Persiapan pentas

Mulai dari awal
                                    

"Itu biar yang nyelesain Meli aja, jadi tugas lo sama Meli dibarter".

"Emang Meli kemana?"

"Dia izin gak masuk, nengok neneknya ke Surabaya"

"Yang lain aja deh, gue males"

Leon sudah teramat kesal dengan Asyam, kenapa dia akhir-akhir ini menjadi seorang Asyam yang menyebalkan dan pemalas.

"Lo yakin gamau? Yang kita nilai kelas X-IPA 1" ucap Leon.

Asyam berpikir sejenak, mengingat-ngingat mengenai kelas X-IPA 1. Setelah sekian lama berpikir, akhirnya dia sadar, bahwa itu kelas Nadira.

"Oke gue mau" akhirnya Asyam menyetujuinya.

Leon dibuat geleng-geleng kepala, dari tadi membujuk Asyam agar mau, Asyam bersikeras tetap tidak mau. Tapi, ketika sudah ada berkaitan dengan seorang Nadira, dia langsung siap sedia. Bucin memang Asyam.

"Tadi aja gak mau, giliran tau kelasnya Nadira, langsung mau. Kamvret emang"

"BCT"

Asyam dan Leon segera membereskan kertas yang menumpuk dimeja kerja mereka masing-masing.

*Toktoktok
"Masuk"

Pintu ruang OSIS terbuka, munculah Yoga sang ketua kelas X-IPA 1.

"Kelas gue udah siap Kak" ucap Yoga.

"Lo langsung susul Bu Ai, nanti kita berdua langsung ke kelas lo" jawab Leon.

"Oke Kak, gue duluan"

"Ya"

Asyam dan Leon langsung bergegas menuju kelas X-IPA 1. Asyam nampak sangat bersemangat saat menuju kelas X-IPA 1, tapi Asyam tetaplah Asyam, sesenang apapun dia, mukanya tetep mode kalem.

*X-IPA 1

Nadira sudah bersiap, tapi nampaknya dia sedang memikirkan sesuatu. Dia sedang memikirkan, anak OSIS siapa yang kebagian jadwal dikelasnya.

"Ko gue malah mikirin siapa anak OSIS yang nanti jadwal dikelas ini ya" gumamnya dalam hati.

Tami yang sadar akan Nadira yang dari tadi seperti sedang memikirkan sesuatu pun langsung menghampiri "kenapa lo?"

Nadira tersentak kaget "hah apa?" Tanya Nadira seperti orang bego, blahbloh.

"Lo kenapa? Lagi mikirin apa? Tanya Tami pada Nadira.

Nadira berpikir sebentar "gue lagi mikirin, anak OSIS yang kebagian jadwal dikelas ini siapa. Gitu"

Tami geleng kepala dengan apa yang tadi sahabatnya ucapan. Lantaran untuk d apa Nadira repot-repot memikirkan perihal siapa anak OSIS yang jadwal dikelas X-IPA 1 ini "Ngapain dipikirin? Harusnya siapin buat nanti tampil Nad. Dan pokoknya pasti bakal ada Kak Leon, karena ketua OSIS pasti bakal ada di setiap tampilan semua kelas di StarHigh ini"

Nadira menggaruk kepalanya yang tak gatal dan mengangguk "eh iya yah, ngapain juga"

Nadira dan Tami kemudian sibuk dengan kelompoknya.

Toktoktok

"Assalamualaikum" ucap kedua laki-laki itu. Sentak semua anak kelas X-IPA 1 menoleh ke sumber suara. Banyak tak menyangka, Asyam yang akan mendampingi Leon untuk menilai dan melihat penampilan dari kelas X-IPA 1.

"Wa'alaikumsallam" jawab serempak anak kelas X-IPA 1.

"Gilaaaaaa, ada Kak Asyam"

"2 Most wanted sekolah ini ada dikelas kita"

"Nikmat Tuhan mana yang kamu dustakan"

"Jodoh gue, masyaa Allah"

"Makin semangat deh gue"

"Calon imam gue"

"Ciptaan Allah emang indah"

Dan banyak lagi, celotehan itu terdengar, setelah melihat siapa yang datang.

Sementara disisi lain, Nadira diam membisu, tak menyangka siapa yang datang ke kelasnya untuk melihat dan dan menilai penampilan dia dan teman sekelasnya.

"Ya ampunnnn, ada Kak Asyam. Meleleh gue liat dia, jadi semangat gini" ucap Nadira dari dalam hati, dengan lekukan senyum dibibirnya, pertanda dia merasa bahagia.

Tami yang menciduk Nadira sedang tersenyum dengan tatapan matanya melihat ke dua laki-laki yang baru saja membuat heboh itu langsung mengisengi "ngapain senyum? Jadi lo mau Kak Arka apa Kak Asyam. Mau dua duanya? Wah parah, serakah" sambil mengangkat tangannya ke udara, yang membuat Nadira kesal.

"Apaan sih. So tau" Nadira yang terciduk sedang senyum ketika melihat Asyam datang, langsung memalingkan muka.

"Alaaaaaaah pura-pura, gue tau ya lo senyum karena liat ka Asyam kan? Alaaaah dasar lemaja labil, kemarin Arka, Nanda, eh sekarang balik lagi ke cinta pertama hahaha" Tami tetaplah Tami yang senang sekali mengisengi Nadira.

Nadira mengerucutkan bibirnya, karena kelas dengan Tami yang senang mengisengi dirinya.

Sementara Asyam yang menjadi bahan perbincangan terfokus melihat kearah perempuan dengan bandana biru dikepalanya.

"Manis" gumamnya dalam hati.

Leon dan Asyam langsung duduk ditempat yang sudah disediakan oleh anak kelas X-IPA 1 sembari menunggu kehadiran Bu Ai.

Asyam masih memerhatikan Nadira, namanya Asyam masih dengan mode cool dan cuek meski sedang memerhatikan gadis cantik pujaannya yang baru.

Sadar ada yang memerhatikan, Nadira menoleh kearah dimana seperti ada yang memerhatikan ya. Dan benar saja, dia depan sana ada Asyam yang sedang memperhatikannya.

Asyam tersenyum disaat Nadira menoleh kearahnya, sementara Nadira langsung menundukkan kepalanya dan membalikan badannya. Dia merasa gugup dan jantungnya seperti sedang lari tak beraturan.

"Duh tadi kak Asyam senyum, senyum kesiapanya? Ke gue? Ah masa sih. Duh ko baper. Ini jantung gue kenapa sih"
Nadira sedang bergelut dengan pikirannya, perihal lelaki yang dia suka sampai saat ini tadi tersenyum manis, sangat manis sekali. tapi yang Nadira bingung, tadi dia senyum entah untuk siapa. Nadira terus saja berpikir, dan akhirnya pikiran itu terhenti saat.....

"Assalamu'alaikum. Baik anak-anak, silahkan bagi kelompok yang pertama akan tampil diharapkan segara bersiap-siap" ucap Bu Ai yang baru saja datang bersama Yoga, kemudian beliau duduk disebelah Asyam dan Leon.

***

Jangan lupa voment ya:)
Mohon maaf, sudah sekian hari bahkan bulan, cerita ini belum aku lanjutkan. Maklum otak menulis dan berpikir ku kemarin ikut lockdown wkwk. Tapi hari ini, akhirnya cerita Asyam dan Nadira berlanjut lagi. Selamat membaca huhu.
Salam sayang ❤️

Asyam dan NadiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang