Sakura mengangguk medengarkan. "Papa dan mama waktu itu juga bilang begitu. Sakura tidak boleh membuka pintu untuk orang asing" ucapnya.
Shion mengangguk dan tersenyum lembut. "Sekarang, ayo kita hias kue nya..." ucapnya semangat. Sakura mengangguk dan segera mengambil kue yang sudah mereka buat diawal tadi. Kata Shion, mereka harus mendinginkannya sebentar, agar lebih mudah untuk dihias.
"Menurutmu, kita harus menghiasnya dengan apa?" tanya Shion.
"Tomat" ucap Sakura yang sukses membuat Shion mengernyit heran. "Kenapa tomat?" tanyanya bingung. Bukankah tomat sangat aneh untuk dijadikan hiasan kue?
"Karena Sasuke suka tomat..." jawab Sakura dengan polos. Sambil mulai mengambil beberapa tomat dan mencucinya. Tanpa sadar, ucapannya sukses membuat Shion tercubit. Sakura menyukai Sasuke... batinnya sedih.
Saat Sakura selesai mencuci tomatnya, Shion kembali tersenyum lembut kearahnya. "Baiklah... Ayo kita hias kue nya dengan tomat" ucapnya sambil berusaha menenangkan hatinya. Berkali-kali ia tekankan pada dirinya kalau Sakura tidak munkin menyukai Sasuke.
Namun melihat Sakura yang terus tersenyum saat menghias kue itu benar-benar membuatnya gusar. Tegakah ia merampas Sasuke dari sisi Sakura? Saat ia sendiri tahu, kalau Sakura mencintai Sasuke. Gadis itu hanya tidak mengerti, karena tidak ada yang mengajarinya soal itu. Tidak ada yang mengajari Sakura tentang arti cinta...
***
Saat Sakura mendengar suara mobil memasuki kawasan rumahnya, ia langsung tersenyum dan segera berlari untuk menyambut Sasuke. "Sasuke, makanan hari ini sangat banyak. Tadi aku membuatnya bersama Shion" ucap Sakura semangat.
Sasuke mengangguk sambil bergumam "Hn"
"Ayo kita makan..." ucap Sakura yang sudah tidak sabar mencoba hasil mesakannya bersama Shion tadi. Walau sejujurnya, ia sudah cukup banyak mencicipinya saat menemani Shion tadi. Tapi ia tetap mencobanya bersama Sasuke. Ia juga ingin menceritakan keseruannya dan Shion hari ini.
"Hn. Tapi Aku mandi dulu, Sakura..." jawab Sasuke. Sakura mengangguk, "Oke... Tapi jangan lama-lama yaa" ucapnya.
"Iyaa..." ucap Sasuke sambil menghela napas. Saat lewat, ia menyempatkan dirinya untuk mengacak rambut Sakura. Pasalnya gadis itu terus saja menatapnya dengan mata berbinar, seolah tak sabar untuk mengajaknya makan.
"Tidak akan lama" ucapnya meyakinkan. Sakura mengangguk pelan dengan kedua pipi yang memerah. Saat Sasuke sudah naik keaatas, ia menyentuh rambutnya yang tadi sempat diacak-acak Sasuke. "Tangan Sasuke memang hangat" ucapnya dengan senyum cerahnya.
***
"Kudengar kau menemani Sakura memasak tadi. Terima kasih..." ucap Sasuke pada orang diseberang telepon. Ia sedang menelepon Shion umtuk mengucapkan terima kasih. Saat ia dan Sakura makan malam tadi, gadis itu terus menceritakan bagaimana keseruannya saat memasak tadi.
Shion ikut tersenyum saat mendengar ucapan terima kasih dari Sasuke. Namun saat mengingat Sakura, ia kembali teringat akan senyum manisnya saat menghias kue tadi. Bahkan ucapan singkat Sakura masih terus mengganggunya. "Karena Sasuke suka tomat..."
Ia harap tebakannya salah. Tebakan bahwa... Sakura mencintai Sasuke...
"Kau masih disana Shion?" tanya Sasuke saat tak kunjung mendengar sahutan Shion dari seberang sana. "Ah yaa, aku masih disini. Aku hanya sedikit mengantuk" jawabnya beralasan.
Sasuke tersenyum. "Mungkin kau kelelahan karena menemani Sakura memasak seharian. Istirahatlah... Sekali lagi terima kasih yaa. Terima kasih karena kau sudah menemani Sakura. Dan... Terima kasih sudah mau menungguku. Aku sangat menghargai hal itu."
"Bukan masalah... Sakura gadis yang baik. Ia hanya terjebak dalam takdir yang buruk. Dia layak bahagia..." sahut Shion dengan senyum lembut. Sepertinya memang tidak ada yang harus ia khawatirkan. Ia dan Sasuke pasti bisa bersama setelah ini.
"Kau benar... Sakura layak Bahagia. Kuharap ia bisa menemukan kebahagian sejatinya suatu hari nanti" ucap Sasuke. Sungguh itu bukan sekedar ucapan kosong, Ia mengatakannya dengan tulus.
"Ahh yaa... Terima kasih juga untuk kue nya. Hiasan tomatnya terlihat aneh, tapi aku menyukainya. Tomat itu cukup menetralkan rasa manis dari cream-nya" ucap Sasuke dengan senyum samar saat mengingat bentuk kue tadi.
"Yaa, sama-sama. Sakura juga banyak membantu tadi" jawab Shion.
"Hn, kau juga tidurlah. Selamat malam..." lanjutnya saat Sasuke menyuruhnya tidur. Setelah panggilan itu berakhir, Shion memegang erat ponselnya dengan bimbang. "Tomat itu ide Sakura" batinnya nanar. Sejujurnya, ia bahkan tidak tahu kalau Sasuke suka tomat. Ia hanya memasak sesuai dengan keahliannya. Sepertinya, Sakura mengenal Sasuke lebih baik darinya...
***
Dinginnya AC, sepertinya tak cukup dingin untuk menyejukkan diri Sasuke. Dengan sedikit kasar, ia manarik dasinya untuk melonggarkan sedikit kerah bajunya. Ia benar-benar kesal melihat berbagai masalah yang muncul di proyek terbarunya.
Dengan kasar ia mengutak-atik ponselnya, dan mendekatkannya ke telinga. "Sebenarnya apa masalahnya? Membebaskan lahan saja kalian tidak bisa?" Semprot Sasuke pada orang diseberang telepon.
"Kalau dia tidak mau menjaualnya, yaa bujuk! Tawarkan ganti rugi yang lebih besar. Aku tidak mau tahu, minggu depan semuanya sudah harus beres!"
"Ck! Menyusahkan saja... Kalau dia tidak mau uang, tanya apa keinginannya. Intinya bujuk dia sebaik mungkin!" katanya cepat tanpa memberikan kesempatan bagi lawan bicaranya untuk menyela. Setelahnya tanpa babibu, telepon itu langsung ia matikan.
"Sialan!" umapatnya sambil memijit dahinya. "Ck!" ucapnya kesal saat handphone nya tiba-tiba berbunyi. "Apa lagi? Apa perintahku masih kurang jelas?"
"Sasuke?" pria itu mengernyit saat mendengar suara perempuan. Ia menjauhkan handphonenya dan menatap nama yang tertera dilayarnya. Ternyata itu dari nomor Sakura. Tapi kenapa suaranya berbeda? Suara itu jelas bukan milik Sakura...
"Halo? Aku Ino. Aku mau minta izin memgajak Sakura jalan-jalan" ucap suara yang ternyata adalah Ino. Sasuke mengenalnya sebagai teman dekat Shikamaru. Atau mungkin bisa disebut sebagai TTM-an...
"Jangan memgajaknya keluar rumah. Temani saja dia di manshion" jawab Sasuke.
"Maaf sebelumnya, tapi kami sudah tiba di Mall Akatsuki. Jangan khawatir, Sakura aman bersamaku... Iya kan Sakura?" sahut Ino. Dan setelahnya terdengar suara Sakura, "Huum, Sakura suka ber— ahh, Gaara"
Sasuke mengernyit, Gaara? Kenapa pria itu bisa ada disana? Sasuke bisa mendengar kalau Ino sedikit menyapa Gaara dan Shikamaru. Sepertinya mereka tidak sengaja bertemu disana.
"Sudah dulu yaa, Sasuke. Aku pastikan Sakura akan baik-baik saja. Kebetulan kami bertemu Shikamaru dan Gaara disini. Jadi kau tidak usah khawatir" ucap Ino. Tanpa menunggu jawaban Sasuke, ia langsung menutup telepon itu.
Sasuke mengernyit saat panggilan terputus. "Tidak sopan!" dengusnya kesal akan ulah Ino yang mematikan telepon seenaknya. Ia bahkan sudah lancang memgajak Sakura jalan-jalan tanpa mengabarinya terlebih dahulu. Bagaimana kalau Sakura berteriak seperti waktu itu? Atau kemungkinan teeburuk, bagaimana kalau ia kembali kejang?
***
"Tumben kau mau jalan-jalan ke mall, Shikamaru..." ucap Ino heran. Seingatnya Shikamaru adalah tipikal pemalas yang sialnya kaya dan janius. Tipikal anak yang selalu mengantuk tiap jam pelajaran, namun tetap mendapat nilai sempurna saat ujian. It's annoying!