'' kenapa harus gadis jelek itu kenapa tidak aku padahal aku lebih cantik darinya hiks... hiks'' ucap tzuyu sana mencoba menenangkan tzuyu dengan mengelus ngelus punggung tzuyu.

'' memang yang mulia lebih cantik dari pada selir itu'' ucap sana.

'' lalu kenapa yang mulia jeka lebih perhatian padanya''

'' yang mulia tak perlu kawatir, yang mulia jeka hanya menyayangi anak yang dikandung oleh selir jelek itu jadi jika tak ada anak anda tau sendiri maksud saya bukan'' ucapan sana langsung menghentikan tangisan tzuyu dan saat ini gadis ini tengah tersenyum culas.

***

Matahari sudah hampir tenggelam namun lissa sama sekali tidak ingin makan entah kenapa nafsu makannya berkurang akhir akhir ini. Jelas ini bukan karna hamil karna lissa tak pernah melakukannya sekalipun. Walaupun melihat makanan enak disamping kasurnya lissa tak berminat sama sekali.

Lissa mengalihkan pandangannya pada suara pintu  yang terbuka matanya melihat seorang pria gagah sedang berjalan kearahnya.

'' kudengar kau tak mau makan'' ucap jeka dengan mendekati lissa.

'' ahh tidak aku akan makan''

Saat lissa ingin menyendokkan makanan kemulutnya dia menghentikan pergerakan tangannya karna mencium bau sesuatu dan menyadari aroma apa ini.

Seketika raut wajahnya berubah menjadi dingin. Jeka yang sedang membuka jas pun menaruh jasnya di tepi kasur lalu berjalan kearah lissa.

'' lihatlah ini bahkan sebelum aku hamil mereka sudah akan membunuh anakku'' ucap lissa sambil menyodorkan mangku yang berisi sup untuk jeka cium baunya.

Seketika rahang jeka mengeras matanya menggelap dan dia megeluarkan aura membunuh dari dirinya.

'' jimin!?'' teriak jeka dengan keras dia tau jimin sedang bermesraan dengan rose didepan pintu kamar lissa.

Lissa sangat terkejut mendengar jeka berteriak sampai mangkuk yang ia pegang hampir terjatuh.

'' iya yang mulia kenapa anda memanggil saya'' tanya jimin dengan tergesa masuk kekamar lissa.

'' kau selidiki siapa yang menaruh racun dimangkok itu'' ucap jeka tegas dengan melempar mangkuk itu hingga menimbulkan suara pecahan piring yang keras.

jimin pun memunguti pecahan piring yang ada tepat didepannya. Sambil menggerutu menyumpah serapahi sang raja.

'' baik yang mulia kalau begitu hamba pamit undur diri''

Setelah jimin keluar dari kamar lissa keadaan kamar lissa begitu sunyi. Lissa yang masih terkejut atas sikap jeka tak mengatakan sepatah kata pun. Hanya manik matanya menatap manik mata jeka yang menatapnya dalam.

Perlahan jeka memeluk tubuh ramping lissa seolah lissa adalah benda yang rapuh.

'' sampai kapan kita akan berbohong pada semua orang'' ucap lissa lirih sambil melepas pelukan jeka.

'' kenapa kita tak menjadikan kebohongan itu menjadi kebenaran''

'' hah apa?'' Lissa tak paham dengan yang dikatakan jeka.

Jeka kembali memeluk lissa dengan lembut setelah puas memeluk lissa dia menatap wajah lissa lalu mendekatkan wajahnya kewajah lissa. Disaat bibir mereka bertemu jeka memejamkan matanya dia menelusupkan lidahnya untuk merasakan lissa lebih dalam lagi.

Lissa meremas kuat baju jeka saat jeka menarik tubuhnya lebih dekat pada jeka. Jeka menurunkan ciumannya keleher lissa menghirup aroma lissa perlahan dan menghembuskan nafas dileher lissa yang membuat lissa geli. Jeka mencecap beberapa kali leher lissa lalu dia menatap lissa dengan tatapan yang sangat mendamba.

'' biarkan aku malam ini'' ucap jeka bibir lissa seolah terkunci. lissa  tak dapat mengeluarkan sepatah kata pun.

Jeka mengangkat tubuh lissa menuju kasur lalu membaringkannya. Tatapan mereka tak pernah lepas. Jeka hanya ingin memastikan bahwa lissa tak terpaksa melakukannya.

Jeka mengecup kening lissa, mata lissa, hidung lissa, kemudian bibir mungil lissa yang dari tadi sudah menggodanya. Lissa menutup matanya dan menikmati ciuman yang jeka berikan dan dia juga membalas ciuman jeka itu.

Tangan jeka turun untuk melucuti pakaian yang lissa kenakan walaupun terkadang dia harus merobek pakaian lissa dan menggeram ketika sulit dibuka. Bibirnya telah turun menjamah dada lissa yang tak tertutupi oleh kain apapun. Dia mencecap dan meremas dada lissa membuat sang gadis menggeram.

'' eungh hentikan jekahhh'' ucap lissa dengan tangannya yang mencoba menjauhkan jeka dari dirinya.

Jeka seolah tak mendengar apa yang lissa katakan dia tetap menikmati kegiatannya mencicipi dada lissa dan mengurung tangan lissa yang mengganggunya.

Dia sedikit menjauhkan tubuhnya dari lissa untuk melucuti semua pakaiannya hingga tak tersisa sehelai benang pun. Lissa pun sama dia juga tak memakai apapun saat ini karna ulah jeka. Jeka kembali menindih tubuh lissa kembali mencium bibir lissa yang sudah terlihat bengkak akibat ulahnya.

Tangannya tak tinggal diam. Tangannya menyentuh dan meraba setiap bagian tubuh lissa hingga membuat lissa terkadang mendesah. Tangannya bergerak kebawah hingga menyentuh kewanitaan lissa.

'' ahh''

desah lissa saat jeka memasukkan dua jarinya kedalam lubang lissa. Dengan bibir yang mencecap leher lissa jeka memaju mundurkan jarinya yang berada dilubang lissa. Lenguhan dan desahan lissa membuat jeka semakin menggila. Dia mempercepat gerakan jarinya hingga cairan kental pun keluar dari kewanitaan lissa.

'' ahh jekahh'' desah lissa saat dia telah sampai dipuncaknya sambil meremas rambut jeka.

'' kau boleh mencakarku jika kau kesakitan nanti'' ucapan jeka membuat lissa panik seketika.

Tangan jeka bergerak membuka paha lissa. Jeka memposisikan dirinya untuk memasuki lissa. Jeka memasukkan miliknya perlahan. Lissa mencakar punggungnya saat merasakan rasa sakit disekangannya. Jeka tetap memaksakan miliknya masuk ketubuh lissa walau melihat wajah lissa yang kesakitan karna mungkin nafsu sudah mengambil alih tubuhnya. Dan jeka tersenyum senang setelah semua muliknya masuk ketubuh lissa.

'' hiks kau jahat ini sangat sakit hiks keluarkan hiks'' tangis lissa pecah saat tubuhnya seolah terbelah menjadi dua. Jeka mencium kedua mata lissa bergantian.

'' berhenti menangis dan nikmatilah'' ucap jeka lalu mulai menggerakkan tubuhnya.

Dia memompa tubuh lissa, mencium bibir lissa, dan meremas dada lissa. Jeka terus memompa tubuh lissa dengan lebih cepat untuk mengejar puncaknya akan datang.

Desahan lissa sudah tak tertahan dan memenuhi kamarnya dia hanya berdoa supaya desahannya tak terdengar sampai luar.

'' ahhh'' desah lissa keras saat dia mencapai puncaknya. dia merasakan hangat pada perut bagian bawahnya.

Jeka meracau saat puncaknya akan datang lagi. Dia mempercepat tempo gerakannya dan mendesahkan nama lissa.

'' ahh lissa kau sungguh nikmat'' desah jeka disela kegiatannya.

Jeka menyemburkan benihnya didalam tubuh lissa dan berharap segera datangnya kehidupan diperut lissa.

Jeka terus melakukannya berkali kali hingga lissa kelelahan dan pingsan.






Maaf jika ada kurang lebihnya

Jangan lupa
Vote
Dan
Komen

Next→→

Next→→

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The King Emerald Kingdom {LIZKOOK}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang