The Real Prince [01]

Mulai dari awal
                                    

“Itu pak kehilangan....” Velix berpikir jawaban yang pas matanya menjelajahi sekitar hingga dia melihat sendok yang berada di meja pos “sendok emas”.

“APA? GOLOK EMAS?”

“SENDOK PAK..!!” Ucap Velix sedikit menaikkan suaranya

“Oh.. Sempak emas..” ucap Pak Gatot mengangguk dan sontak membuat mata Velix membola dengan sempurna

Ingin rasanya Velix menerbangkan Pak Gatot ke Bulan agar tidak membuatnya kesal terus-menerus.

“Emang sempak den Velix harus emas ya?”

“Ya harus dong pak nanti pantat saya bintititan, gak bahenol dong nanti pak”

“Punya bapak cuma kain biasa gak jerawatan kok den” ucapnya dengan nada sombong. “Tua-tua gini masih kuat kok buat ngajak goyang”

“Yaelah pak sekali goyang encok semua tuh pinggang” ucap Velix sambil melajukan motornya pelan.

Oh ayolah obrolan macam apa ini

“DEN!! SIAPA YANG MAU BACOK BAPAK?” teriaknya lantang karena Velix sudah menjauh

“Udahlah bodo amat gak denger” gumamnya sambil menggeleng kepala

Keadaan tempat parkir siswa saat ini sangat sepi hampir tidak ada siapa pun selain Velix. Tiba-tiba angin berembus sedikit kencang hingga menerbangkan beberapa dedaunan. Tapi karena pada dasarnya Velix adalah orang yang tidak peka terhadap sekitar, dia masih duduk anteng di jok motor.

“Ya Allah ganteng banget ya Tuan Muda Alderay” ucapnya membanggakan diri saat bercermin di spion motor. “Wajar sih para gadis tersepona sama gue  mwehehe..”

Sapuan angin menghembuskan beberapa helai rambutnya hawa dingin mengambil alih tubuh Velix.

Minggu lalu tersebar rumor bahwa salah satu siswi mengalami kesurupan di tempat ini, meminta seseorang untuk dijadikan tumbal. Tapi pihak sekolah seolah-olah menyangkal rumor tersebut dan tidak memusingkan keinginan si gadis itu.

“Njir gue merinding masa” ucapnya sambil menggosok-gosokan kedua telapak tangannya dan tak lama kemudian dia tersenyum memperlihatkan gigi-giginya. Istigfar Vel

“Apa setan disini cantik ya?” ucapnya bertanya pada diri sendiri, memegang dagunya seolah-olah tengah berfikir.

“Neng.. keluar yuk kenalan sama babang Velix yang ganteng” Celotehnya sambil celangak celinguk mencari sosok yang dia bilang cantik.

“Neng keluar dong abang punya BH nya emak berbagai ukuran, gratis buat neng deh” godanya.

“Vel!!”

Velix menoleh ke sumber suara disana terlihat Aleo sedang berlari ke arahnya. Laki-laki itu terlihat kelelahan karena jaraknya dengan Velix lumayan jauh.

“Bangke lo, gue cariin dari tadi dodol” ucap Aleo geram dan hanya disambut kebingungan Velix

“Emang kenapa?” Ucap Velix polos. Kelewatan polos kalau ingin tahu, membuat Aleo geram dan menarik telinga Velix dengan kencang.

“Lo lupa gue ngomong apa ditelepon tadi?” Kesal Aleo. Bagaimana tidak kesal karena keterlambatan Velix membuatnya harus mendapat ceramah di pagi hari. “Gara-gara lo, gue disemprot Bara anjir!”

“Aduhh.. jangan narik telinga gue bazeng!!” Velix berusaha melepaskan jeweran dari Aleo. Mending dia makan sate daripada mendapat jeweran Aleo. Sungguh sakitnya dunia akherat

“Bodo amat gue kagak peduli, masih sakit an mana gue yang kena omel titisan anak iblis!” ucap Aleo menggebu-gebu. Tidak peduli dengan berbagai macam tatapan heran yang muncul. Sungguh kekesalannya mengalahkan pedasnya bakso kantin

THE REAL PRINCE (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang