Tak lama kemudian mobil Zena pun memasuki pekarangan rumah mewah dengan nuansa putih abu-abu, Alena yakin ini pasti rumah milik Zena.

Tak lama kemudian mobil Zena pun memasuki pekarangan rumah mewah dengan nuansa putih abu-abu, Alena yakin ini pasti rumah milik Zena

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka turun dari mobil dan melangkah menuju pintu utama, Zena memasuki rumah nya dengan diikuti Alena di belakangnya. Alena sempat dibuat kagum oleh desain rumah Zena yang simple tapi terkesan elegan.

 Alena sempat dibuat kagum oleh desain rumah Zena yang simple tapi terkesan elegan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"sini len duduk dulu" Zena menepuk sofa di sebelahnya.

"Eh iya, tante" Alena pun menurut dan langsung duduk di sebelah zena.

"Lena, kamu selama ini kan tinggal sendirian, gimana kalau kamu tinggal dirumah tante aja?. Biar anak tante ada temenya" Zena merasa kasian pada Alena iya hidup sebatang kara dan harus mencari uang sendiri. Zena tak tega membiarkan Alena menjalani kehidupan nya seperti itu. Zena beberapa kali melihat Alena sedang ditertawai oleh anak-anak sebaya nya. Seharusnya diusia Alena yang masih sekecil ini, tugasnya hanya belajar.

"Mau ya tinggal sama tante ? Nanti kamu tante sekolahkan di sekolah anak tante"

"Beneran, tante?" Alena sangat antusias karena sejak umur sembilan tahun ia harus putus sekolah dan bekerja.

"Iya beneran" Zena tersenyum manis.

"Yaudah aku mau tante" Alena tersenyum lebar karena ia bisa melanjutkan sekolahnya lagi.

"Mulai besok kamu udah bisa sekolah kok"

"Wah terimakasih banyak ya, tante. Karena tante aku bisa sekolah lagi dan ngejar cita-cita aku" Alena menyalami tangan Zena dan mencium tangannya .

"Iya, yaudah ayo makan bi atun udah selesai masak tuh"

"Iya, tante"

Cklek

"Asalamualaikum, ma"

"Waalaikumsalam eh kamu udah pulang"

Laki-laki yang masih memakai seragam SMP nya masuk dan langsung menyalami tangan Zena. Laki-laki itu melihat Alena dengan tatapan tidak suka.

"Mama ngapain bawa gembel ke rumah kita" Laki - laki itu memutar bola matanya malas.

"Fian, jangan gitu dong ngomongnya. Ini Alena tadi mama ketemu dia di jalanan dan dia sekarang tinggal di sini bareng kita, oh iya dia juga akan sekolah di SMP Sanjaya bareng kamu loh"

CRAZYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang