🐥 D U A P U L U H D E L A P A N 🐥

Mulai dari awal
                                    

Namun belum sampai ke tempat yang dituju, Ayana sudah berhenti dengan mata berbinar di dekat lemari hias yang tingginya hanya satu meter.

"Widih, topi siapa nih?" basa basi Ayana dengan gerakan mengambil topi itu lalu memakainya di kepala. Ayana jelas tahu lah topi siapa yang warna hitam terus di bagian depannya ada hiu warna biru laut serta tulisan 'Baby Shark' warna putih di atasnya. "JO!!! IJO!!! KAK AYA MINJEM TOPI IJO, YA. Iya, Kak, ambil aja, gak Izo pake kok." Ayana lapor sendiri, jawab sendiri.

Beberapa saat Ayana tak mendengar sahutan dari si empunya, Ayana pun hendak kembali ke kamar Keana untuk mengajaknya berangkat.

CKLEK!

"ENAK AJA!" Yang punya datang gaes. Barusan dari kamar mandi rupanya. "GAK MAU! AKU MAU PAKE ITU!"

"Minjem dong, Jo! Pelit banget sih."

"Nggak mau!" Tangan Keizo bergerak hendak merebut topinya dari kepala sang kakak. "Biarin pelit! Orang topiku, kok kakak yang ngatur."

"Ya, 'kan sekali ini minjemnya. Lain kali nggak. Pelit banget sih! Padahal Kakak sekhing jajanin kamu cilok loh."

"Ntar aku ganti jajanin Kakak cilok! Pokoknya aku gak mau kasih pinjem topiku!"

"Sekali ini, Jo! Lagian bajumu hijau celana cokelat, masa topinya hitam sama bikhu! Nanti kamu disangka cenil!"

"Biarin! Disangka cenil kek, klepon kek, kue ape kek! Terserah!" Sekarang mimik wajah Keizo terlihat sangat menjengkelkan bagi Ayana. "Siniin topinya!" Keizo menyodorkan tangannya untuk menerima topi.

Dengan berat hati Ayana pun melepas topi Keizo dari kepalanya. Setelah lepas baru ia lemparkan pada Keizo. "NIH! NIH! MAKAN TUH TOPI! JILAT! TELEN SEKALIAN!" Kemudian Ayana berjalan menjauh meninggalkan Keizo.

Dari ruang tamu ternyata ada yang mendengarkan pertengkaran keduanya dengan seksama. "Tumben banget berantemnya segitu doang. Biasanya kalau belum ada yang nangis belum kelar."

"Ngapain, Pa, nyalain obat nyamuk pagi-pagi?" tanya Ansell. Biasanya 'kan masang obat nyamuk malam-malam pas mau tidur.

Si Bapak yang tadinya fokus mendengarkan pertengkaran anak bungsu dan sulungnya lantas mendongkak untuk menatap Ansell yang berdiri dua meter di depannya.

"Ya, biar gak ada nyamuk. Kenapa, Bang?"

Iya juga sih. Tapi... "Gak apa-apa, Pa." Setelah itu Ansell melanjutkan langkahnya ke kamar.

***

"Si Ucul mana sih? Kikhain gue sama Kea udah paling telat datangnya!" Ayana geram dengan Ucul karena sudah sepuluh menit mereka sampai di tempat perjanjian, pemuda itu masih belum datang juga.

Adapun tujuan mereka disini adalah membantu Carrel, Tami, dan Uyon sebagai anggota Karang Taruna komplek setempat. Karena acara ulang tahunnya akan diadakan di lapangan dekat warung kelontong Kak Yeyen, jadinya mereka ngumpul di depan warung Kak Yeyen aja. Sekarang warungnya udah ada duduk-dudukannya kayak yang di Indovember. Dikasihin payung yang gede lagi, jadi adem banget duduk disitu.

Btw nih kenapa cuma Carrel, Tami, dan Uyon saja yang ikut Karang Taruna? Dan kenapa si Uyon bisa ikut? Carrel katanya karena mau nambah pengalaman berorganisasi, produktif banget hidupnya, mana di sekolah juga ikut pramuka sama OSIS. Tami ikut Karang Taruna alasannya gak beda jauh sama Carrel.

Nah, si Uyon ini dasarnya gak mau, tapi disodorin mulu sama emaknya. Sampe diancam bakalan coret KK kalau gak ikut Karang Taruna. Soalnya si Uyon kalau di rumah kerjaannya main game mulu kalau nggak ngabisin makanan, sekalinya keluar pasti nongkrong. Apa nggak rusak mata orang tuanya. Mata pancaharian maksudnya. Mending ikut KT biar temennya makin banyak.

Jajar Genjang [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang