57 ~ Saling Percaya

Mulai dari awal
                                    

"Eh, gue duluan ya. Kayaknya, catatan gue belum selesai." pamit Anneth tiba-tiba, membuat Naura paham alasan kepergian Anneth yang sebenarnya.

"Tunggu! Gue ikut, Neth." Nashwa segera bangkit dan menyusul Anneth, ia paham jika Anneth membutuhkan dirinya untuk sekedar meluapkan isi hatinya yang mungkin tengah merasakan kekecewaan saat ini.

Langkah Nashwa terhenti kala Devano menahan lengannya, "Gue aja yang nyusulin," ucap Devano yang segera bangkit. "Puy, gue nyamperin Anneth dulu ya. Bye," Devano berlalu begitu saja, meninggalkan ruang makan pribadi dan mencari keberadaan Anneth.

Naura yang melihat kejadian itu, hanya mampu menghela nafas panjang dan berusaha mengontrol kondisi mood dan emosinya yang memang tengah tidak stabil. Ia paham, jika Anneth merasa kecewa dengannya, begitupun dengan Devano yang mungkin merasa kecewa dengan sikap dirinya yang mungkin tak bisa menjaga jarak dengan lawan jenis. Ia kali ini harus menurunkan egonya, biar bagaimanapun kali ini dirinya lah yang bersalah lantaran menerima begitu saja sikap manis dari pria lain, wajar jika Devano mungkin merasa cemburu atau kecewa dengannya.

"Nau, kok ngelamun?" tanya Aldi yang kini menyenggol lengan Naura, membuat Naura tersontak kaget dan tersadar.

"Eh? Kenapa kak?"

"Kok ngelamun? Daritadi gue ajak ngomong, malah diem aja." jelas Aldi yang memang sedari tadi mengajak bicara Naura, namun sama sekali tak mendapat respon lantaran Naura yang memang tengah melayangkan pikirannya, entah kemana.

"Eh, sorry kak. Lagi fokus ngafalin nama-nama molekul," bohong Naura yang enggan melanjutkan pembicaraan.

"Oh, gitu. Yaudah deh. Mau gue pesenin makanan di kantin ngga?" tawar Aldi sekali lagi.

"Ngga usah, ngga laper juga."

"Yaudah, lanjut belajar gih. Gue balik ke yang lain ya, semangat!" Aldi mengacak pelan rambut Naura, sebelum akhirnya berkumpul di meja makan bersama dengan anak-anak yang lain.

Naura hanya merutuki dirinya sendiri, merasa telah begitu mengecawakan Devano lantaran menerima begitu saja seluruh perhatian dan sikap manis yang diberikan oleh Aldi. Ia berusaha kembali memfokuskan dirinya pada buku yang ia pegang, memilih mengalihkan perhatian dan fokusnya untuk sementara lantaran merasa jika nilai ujiannya jauh lebih penting ketimbang hubungan asmaranya kali ini.

Nashwa yang melihat Aldi telah kembali, berniat untuk menghampiri Naura yang kini tengah terduduk sendiri di sofa belakang dengan membaca buku yang ia pegang. Banyak sekali yang ingin Nashwa jelaskan dan tanyakan, namun ia harus menunda itu lantaran enggan menganggu Naura yang kini tengah fokus belajar. Ia memutuskan untuk membicarakan dengan sahabatnya itu kala ada waktu senggang setelah ini, biarlah Naura fokus pada ujiannya terlebih dahulu.

****

"Kalau loe kabur tiba-tiba gini, lama kelamaan juga semua bakal ngerasa." celetuk seorang pria yang kini tengah berjalan menghampiri seorang gadis yang tengah terduduk pada kursi Taman, menundukan kepalanya.

Gadis tersebut mendongakan kepalanya, menatap seorang pria bertubuh jangkung yang kini telah terduduk sempurna di sebelahnya. "Kak Devano? Ngapain kesini?"

Yap, orang itu adalah Devano yang baru saja berhasil menemukan adik kelasnya yang satu itu dengan mudah. Ia sudah paham dengan kebiasaan adik kelasnya, waktu dua bulan bukanlah waktu yang singkat untuk memahami kebiasaan setiap anggota tim nya.

"Loe nangis?" bukannya menjawab, ia malah bertanya balik pada gadis tersebut.

Gadis tersebut dengan cepat menggeleng, menghapus sisa-sisa air matanya yang masih membekas dan berniat membohongi kakak kelasnya itu tanpa pikir panjang.

The Sound Of Love [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang