(XVI) Mengangumi dari jauh.

Mulai dari awal
                                    

Ada perasaan lega rasanya, melihat orang orang yang datang siang juga seperti ku kali ini. Karna, jujur. Ini pertama kalinya aku berangkat siang seperti ini.

Waktu di medan pun, aku tak pernah terlambat. Karna aku selalu berangkat dengan glen. Mengingat dia sangat tepat waktu orangnya.

"Ly" panggil seseorang menepuk pundak ku dari belakang.

Aku menoleh ke belakang, dan mendapat senyuman hangat dari samuel.

"Tumben berangkat siang bukkk" sapa samuel.

"Iya ni pak, kelamaan ngeliatin kaca soalnya pak trus juga baru sadar, betapa cantik dan manisnya diri ini" ucap ku pede, rasanya aku ingin menjitak kepala ku pelan, menyadarkan betapa tingginya rasa percaya diri ini.

"Gile gileeee pede gile. Oiya nanti istirahat ngumpul, mau ngomongin ultahnya kei. Jangan lupa! Ingetin ziva sekalian, soalnya tu anak kalo udah jam istirahat pikirannya makanan doang, ajak ke ruang musik, seret aja sekalian kalo dia keras kepala. Okeee? Yodah gua kesana dulu ya ly" pamit samuel.

Aku hanya membalasnya dengan anggukan, kembali berjalan, melewati lorong kakak kelas.

Terlintas dipikiran ku untuk menghampiri nya, mengembalikan botol ini padanya. Namun sayang, aku tak bisa menghampirinya kini. Melihatnya dari luar kelas, sudah cukup membuatku menahan diri untuk menghampirinya.

Ternyata aku ga se special itu ya ka nuc ' batinku.

Kaki ku terus berjalan, walau pikiran ku masih di tertinggal di lorong itu.

Sepertinya. Kini aku hanya sedang berharap, karna aku merasa sepi.

Ku harap, perasaan ini hanya sementara. Karna aku tahu, ada seseorang yang menungguku dari jauh.

Aku langsung masuk ke kelas. Mendapati ziva yang sedang memainkan ponselnya, Dengan menenggelamkan wajahnya.

"Pagi zi" sapa ku.

Aku langsung duduk disampingnya. Membuka tas. Dan menyandarkan sejenak punggung ku pada kursi kelas.

"Ehh lily. Pagi ly, tumben berangkat siang?" tanya ziva heran.

"Udah 2 orang yang ngasih pertanyaan itu. Sebegitu rajinnya kahh seorang lyodra margaretha?" ucapku dengan menyombongkan diri sendiri.

"Najissss, sombong bener si ibuk. Oiya, lu udah ngerjain pr? Liat dongggg. Pleaseeeeee" pinta ziva, dengan wajahnya yang memelas.

"Pr? Apa itu pr? "

"Ehhh bener bener ya ni bocah. Pagi pagi dah bikin kesel. Pr pak mamannnnn lyyyyyy. Kan kemaren kita dihukumkan, trus kan kita disuruh ngerjainn juga"

"Masa lo lupa sihh? " timpal ziva dengan wajahnya yang memelas.

"Lupa hehe. Jam pelajaran ke berapa dia? Santuy elah. Kalo kita ga ngerjain lagi kan..... " ucapku, dengan sengaja ku potong

"Kita bisa ke perpus lagi" ucapku, dengan senyum terbaik ku.

"Dasarrrr. Ketagihan bolos ya lu?" tanya ziva, dengan memincingkan matanya pada ku.

"Hhahahh iya ni, pantes si sam suka bolos ya" pikirku.

"Sengklekkk nya kebangetan lu lyyy hahhahaha" tawa ziva

"Hhahah gpp lah, lu mau emang ngeliat gua kaya dibali tempo lalu? Hm? " tanya ku. Terlihat jelas perubahan mimik wajah ziva, seusai aku menanyakan hal itu padanya.

"Ya engga gitu juga sehhh. Akh gatau lah, yang terbaik buat lo. Pasti gua aminin ly. Tenang ae" ucap ziva dengan tersenyum tulus pada ku.

"Ulululuuu" ejek ku dengan menjulurkan lidah ku padanya.

Narasi Hidup.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang