Tapi, saat ini. Taehyung malah mengesampingkan itu semua, ia bertekad menjelaskan kronologi sesungguhnya, kala itu. Ia tak mampu menerima kenyataan jika Irene mulai membenci nya. Taehyung akan gila, percayalah.
Ia mencoba membuka pintu pagar itu dengan menekan satu tombol, jika dari dalam memakai remote control, lain hal jika diluar, memakai beberapa tombol.
Berhasil terbuka, Taehyung lantas masuk dengan tergesa-gesa, sebab khawatir jika Irene tak ada dirumah.
Sampai, di pintu utama. Taehyung segera mengetuk-ngetuk pintu nya dengan kasar. Dasar bodoh, padahal bell sudah terpasang di sisi kanan atas pintu.
"Rene! Lu ada didalem kan?"
"Gue Taehyung, please buka rene. Gue butuh lo sekarang, gue ga mau kita salah paham gini." teriak Taehyung dengan kencang, tak peduli jika seseorang menegur atau melakukan hal untuk mengusir nya, karna bisa dilihat jika Taehyung seperti orang tak waras
"Rene! Tolong rene, kasih gue kesempatan... Buat ngakuin kesalahan yang udah gue lakuin kemaren"
Merasa tak direspon, Taehyung menghela napasnya. Ia merotasikan tubuh nya, untuk berbalik dan pergi. Tapi baru dua langkah, terdengar pintu terbuka. Langkahnya terhenti, Taehyung tak menoleh, entahlah ia merasa bukan Irene yang membuka pintu itu.
"Masuk kalo gitu" suara lembut itu, milik Irene, dirinya yang ternyata membukakan pintu untuk Taehyung
Taehyung lantas berbalik dengan senyuman tipis. Mau bagaimana pun, hati nya tetap rindu akan suara lembut Irene, yang tak bisa ia dengar lagi akhir-akhir ini.
Hati nya sungguh terteram, mendengar lontaran singkat itu. Bilang saja kalo Taehyung itu sedang, bucin.
Irene yang merasa canggung, hanya bisa mengalihkan pandangannya kearah lain, yang terpenting bukan wajah lelaki itu.
Taehyung berjalan mendekat, sampai ia berdiri tepat, di hadapan Irene yang kini menunduk, entah karna malu atau malas. "Rene, lu mau kan denger penjelasan gue?" tanya nya dengan lembut
Jujur, tubuh Irene menegang kala mendengar suara bariton itu menyapa Indra pendengarannya. Ia takut, suatu hal menyakitkan terjadi lagi selepas ini.
"Hm, ga perlu detail, cukup kasih penjelasan ke gue, kenapa lu kasarin gue kala itu." akhirnya, Irene berucap lebih dari tiga kata
Taehyung mengangguk, "oke"
Keduanya mulai memasuki ruang tengah Irene yang masih dengan dekorasi sama, seperti kemarin. Ada balon, kertas-kertas kecil dan hiasan dinding yang menyusun kata 'Happy Birthday'.
Irene tak mengindahkan itu, ia hanya mampu berjalan ke sofa dan mendudukan dirinya. Tapi, berbeda dengan Taehyung yang kini kebingungan, akan ruang tengah rumah Irene.
Setelah keduanya duduk, Taehyung menarik napasnya pelan, "ok, gue jelasin ya... Biar lu ga salah paham, waktu itu gue lagi keperpus dan ketemu cewe, yang ternyata duduk dimeja yang sama, dia minta gue ajarin soal geografi yang sebenernya gue juga ga terlalu jago hehehe..."
"Terus, dia maksa minta difoto ama gue, yaaa... Karna gue kasian... Akhirnya gue fotoin dia.... Ternyata hasil fotonya Bagus banget, dan buat gue ka--"
KAMU SEDANG MEMBACA
✓Destiny of Dream | by thereow
Teen FictionKim Taehyung & Bae Irene [Lokal Story] Irene Kenzia tidak bodoh. Ia jelas tahu jika mimpi hanyalah bunga tidur. Tapi mimpinya kali ini berbeda. Mau menyanggah pun, rasanya terlalu sulit karena semua terasa sangat nyata bagi gadis itu. Mimpi yang sem...
Kebodohan
Mulai dari awal