Terdekap Lelap

Mulai dari awal
                                    

    Didi mencoba menutupi Kepalanya dengan bantal, tapi masih saja terdengar suara air itu, semakin  lama suara itu semakin terasa keras, hingga tak lagi bisa dipejamkan matanya.

     Bangkitlah dia dari tempat tidur, diambilnya baskom serta spon yang biasa digunakan untuk mencuci piring,  Dia menaruh spon kedalam baskom agar air yang jatuh dari atap yang bocor tidak bersuara lagi. Hatinya mulai agak tenang , rencananya berhasil, kembali dia ke tempat tidur dan mulai memejamkan mata kembali.




                   ^^^^^^^^^^^^^^^





    “ Zztt....zzttt...zztt...zzzttt...”

     beberapa kali Handphone itu bergetar, terpampang di layar Handphone itu wajah seorang wanita. Wanita itu adalah Sita, pacar Didi, sudah 3 tahun mereka pacaran, namun hubungan mereka rumit, sering putus nyambung ga jelas, ya mungkin karena sama – sama  masih muda, jadi belum bisa mengendalikan ego masing – masing.

  Panggilan itu membangunksn Didi kembali, walaupun dalam mode getar, dia masih bisa mendengarkan suara getaran handphonenya.

  “Ada apa Sayang, barusan aku baru bisa tidur, kebangun gara – gara kamu nelpon”. Didi mengangkat panggilan telepon Sita sambil memicingkan matanya.

  “Eh sorry ya Yang, kirain masih melek, nih Aku sudah dalam kereta mau berangkat”.

  “Iya Sayang, hati – hati  ya, maaf nih Aku sudah ngantuk banget soalnya”.

  “Iya deh Yang,sorry banget ya gangguin Kamu, ya udah Kamu bobo aja, love you Sayang muuach...”.

  “Love you Yang”. Jawab Didi sekenanya membalas kata – kata terakhir Sita.

  Malam itu Sita akan pulang ke kampung halamannya, Pamannya akan mengadakan hajatan yang cukup besar, Dia mengambil cuti selama 5 hari untuk membantu pamannya di kampung.

   Dengan perasaan dongkol Dia mencoba kembali ke tujuan utamanya, merapatkan tubuhnya ke ranjang dan membiarkan rasa kantuk merasuki pikirannya, menuntunnya ke dalam mimpi yang indah.




                ^^^^^^^^^^^^^^^



   Terdengar sayup –sayup langkah kaki dari luar, walaupun hujan masih lumayan deras, tapi langkah kaki itu terdengar dengan jelas. Didi mendengar langkah itu dan perlahan membuka gorden jendela, mencoba mencari tahu Siapa yang ada di luar sana. Nampak samar – samar terlihat sosok yang mencurigakan, kondisi malam yang gelap serta minimnya  penerangan membuat Dia sulit untuk mengidentifikasi siapa orang yang berada di luar itu. 

   Sosok itu mulai membuka pagar yang tidak dikunci, kepalanya celingukan seakan sedang mencari sesuatu, dihampirinya motor yang terparkir di halaman,motor matic keluaran terbaru yang di beli Didi 2 bulan yang lalu. Terlihat sosok itu mengutak – atik stang motor, terlihat Dia sedang mengerjakan sesuatu.

  “Ah Maling sialan”. Didi bergumam dan melompat dari tempat tidur.

  Segera Dia berlari menuju ke  ruang tamu, dia mengambil balok kayu yang berada di belakang pintu, kebetulan balok tersebut tergeletak di sana karena sisa material perbaikan atap dapur minggu lalu, dia belum sempat membereskan sisa barang – barang yang tidak terpakai karena memang sedang sibuk.

   Dibukanya pintu depan rumah.

  ”cekrek....”.

   Seketika Maling itu menoleh ke sumber suara berasal, dengan secepat kilat Si Maling membalikkan badan lalu mengambil langkah seribu menuju ke pagar halaman yang tidak terkunci. 

Terdekap LelapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang