epilog : bingkai kehidupan.

Mulai dari awal
                                    

Sabaku no Temari.

Kenapa wanita Suna itu ada di sini?

Ino melangkah keluar saat Sasuke tak merespon, membuat Sasuke kini bisa melihat sosok yang ada di gendongan Ino.

Seorang anak laki-laki berambut kuning, dengan kulit pucat dan mata biru yang menyamai Ino.

Anak itu menatap Sasuke takut.

"Apa kabar? Kapan kau kembali? Sudah bertahun-tahun sejak aku melihatmu!"

"Baik." Sasuke tersenyum, mencoba untuk ramah dan tak kaku. Namun gagal.

"Ah!" Ino mengayun putranya perlahan saat disadarinya bahwa ia sedikit takut dengan Sasuke, "Inojin, beri salam pada Paman Sasuke!"

Inojin membenamkan wajahnya pada leher Ino, membuat Sasuke tersenyum tipis.

"Aku tidak tahu kau dan...?" Sasuke mengajukan intonasi pertanyaan, membuat Ino menyadari bahwa Sasuke tidak tahu menahu soal kabar rekan-rekannya saat ini.

"Sai. Kami menikah tak lama setelah Kakashi-sensei dan Sakura."

Sasuke mengangguk paham.

Ino tersenyum, melanjutkan, "Temari ada di dalam bersama putranya, Shikadai. Ia dan Shikamaru juga sudah menikah. Sebuah pesta yang sangat megah dan meriah di Sunagakure. Andai kau bisa datang."

"Hn." Sasuke melempar senyum. Sesungguhnya, ia ingin Ino tetap bercerita. Maka, Ino tak berhenti-berhenti bercerita, walau satu arah. Ino menceritakan tentang Chouji yang menikah dengan kunoichi Kumogakure, Karui, dan dianugerahi satu anak perempuan.

Kiba masih melajang dan sedang berusaha merayu hampir semua wanita di Konoha. Genma dan Shizune baru saja menikah, walaupun Sasuke tidak begitu mengingat keduanya, namun Ino menambahkan notasi bahwa Genma adalah ninja playboy yang sudah bertaubat, membuat Sasuke harus tertawa kecil membayangkannya.

Melihat keramahan Ino sungguh membuatnya merasa lebih berada di rumah.

"Kau pasti sedang ada urusan?" Ino melempar pertanyaan retorik. Sasuke mengangguk.

"Harus menemui Rokudaime."

Ino mengangguk, "Sebaiknya kau bicara dengan Rokudaime, sudah tiga hari ia tidak pulang ke rumah."

Sasuke merajut alisnya menjadi satu, berjuta prasangka menghantui dirinya, "Ada apa?"

"Pekerjaan. Sudah tiga hari menginap di kantor. Sakura ikut-ikut stress dibuatnya, apalagi putranya sedang senang-senangnya menempel dengan ibunya. Ditinggal sedikit menangis. Tapi memang begitu, Sasuke, anak satu tahun. Inojin dulu juga seperti itu, menempel terus pada ayahnya."

Mereka tak menjuluki Ino biang gosip tanpa sebab. Sebenarnya, cukup berguna bagi Sasuke mengejar ketinggalan. Sasuke tiba-tiba mengingat sesuatu, "Ah. Hatake kecil lebih muda daripada anak-anak kalian, ya?"

Ino terdiam sejenak.

"Jangan singgung hal ini ke Sakura maupun Rokudaime, ya?"

Sasuke mengangkat alis, bingung.

"Sakura mengalami keguguran, dan sulit untuk mendapatkan anak selama satu tahun."

Sasuke meneguk ludahnya. Apakah keadaan benar-benar tak seindah yang dibayangkannya?

"Ia sangat depresi saat kehilangan kandungannya." Ino mencoba tersenyum, "Tapi sekarang Katsuro sudah lahir, Sakura tidak pernah terlihat lebih bahagia lagi."

Katsuro?

Sasuke menarik nafas dalam-dalam, lalu menghembuskannya.

"Senang mendengarnya."

Awhile.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang