Taehyung kini memandang ke lain arah, lalu menunduk sehabis mendengar pertanyaan yang di lontarkan Eunso membuang nafasnya kasar.
Eunso jadi merasa tidak enak dengan Taehyung yang melihat wajah nya berubah menjadi lesu tidak bersemangat setelah mendengar pertanyaan dari nya.
"Ma-maaf aku tidak bermaksud ikut campur, kalau kau tidak mau menjawab tidak apa-apa. Tidak usah dipikirkan." Eunso lalu tertawa canggung.
Taehyung masih diam saja sehabis Eunso berucap seperti itu, dan itu membuat Eunso semakin merasa bersalah dan canggung pada Taehyung.
Eunso ingin menegur Taehyung kembali. Tetapi belum sempat Eunso menegurnya, Taehyung telah lebih dahulu membuka suara.
"Waktu kecil, Jin hyung selalu memarahi, menyuruh, dan bersikap kurang baik padaku tanpa sepengetahuan orang tua kami. Aku masih bisa menerima itu semua karena aku sayang dengan Jin hyung, dan aku juga tidak ingin membuat orang tuaku khawatir."
Eunso serius mendengarkan jawaban Taehyung atas pertanyaan yang selama ini mengganjal di hati nya.
"Suatu hari, aku, Jin hyung, dan ibuku pergi ke taman bermain. Ayah kami sangat sibuk bekerja sehingga tidak pernah punya waktu untuk kami.
Pada saat ibu meninggalkan kami sebentar untuk membelikan kami berdua balon, disitu Jin hyung menyuruhku untuk membeli es krim yang berada di sebrang taman bermain. Aku ingin menolak, tetapi aku terlalu takut dan patuh padanya, sehingga akhirnya aku menuruti perintahnya."Jujur, Eunso sempat tidak menyangka mendengar cerita Taehyung tentang Seokjin.
Kim Seokjin atau manajer yang selama ini Eunso lihat sangat sempurna itu, ternyata masa kecil nya sangat bertolak belakang dengan dirinya yang sekarang.
"Saat aku ingin menyebrang jalan untuk kembali ke taman, ada sebuah mobil yang melaju dengan sangat cepat. Aku yang menyadari mobil itu tinggal beberapa meter dari tempat ku berdiri, aku hanya bisa berteriak menutup mata dan pasrah pada takdir ajalku. Sampai saat dimana aku merasa terdorong oleh seseorang dan disitu aku bersyukur tuhan masih menyelamatkan nyawa ku. Tetapi disitu aku juga menyadari, bahwa orang yang tadi menolongku harus menggantikan ku sebagai korban tabrak mobil itu. Dan ternyata saat aku menghampiri orang itu, orang yang telah mengorbankan nyawa nya demi menyelamatkan nyawaku, dia adalah ibuku, orang yang sangat aku sayangi dan dicintai di dunia ini. Dan dia telah pergi meninggalkan ku selamanya dari dunia ini."
Saat itu juga air mata menetes dari mata Eunso, dia terbawa suasana dengan cerita Taehyung yang ternyata sangat memilukan waktu kecil.
Taehyung yang selama ini dia kira memiliki hidup yang sempurna layaknya Kim Seokjin, ternyata memiliki kehidupan masa lalu yang pahit.
Ternyata memang benar, tidak ada yang namanya hidup sempurna di dunia ini.
Sekaya apapun orang itu, setampan atau secantik apapun orang itu, sesempurna apapun orang itu, mereka hanya terlihat sempurna oleh mata kita.
Tetapi kita tidak pernah mengetahui pahitnya penderitaan yang selama ini mereka alami dan rasakan, kesulitan apa yang mereka lewatkan untuk bisa bangkit dari keterpurukan yang mereka alami.
"Aku yang melihat sosok ibu yang sangat aku cintai terbaring lemah berlumuran darah hanya bisa menangis melihatnya di tengah kerumunan orang yang berkumpul karena kejadian itu. Dan pada saat itu juga, Jin hyung datang dan ikut menangis. Ibuku sekarat pada saat itu, tetapi dia masih sempat mengucapkan kata terakhir nya untuk kami berdua. Ibu berpesan pada Jin hyung untuk menggantikan ibu yang selalu melindungi, menyanyangi, dan mencintaiku seperti yang ibuku lakukan selama ini, dan dia juga berkata bahwa sebenarnya, ibu sangat mencintai Jin hyung sama seperti mencintaiku juga. Sedangkan pesan ibu untuk ku, dia berkata bahwa aku harus menjadi anak yang pintar dan baik, dan dia juga berkata bahwa aku tidak perlu khawatir, karena Jin hyung akan selalu ada untuk melindungi dan menjagaku. Itu adalah pesan terakhir beliau sebelum akhirnya ibu menutup mata untuk selamanya."
Taehyung meneteskan air mata bersamaan saat dia mengakhiri ceritanya itu.
Eunso yang melihat itupun segera menarik Taehyung kedalam pelukannya, berusaha menenangkan Taehyung yang bersedih akibat dirinya.
"Mianhae Taehyung-ah, kau jadi mengingat masalah itu lagi karena pertanyaan ku tadi."
Taehyung masih menangis di dalam pelukan Eunso sambil membalas pelukannya.
"Gwenchana Eunso-ah, aku lega karena sudah menceritakan semuanya padamu. Hanya kau satu-satunya orang yang kupercaya untuk mendengar ceritaku tadi."
"Aku janji tidak akan mengatakan hal ini pada siapapun."
Taehyung melepas pelukan Eunso, mengusap air matanya dan tersenyum pada Eunso.
Eunso pun mengangguk membalas senyum Taehyung.
"Saat itu juga dan masih dalam keadaan menangis, Jin hyung pertama kali mengucapkan permintaan maaf padaku. Dan dari saat itu, aku mulai membencinya dan juga permintaan maaf yang keluar dari mulutnya. Karena dia yang menyebabkan semua kejadian itu, dia yang membuat ibuku meninggal, dia sendiri yang membuat aku membencinya, dia yang,"
Sebelum Taehyung menyelesaikan ucapannya, tangisnya mulai pecah kembali.
Eunso yang melihat itu langsung memeluk Taehyung lagi, berusaha membuatnya merasa nyaman mengingatkan kali ini Taehyung tidak sendirian, melainkan ada Eunso disisinya yang akan selalu mendengarkan apapun masalah yang dia punya.
Hallo gais i'm back :)
Yeayy, sabtu ini aku ga lupa up akhirnya 😁😁😁Oiya, selamat hari raya idul adha ya semuanya :)
Selamat menikmati daging-daging kambing dan sapi nya ;)Jangan lupa makan nya sambil baca update an euphoria ya hahahah.
saranghae chingudeul 😉😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Euphoria
Fanfiction• You are the cause of my euphoria - Jimin • You are sunlight rising again in my life - Taehyung • Just take my hand and never let go of it - Eunso Just read and hopefully you guys enjoy it, abisnya bingung mau bikin sinopsis kaya gimana lag...
|38|
Mulai dari awal