"hiks hiks

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"hiks hiks..
Dia pergi meninggalkanku, zoy...
Dia pergi...
Hiks hiks..."
Setetes demi setetes air mata kak zio jatuh di pakaianku. Aku tak tahan melihatnya menangis kesakitan seperti ini. Aku tau rasa sakit yang ia rasakan saat ditinggalkan oleh seseorang yang sangat ia cintai. Aku memeluknya erat. Tanpa kusadari aku pun ikut menangis sambil mendekapnya.
Kak zio terlihat sangat rapuh sekarang ini.

"tenanglah kak...
Tabah dan tegarkan diri kakak...
Aku yakin alisia sebentar lagi akan ditemukan...
Bertahanlah...!
Jangan serapuh ini kak...!  Kakak harus kuat...
Bukankah kakak sebentar lagi akan menjadi seorang ayah...?"
Kak zio mengurai pelukanku dan menghapus jejak cairan bening tanda kelemahan itu di wajah tampannya.
Aish, bisa bisanya aku malah terpesona dengan ketampanannya di saat saat seperti ini. Kembali sebuah senyuman tulus tersungging di bibirnya.
Kadar ketampanannya bertambah berkali kali lipat karena senyuman itu.

"maafkan aku, kak...
Maafkan aku.."
Aku membingkai wajahnya dengan kedua tanganku.
Tatapannya berubah serius saat aku mulai bicara. Ia masih diam tak mengucap sepatah kata pun. Kurasa ia menungguku menyelesaikan kalimatku.

"Karena kehadiranku dan anak ini, alisia jadi meninggalkanmu....
Andaikan aku tidak ada...
Alisia pastimmmmpphhh..."

Cup,
Belum sempat aku menyelesaikan perkataanku, sebuah bibir tebal berwarna merah muda yang kacaunya sangat manis ini membekap mulutku dengan pagutannya yang lembut.
Ia menciumku cukup lama hingga aku kehabisan nafas dan memukul dadanya. Mendorongnya menjauhi tubuhku agar pagutannya padaku terlepas.
Nafasku memburu, ah tidak nafas kami memburu kami sama sama terengah. Kurasa kak zio juga sama denganku, kehabisan nafas.

"jangan katakan apapun, zoy...!
Dan segeralah tidur...!
Malam sudah sangat larut..."
Memang matahari sudah tenggelam sejak 5 jam yang lalu. Tepatnya sekarang sudah pukul 11 malam, dan aku baru saja terbangun dari tidurku satu jam yang lalu. Dan aku sudah kembali disuruh tidur.
Tega sekali.

Kak zio turun dari brankar dan mulai membaringkan dirinya di atas sofa di dalam ruang rawatku.
Ia terlihat lelah.
Tapi pandangannya masih tertuju padaku dengan senyum yang selalu mode on.
Karena aku tak ingin membuatnya semakin lelah karena begadang menunggui ku, akhirnya aku memutuskan untuk membaringkan diri berpura pura tidur.

Karena aku tak ingin membuatnya semakin lelah karena begadang menunggui ku, akhirnya aku memutuskan untuk membaringkan diri berpura pura tidur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
2Z Love Story (Zoya & Zio) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang