Sebenarnya Jin bisa masuk apartement karena waktu yang cukup pas. Tepat ketika dirinya memencet bel, Jein yang sudah siap dengan casual membukakan pintu yang jelas Jin dapat merangkum bahwa gadis ini ingin bermadu dengan Jungkook. Coba saja dirinya telat satu menit datang kesana, mungkin Jin bisa menunggu satu jam untuk menelfon Yara agar bangun dari tidurnya dan membukakan pintu apartement.

Lantas melihat hal itu Jin hanya dapat menghela nafas melihat kekasihnya yang masih bermesra ria dengan selimut itu. Pria itu mengulas senyum lalu berjalan masuk pun menutup persegi pintu setenang mungkin. Ya.. Jin tidak ingin membangunkan kekasihnya yang terlelap dalam mimpi indah semata.

Percayalah, Pria itu sangat bersih. Ia benar-benar menggunakan baju yang baru saja Ia Laundry, lalu duduk di mobil dan sampai. Jadi mungkin bisa dikatakan bahwa Jin sudah steril dari kotoran-kotoran bumi. Bersamaan perlahan Jin naik keatas kasur empuk, lalu mengambil posisi tiduran disebelah kekasihnya itu.

Secara perlahan, Jin membuka selimut yang menutupi paras cantik Yara, memperhatikannya sesaat seakan tidak ingin lepas dari sana. Astaga, jika bisa Jin tidak berkedip, mungkin akan Ia lakukan sejak tadi.

Namun hal itu tidak berlangsung lama ketika sepasang mata tidak sengaja melihat posisi kepala Yara yang tidak benar. Bisa dibilang bantalnya berada diatas kepala Yara, jadi gadis itu tidur tanpa alas kepala. Lantas perlahan, Jin mengangkat kepala Yara, lanjut memposisikan sebelah lengan kekarnya itu sebagai bantalan Yara.

"Hmm..?" Yara sedikit membuka sebelah mata ketika menyadari bantalannya terasa berbeda.

Melihat hal itu, membuat Jin secepat kilat menarik tubuh mungil itu kedalam dekapannya. Setidaknya menyalurkan rasa rindu juga kehangatan yang ada untuknya. Dapat Yara katakan juga, satu hal ini merupakan kegiatan ternyaman selama dirinya menjadi kekasih seorang Kim Seokjin.

"Ra.."

"Kenapa?" Tanya Yara dengan suara sedikit serak seperti orang bangun tidur.

"Cobalah cintai Aku sebagai kekasihmu. Bukan lagi sebagai idolamu.." Jawab Jin yang jelas sedikit membuat Yara bingung.

Lantas sebelah tangan Yara meraih pipi dari pria itu, mengelusnya beberapa kali sampai-sampai Jin menutup kedua netranya karena terlalu nyaman.

"Hm. Aku akan selalu mencintaimu sebagai seorang laki-laki. Bukan sebagai idola. Bahkan sebelum Kau berbicara seperti itu pun, Aku sudah mencintaimu sebagai kekasihku.." Ucap Yara masih setia mengusap wajah tampan Jin, yang jelas membuat pria itu tersenyum simpul.

Melihat wajah tampan dipagi hari, dan dipeluk posesif oleh kekasih sendiri. Astaga, sempurna sekali hidup ini. Bersamaan Yara sedikit memperbaiki posisi tidurnya, mencoba membokongi Jin agar posisi mereka menjadi jauh lebih nyaman.

"Aku jadi ngantuk Ra," Lirih Jin sembari menenggelamkan wajahnya pada rambut wangi coklat milik Yara, dengan lengannya yang kosong melingkari pinggang mungil Yara.

"Tidurlah. Aku masih mengantuk." Jawab Yara yang dijawab anggukan kepala oleh Jin.

"Ra, Besok Kau siap-siap yang cantik. Aku akan mengajakmu pergi ke suatu tempat, sebelum pergi wajib militer."

Ah iya. Posisi ini terlalu nyaman sampai Yara sempat melupakan sejenak bahwa Senin nanti Jin akan berangkat untuk tugas negara. Sebenarnya ketika mengingat hal itu, rasanya gadis bernama Yara itu tidak ingin lepas dari pelukan seperti sekarang, atau mungkin sekedar melihat Jin kembali ke dorm. Astaga, seolah satu detik saja sangat berharga untuknya ketika bersama Jin.

3 TIMES || KSJ ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang