Hingga tiba waktunya hari ini, H. Digo Abdul Ali menggenggam tangan abu H. Daud ArRizali ayah gadis yang disebutnya calon makmum sebelumnya, Hj. Iliyah Haniya.
Gumaman 'Barakallahu' seperti dengungan lebah yang terdengar dari rasa kelegaan keluarga dan tamu undangan.
"Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir."
Penghulu yang mendampingi, mengucapkan kalimat yang riwayatkan abu Hurairah adalah do'a dari Rasulullah yang artinya,
mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik dalam suka maupun duka dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan.Dan do'a tersebut hendaknya dipanjatkan oleh orang-orang yang menghadiri, termasuk orangtua, kerabat, undangan, terlebih para ulama dan orang-orang shaleh yang berhadir.
Iliyah Haniya, putri abu H. Daud ArRizali yang juga sudah berstatus Hajjah seperti Abdul Ali yang menunaikan haji sebelum kembali ketanah air setelah menyelesaikan pendidikan di Tharim, melangkah diapit sahabat-sahabat setelah saat akad nikah, duduk menunggu dengan jarak terjaga ditemani Avivah kakak ipar, istri dari kakaknya, dan Farah, sahabatnya saat berada di Tharim yang sebetulnya tinggal dikota lain tetapi menyempatkan diri untuk hadir diacara pernikahan sakral itu.
"Ii, sangat senang dan bersyukur, akhirnyaaa, kepercayaan dirimu sudah kembali!"
Farah sang sahabat merasa surprise dengan kabar yang datang dari Iliyah melalui telpon.
"Alhamdulilah, jodoh rahasia Allah Farah, pria yang disimpan Allah untukku, sesuai dengan apa yang aku harapkan darinya, memilihku karna iman, bukan karna aku yang agresif tetapi Allah yang menariknya dekat denganku, Masya Allah!"
"Semoga Allah memberikan aku langkah dan kesempatan untuk hadir saat kalian syah menjadi pasangan halal!"
"Aamiin. Datang ya Farah!"
"Insya Allah, ukhti sayang!"
Dan mendampingi Ily dihari bahagianya tentu membuat Farah sangat bahagia. Berkali-kali ia mencolek Iliyah saat akad akan berlangsung.
"Masya Allah, calon imammu sungguh bercahaya, amalannya pasti luar biasa!"
"Kami dipertemukan oleh Shalawat Farah!"
"Ohyaaa? Masya Allah! Shalawat adalah amalan luar biasa, allahumma shalli ala sayyidina Muhammad!" Bisik Farah diiringi senyum samar Iliyah dibalik niqabnya.
Hening setelahnya, karna terdengar suara mengaji dari posisi mereka kearah mempelai pria yang bersiap untuk mengucapkan ijab kabul.
Sesuai dengan permintaannya, sebelum akad ia ingin bershalawat bersama jemaah majelis yang selama ini ia ikuti.
Shollu Ala Muhammad
Shollu Alaihi Wasallim
Yaa Nabi salaam alaika
Yaa Rasul salaam alaika
Yaa Nabi salaam alaika
Sholawatullah alaika.....Jantung Iliyah berdebar, mendengar lantunan shalawat itu. Dimana karna shalawat itu ia merasakan getaran dalam hatinya yang ia tak tahu apa maknanya saat kali pertama bertemu dipembukaan MTQ yang ia dan keluarga hadiri saat itu. Apakah sinyal dari Allah, yang sedang mendekatkan dengan jodohnya? Meski saat itu masih ada keraguan akan perasaan yang lima tahun serasa tak tersentuh dan tertutup.
"Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jamaa bainakumaa fii khoir," Farah sesaat bergumam setelah mendengar usai akad nikah berjalan lancar.
Sementara Iliyah yang menunduk dalam, fokus pada suara akad yang berbahasa arab dan menyebut namanya hingga hatinya bergetar dengan degub yang kencang.
"Yaa Allah, tetapkan hatinya dalam iman kepadaMu, cinta kepadaku karnaMu, kebaikan atas dirinya selalu untukku, lindungi aku dari ketidakbaikan yang ia miliki atas ketetapanMu, ridhoi dia hanya untukku Yaa Allah!"
Tak berbicara sepatah katapun mendengar ijab kabul yang diucapkan Ayahnya dan calon imamnya, seakan saling menyerahkan dan menerima tanggung jawab atas dirinya. Hanya doa yang terpanjatkan mengiringi ucapan, "Qobiltu nikaahahaa wa tazwiijahaa bil mahril madz-kuur wa radhiitu bihi, wallahu waliyu taufiq!"
Dan saat ini langkahnya yang diapit seirama dengan detakan dari dadanya yang sudah lega karna telah resmi menjadi seorang istri bagi suami yang saat ini disongsongnya.
Menunduk tak sanggup menatap pria yang sekarang berstatus Imamnya itu, Iliyah merasa dadanya semakin ngilu. Lama tak bertemu selama proses persiapan pernikahan dan tidak juga mengobrol meski hanya melalui telpon, mereka makin dilanda canggung.
"Silakan nak, sekarang kau sudah menjadi tanggung jawab suamimu!" Suara abu Daud terdengar bergetar.
Iliyah mengulurkan tangannya pada Abdul Ali lalu menunduk mencium punggung tangan itu dengan rasa haru karna ucap abinya.
Sementara Ali yang merasakan kelegaan karna sudah berhasil melalui akad dan mengambil tanggung jawab orangtua Ily, menyentuh dengan tangannya ubun-ubun makmumnya itu saat ia menunduk mencium punggung tangan yang lain.
Sebelum punggung tangan mereka yang bertaut, dilepaskan lalu ubun-ubun yang tadinya disentuh dengan tangan itu ia sentuh dengan benda yang sudah melafazkan ijab kabul dan menghalalkannya. Ali berdoa didalam hatinya.
"Allahumma inni as'aluka min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a'udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltaha 'alaih."
'Yaa Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu kebaikan darinya dan kebaikan yang Engkau tentukan atas dirinya. Dan aku berlindung kepadaMu dari kejelekannya dan kejelekan yang Engkau tetapkan atas dirinya'.
Barakallahu.
Akhirnya pilihan Allah berujung pada menyatunya Ali dan Ily didalam ikatan suci pernikahan.
Wajah tertutup niqab yang hanya menampilkan mata yang makin cantik dengan riasan, berkelip seakan kilatannya menggambarkan betapa harunya dirinya.Abdul Ali menatapnya tak berkedip. Baru kali ini ia merasakan ingin sekali membuka niqab Iliyah. Ingin memandangi sekali lagi wajah yang saat ini lebih dipercantik dengan riasan. Ia ingin meyakinkan arah pikirannya tidak benar.
"Sudah, berhenti memandang terus, Abdul, nanti didalam kamar, kau bisa membuka niqabnya dan menatapnya berlama-lama!"
Abdul Ali mengalihkan pandangannya dengan senyum malu. Ia memang ingin memandangnya, tapi hanya untuk meyakinkan satu hal, dan ia harus bersabar.
Sementara Iliyah semakin berdebar mengingat, malam nanti adalah malam dimana ia dan Abdul Ali akan begitu dekat dan apapun bisa ia pertanyakan dan Iliyah harus siap menjawabnya.
'Terima kasih yaa Allah, menetapkannya memilih sesosok aku daripada memilih sesosok yang lain!'
#########
Banjarmasin, 28 Juli 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Saat Cinta Bershalawat
SpiritualDiantara shalawat yang berkumandang, diantara seruan cinta kepada Sayyidina Muhammad Shallallahu Alaihi Wassalam, diantara nada yang indah itu, menyusup keindahan dari rasa paling indah pada mahluk-mahluk ciptaanNya. "Semoga aku berjodoh dengannya...
16#Shalawat
Mulai dari awal