AWAL YANG BARU

Mulai dari awal
                                    

"Iya, siap dong" jawab Aurora.

Kedua laki-laki tersebut merupakan sahabat Raden sejak kecil. Dan mereka juga bisa dibilang anak buah Raden. Aurora menganggap mereka seperti abang atau kakaknya sendiri. Mereka bernama Abrizal Ghaksa Mahendra dan Aguero Manoban.

"Ra, lo cantik bangett. Wangi lagi." celetuk Mano sambil mengelus rambut Rara.

"Siapa dulu, PRINCESS GUEE" celetuk Rizal.

"PRINCESS GUE JUGAA KALI" Mano tak mau kalah.

"TRUSIN AJAA," lerai Raden.

Mereka biasa memanggil Aurora dengan panggilan Rara atau banyak yang bilang lebih mudah Aura. Tetapi jika di keluarga biasanya memanggil Rara, panggilan putri kraton kata ibunya.

"Iya iya punya semua. Abang Rara berangkat dulu ya," ucap Rara setelah ia memakai sepatu dan langsung mengambil tasnya yang berada di meja makan.

Tak lupa mencium tangan ke tiga kakaknya itu.

"Bye,"

"Bye, Ra"

"Loh kok nggak bareng kita?" tanya Rizal.

"Nggak. Dia minta dianter Pak Jono," sahut Raden. Dan dibalas dengan mulut yang membentuk huruf O.

#

Sesampainya di sekolah Aurora langsung menuju ke kelas yang telah di bagikan oleh pihak sekolah melalui via Internet.

Saat ia berjalan di lorong sekolah tiba-tiba semua pandangan menuju padanya. Deret siswa dan siswi menyapanya dengan ramah. Tak segan Aurora pun membalasnya. Ia senang bisa kembali bersekolah di SMA GARUDA. Sekolah legendaris di Bandung atau lebih dikenal sebagai sekolah para Atlet.

Aurora berjalan melewati lapangan yang sangat luas. Menikmati pemandangan beberapa anak-anak yang sedang bermain basket. Pastinya lapangan basket.

Tak sadar dengan lamunannya, tiba-tiba bola melambung ke arah kepala Aurora.

Dengan cepat seseorang menangkap bola tersebut dari arah belakang.

"Ati-ati woy," tegur seseorang itu kepada mereka yang tak sengaja melempar bola.

"Makasih," saat berbalik arah Aurora terkejut ketika melihat orang tersebut.

"Aurora?"

"Zidan?"

Secara bersamaan.

"Hai Ra. Lama nggak ketemu,"

"Hai. Ngapain lo disini?" tanya Aurora.

"Gue pindah sekolah disini"

"Owh"

"Lo dikelas mana? Gue dikelas 11 IPA 2,"

"Sama,"

"Kok bisa sih"

Aurora hanya mengedikkan bahunya.

"Ra,"

"."

"Lo tambah ...cantik, gue.."

Ketika Zidan ingin mengajaknya kekelas bersama, namun Aurora berjalan lebih dulu.

Masih sama dinginnya, batin Zidan.

#

Sepulang sekolah Aurora langsung meninggalkan kelas dan menunggu Pak Jono, supirnya. Ia selalu menunggu di samping pos satpam sekolah.

Terlihat bayak siswa yang masih berlalu lalang. Dan terdengar banyak deru motor yang menyala.

"Hai, Ra" sapa Zidan yang baru datang membawa motornya.

Hurts To ChangeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang