"Kakak."

Rachel berhambur ke pelukan Brian. Rachel meredam tangisannya di dada Brian, Brian sendiri juga tidak peduli jasnya basah. Yang terpenting adiknya merasa nyaman. Brian mengelus-elus punggung Rachel, berharap bisa menenangkannya.

"Udah yaa....mendingan sekarang kita pulang, acaranya juga bentar lagi selesai, kita pulang duluan aja." Bujuk Brian, lalu membawa Rachel menuju mobil.

Saat sampai di mobil. Rachel masih menangis, Brian pun tidak langsung menjalankan mobilnya. Brian menunggu hingga Rachel mulai merasa tenang. Setelah beberapa saat, Rachel mulai tenang.

"Udah ya, kita pulang sekarang, kakak panggilin mamah sama papah dulu." Lalu Brian segera menelpon Papah Alan untuk segera menuju ke mobil.

Tak lama kemudian, datanglah Papah Alan dengan Mamah Ellen. Mereka datang sambil tergopoh-gopoh dengan raut wajah bingung.

"Kenapa Brian? Kok kalian malah disini?" Tanya Mamah Ellen.

Tapi setelah mengucapkan kalimat tersebut, Mamah Ellen dikejutkan dengan wajah sembab milik Rachel.

"Ya ampun sayang, kamu kenapa??!! Kok nangis??"

Rachel yang semula sudah diam, kini kembali menangis.

"Mamah...." Rengek Rachel.

Papah Alan yang melihat putri kesayangannya menangis pun ikut bingung.

"Brian, adek kamu kenapa?" Tanya Papah Alan.

"Kayaknya lebih baik papah denger ceritanya langsung dari Rachel deh."

Jadilah mereka semua hanya diam menunggu hingga Rachel tenang. Akhirnya Mamah Ellen berhasil menenangkan Rachel.

"Yaudah sayang, gak papa kalo kamu gak mau cerita sekarang, tapi nanti kalo kamu udah merasa baikan, kamu harus cerita ke mamah, oke?" Ujar Mamah Ellen.

Papah Alan pun mengambil alih kemudi dengan Brian di sampingnya. Sedangkan Rachel dibelakang bersama Mamah Ellen. Sesampainya di rumah, Rachel segera menuju ke kamarnya. Brian, Mamah Ellen, dan Papah Alan hanya menatap Rachel sedih. Tetapi mereka membiarkan Rachel waktu untuk sendiri.

Di kamar, Rachel langsung mengganti seluruh pakaiannya menjadi lebih nyaman. Lalu Rachel hanya melamun sambil sesekali meneteskan air matanya. Rachel sangat terkejut dan bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Tapi daripada itu, Rachel lebih merasakan sakit hati. Dia tidak percaya. Bagaimana bisa Hyuga sekejam itu?

Rachel kira, Hyuga sudah pergi meninggalkannya untuk selama-lamannya. Dan saat Rachel sudah sangat bahagia karena tahu Hyuga masih hidup, Rachel kembali dijatuhkan dengan kenyataan bahwa Hyuga kembali dengan membawa perempuan lain. Rachel tidak tahu lagi harus bagaimana. Mungkin karena terlalu lelah, Rachel merenungkan semua masalahnya hingga terlelap.

Tanpa disadari, sepasang mata tengah memperhatikan Rachel sedari tadi yang menangis. Hatinya sakit, melihat perempuan itu menangis. Apalagi ini semua karena dirinya sendiri.

"Maaf."

***
Rachel bangun saat hari sudah sore menjelang malam. Dia bangun dari tempat tidurnya dan keluar kamarnya. Anehnya, semua ruangan disitu gelap gulita. Seharusnya jika hari sudah mau malam, lampu-lampu sudah dinyalakan semua.

"Yang lain pada kemana ya? Kok lampunya gak dinyalain? Apa mereka lupa?" Batin Rachel.

Akhirnya dia berjalan perlahan menuju kearah tombol lampu berada. Saat dirasa sudah menyentuhnya, Rachel segera menekan tombolnya daann....

"SURPRISE!!!"

Rachel terkejut mendapati Brian, Papah Alan, dan Mamah Ellen sedang berada di ruang tamu. Dan keadaan ruang tamu sekarang terdapat banyak balon yang dipasang di beberapa sudut dinding, dan beberapa hiasan lainnya juga. Tapi yang terpenting, terdapat balon berbentuk huruf yang bertuliskan 'HAPPY BIRTHDAY'. Rachel hanya tersenyum dengan wajahnya yang masih terkejut, apalagi Mamah Ellen yang membawa kue yang cukup besar.

Psycopath And Little GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang