Benih-Benih Cinta

Start from the beginning
                                    

"Hati-hati."

"Assalamualaikum."

"Waalaikumsalam."

***

Malam harinya, Arif berkumpul bersama teman-temannya. Ada Abim, Yose, Rizal, dan yang lain. Sebagian dari mereka tengah mengisap rokok. Termasuk Arif.

"Sejauh ini, Geng Cross nggak berbuat yang aneh-aneh," ungkap Arif.

"Iya. Anteng-anteng aja." Yose menambahi.

"Aurora aman?" tanya Abim.

"Aman. Kan ada gue," kata Arif bangga dengan menyunggingkan senyumnya.

"Dih." Abim yang ada di sebelah cowok itu menempeleng kepalanya. Arif tidak membalasnya. Cowok itu mematikan rokoknya di asbak dan berdiri. Membuat teman-temannya menoleh padanya.

"Gue keluar, ya," kata Arif pada teman-temannya.

"Mau ke mana?" tanya Abim.

"Kepo." Arif berlalu dari sana. Ia keluar dan duduk di bangku yang ada di teras markas Geng Storm. Mengeluarkan ponselnya dari kantong celananya.

Ia hendak menelepon Aurora. Namun ia mengurungkannya kemudian. Takut kalau ia mengganggu. Siapa tahu Aurora sedang mengerjakan PR. Maka, ia memutuskan mengirim pesan saja pada cewek itu.

Arif: Assalamualaikum

"Waalaikumsalam," sahut seseorang di dekat Arif.

Arif langsung menoleh ke sumber suara. Ia mendengkus pada Abim yang dengan kurang ajarnya melongokkan kepalanya untuk mengintip layar ponselnya.

"Nggak sopan, lo! Pergi sana!" Arif mendorong bahu temannya supaya hengkang dari dekatnya. Namun, Abim tetap merengsek walaupun Arif sudah mendorong tubuhnya sekuat tenaga. Akhirnya cowok bertampang imut itu berhasil duduk di samping Arif. Membuat Arif dongkol setengah mampus.

"Gue yang pergi deh." Arif hendak berdiri tapi Abim menarik kaus bagian belakangnya sehingga ia kembali duduk di tempatnya.

"Gue mau tanya-tanya, nih," kata Abim pada Arif. Mukanya mendadak serius.

Namun, Arif tidak menangkap raut serius Abim. Cowok itu malah mendamprat temannya tersebut. "Tanya sih? Lo tuh ganggu tau nggak?!"

"Iya, tau. Ganggu lo yang mau chat-an sama Aurora, kan?"

Arif menjitak kepala temannya itu. "Tukang ngintip!"

"Gue mau tanya serius, nih."

"Tanya apa?" tanya Arif malas. Berbanding terbalik dengan Abim yang tampak serius dan bersemangat.

"Lo suka sama Aurora?"

Arif mengernyitkan keningnya mendengar pertanyaan itu. "Lo suka sama dia?" tanya Arif balik.

"Gila! Ya nggak lah!" seru Abim.

"Bagus," kata Arif padanya. "Gue suka sama dia soalnya."

"Iya, Rif. Paham gue," kata Abim. Ia menepuk pundak temannya itu. "Dijaga baik-baik, ya. Jangan dibuat nangis."

"Siap, laksanakan!" Arif patuh pada apa yang Abim perintahkan itu.

"Sip. Dan lo harus selalu waspada. Takut si Fajar bertindak yang nggak-nggak."

"Iya."

"Terus si Aurora suka juga nggak sama lo?"

"Nggak tau."

"Lo nggak tanya?"

"Kenapa gua harus tanya?"

"Lo nggak pengen tau?"

Storm and Cross (TAMAT)Where stories live. Discover now