennie mengerjapkan matanya beberapa kali mencoba mencari box bayi Arya dan Arya tentunya, tidak ada. Tadi sebelum dia tidur sudah memastikan bahwa Arya sudah tidur. Dilihatnya Iris yang tertidur pulas disampingnya. Ditepuk pelan pundak Iris sambil berbisik memanggil namanya.
" Iris bangun susah banget dibangunin, ck. "
Karena kesal kekasihnya tak juga bangun dipukulnya lebih kencang lengan Iris.
" Bangun Iris. "
" Kenapa sayang ?"
" Arya dimana kok ngga ada ?"
" Tadi Lily sama Rosé pengen tidur bareng Arya jadi aku pindahin kekamar mereka. Ngga usah khawatir mama sama mereka kok. "
" Oh ya udah cuma kaget aja bangun tidur anaknya ilang. "
Iris menarik Jennie agar kembali merebahkan badannya. Dengan lembut diusap pucuk kepala Jennie,
" Maaf udah bikin kamu jadi khawatir. Udah tidur lagi masih jam 1 pagi. "
" Efek terkejut jadi ngga ngantuk Ris. "
" Ya udah sini aku peluk biar cepet ngantuk. "
Iris membawa tubuh Jennie kedalam pelukannya dengan dadanya sebagai bantal. Tapi justru itu membuat Jennie bertambah tidak bisa tidur. Walaupun ini bukan pertama kalinya mereka tidur satu ranjang tapi ini pertama kalinya mereka seintim ini. Mendengar degup jantung Iris yang mulai berirama tak karuan seperti jantungnya seolah mengisyaratkan mereka sama - sama belum tertidur dan merasakan sensansi berbeda ditubuh mereka.
" Jen. "
" Iya. "
" May I kiss you ?"
Jennie hanya mengangguk merasakan gugup yang luar biasa karena ini adalah ciuman pertamanya dan juga ciuman pertama mereka.
Iris memegang kedua pipi Jennie sebelum akhirnya mendekatkan bibir mereka awalnya hanya saling menempel dan Iris memberanikan diri memberi sedikit lumatan dibibir Jennie. Jennie awalnya terkejut namun mulai menikmati apa yang dilakukan Iris bahkan sekarang mulai ikut membalas ciuman Iris. Memberikan akses bagi Iris memainkan lidahnya didalam mulut Jennie.
Setelah beberapa lama mereka berciuman dan membutuhkan udara Iris mengakhiri ciuman mereka. Dengan posisi yang masih sama Iris mengusap lembut pipi Jennie, entah apa yang ada dipikirannya saat ini yang dia tahu hanya dia menginginkan lebih dari ini.
" Jen, may I ?"
Awalnya Jennie tidak paham dengan apa yang dimaksud Iris setelah dia memperhatikan mata Iris akhirnya dia mengerti apa yang diinginkan kekasihnya. Diapun hanya tersenyum dan mengangguk dengan wajah memerah.
Setelah mendapatkan ijin dari Jennie tanpa ragu lagi Iris mulai mencium bibir, leher jenjang Jennie yang mulai terbuai dengan apa yang dilakukan Iris, sesekali mengeluarkan desahan tertahan dan berakhir dengan mereka yang tidak tidur lagi selama beberapa jam kedepan.
[▪]
Jennie terbangun mendengar suara ribut dari luar kamarnya diliriknya Iris sudah tidak ada disampingnya. Dilihatnya jam dikamar sudah menunjukkan jam 8, kesiangan rutuknya. Jennie merasakan badannya yang terasa remuk dan daerah kewanitaannya yang sakit.
Seolah tersadar akan aktivitasnya dini hari tadi dibukanya selimut yang menutupi tubuh polosnya. Wajahnya langsung memerah mengingat apa yang dilakukan mereka. Hendak menggerakan tubuhnya melakukan rutinitas paginya tetapi diurungkannya merasakan sakit dibawah sana.
Hampir 10 menit hanya berdiam diri mencoba menetralkan rasa sakitnya, akhirnya Jennie mulai mengambil baju dan celana yang berada ditepi tempat tidurnya dan beranjak masuk kekamar mandi mengingat si kecil yang pasti sudah terbangun sedari tadi.
Selang beberapa menit dia sudah rapi memastikan tak ada tanda akibat perbuatan mereka semalam Jennie melangkah keluar kamar menemukan si kecil Arya yang sedang menangis di gendongan Rosé.
" Nah mama udah bangun tu. Nie kak daritadi nangis nyariin kak Jen kali. "
" Kok ngga bangunin kakak ?"
" Ngga boleh sama kak Iris katanya Rosé ngga boleh masuk kamar bangunin kak Jen biar suara Arya nangis yang jadi alarm buat kak Jennie. Makanya dari tadi aku berdiri depan pintu kamar kakak. "
Jennie tersenyum dengan penjelasan Rosé yang dinilainya masih terlalu polos. Diambilnya Arya dari gendongan Rosé yang masih menangis dan benar saja Arya langsung diam setelah merasakan kehangatan Jennie yang langsung memandang mamanya tersenyum.
" Sekarang kak Iris mana ?"
" Kak Iris anterin Lily ke kampus baru aja berangkat. "
" Anak mama udah mik susu ? Kamu udah sarapan Rosé ?"
" Udah kak tadi mama yang masak. Sini coba Rosé gendong Arya lagi sambil minum susu sapa tau mau jadi kak Jen bisa sarapan. "
" Ngga papa ntar aja kakak juga masih pengen gendong Arya. Kamu tolong buatin susu aja buat Arya ya. "
" Ya udah biar Rosé buatin Arya susu sama ambilin kak Jen sarapan terus Rosé suapin lagi. "
" Oiya kak, semalam kak Iris nakal ya bikin kak Jen bangun kesiangan. "
Rosé tersenyum puas melihat wajah Jennie yang mulai merah padam. Sambil tertawa dan berlari kecil Rosé pergi meninggalkan Jennie yang merutuki diri sendiri karena bangun kesiangan dan juga merutuki Iris yang tidak membangunkannya. Pasti bakal menjadi bahan ledekan kedua adiknya dan mama Lauren. Jennie terus merutuki Iris dalam hatinya mengeluarkan seribu sumpah serapah.
[▪][▪]
Maaf ya yang nulis cerita ngga pandai bikin adegan 'itu' masih polos ( tapi jangan dipolosin ) jadi di skip aja, peace...
Tbc
Jangan lupa Vomment 💕
👇😚
KAMU SEDANG MEMBACA
When I become Us ( Complete)
Teen FictionNew story hope you enjoy it :) Start : 200504 End : 200802 Ini gxg yang merasa homophobia boleh skip.... * I don't own the video or pic, * credit to the owner
Our 1st
Mulai dari awal