“Nggeh Pak," jawab Ayu, Medina, dan Bobby bersamaan.
# # #
[Sekedar informasi; bahwa keluarga Alexa di sini beragama Islam walaupun mereka suku Batak].Keadaan di dalam rumah Alexa tak jauh beda dengan Bobby. Mereka salat Magrib di ikuti zikir, dan membaca Alquran kemudian dilanjutkan salat Isya. Setelah selesai baru mereka makan malam.
Alexa begitu senang bisa makan bersama kali ini karena, ayahnya ada di rumah. Biasanya ayahnya selalu tidak ada di rumah karena ayahnya seorang sopir lintas pengangkutan barang dari pelabuhan Belawan ke daerah tujuan sesuai rekomendasi pihak pelabuhan. Jadi, sudah pasti jarang pulang ke rumah.
“Robin, ke mana Kakak Kau kok tidak makan?” tanya sang bapak Lamhot Hutagalung.
“Saya, Pak, nih aku datang,” sahut Alexa.
“Lambat kali Kau datang, Bapak sudah kelaparan sekali,” ketus sang bapak dengan logat Bataknya.
“Sudahlah itu, ayok kita makan dulu, mubazir nanti kalau tak dimakan,” ucap sang mamak Bertha Rosalina Manulang.
“Tak apa, Mak, tapi Aku senang sekali karena Bapak bisa hadir untuk makan bersama. Biasanya tau sendirilah, Mak, Bapak tak pernah pulang."
“Bukan tak pernah pulang, Alexa, tetapi tak sempat,” tegas sang ayah.
Itulah obrolan mereka yang selalu beradu argumen namun, tidak meninggalkan logat Bataknya dan lantang dalam berbicara. Oleh karena itu, jika ada tetangga yang belum pernah melihat dan mendengar keluarga mereka. Maka akan terlihat seperti bertengkar. Dan itulah salah satu budaya khas suku Batak yang berbicara dengan logat Bataknya.
Setelah makan malam, ayah dan ibu Alexa duduk di ruang tamu. Sementara itu, Alexa dan sang adik Robin Alonso Hutagalung membersihkan meja makan.
“Cepatlah, Dek bantu Kakak beresin meja makan ini. Kau jangan duduk-duduk saja,” pinta Alexa.
“Sebentar, Kak. Aku kan belum selesai makan,” jawab sang adik.
“Makanya cepatlah, mumpung Bapak masih di rumah. Kita bisa bercanda-canda dengan Bapak, jarang sekali kita bercanda-canda dengan Bapak,” ucap Alexa.
“Iya, Kak, nih Robin uda selesai makannya.”
Setelah selesai membersihkan meja, Alexa dan Robin menuju ruang tamu untuk bergabung dengan bapak ibunya. Mereka berdua manja-manjaan dengan sang bapak terutama Alexa karena Alexa tidak pernah bertemu dengan bapaknya, yang kebetulan sudah bekerja. Alexa merasa puas untuk malam ini karena bisa bersenda gurau dengan bapaknya. Mereka akhirnya beranjak tidur karena waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.
***
Bobby tidak dapat bermain ke rumah Alexa karena membantu adiknya belajar hingga larut malam. Dia pun tidak mempermasalahkan hal itu sebab masih ada hari yang lain. Dia dan adiknya beranjak tidur karena sudah larut malam.
♥️♥️♥️
Pagi hari yang cerah, segala aktivitas segera dilakukan tidak terkecuali dengan Bapak Lamhot Hutagalung yang harus cepat sampai di Pelabuhan Belawan. Ia juga harus memeriksa kondisi truk yang dibawanya agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Apa pun yang terjadi di perjalanan maka yang susah jelas sang sopir. Sedangkan istrinya yaitu Ibu Bertha hanya berjualan di toko kelontong depan rumahnya.
Sama halnya dengan Bapak si Bobby Sandy Rizwan yang bekerja sebagai sopir angkot di kota Medan, harus memeriksa juga kondisi bus tersebut. Hari ini dia bekerja tidak terburu-buru karena trayek angkotnya sekitar pukul 10 pagi. Jadi, Bapak Sandy bisa mencuci angkotnya dulu. Sedangkan istrinya hanya ibu rumah tangga yang terkadang suka membuat kue, jika ada yang pesan ataupun dititipkan di toko Ibu Bertha.
Ibu Ayu Marlina setiap hari bangun pukul 4 pagi dan melakukan aktivitasnya seperti ibu-ibu pada umumnya. Walaupun belum selesai aktivitasnya jika akan masuk waktu salat Subuh, maka dia akan membangunkan seluruh anggota keluarganya untuk melaksanakan salat Subuh.
"Bang, tangi Bang, ayok salat Subuh sek."
"Jam piro rupane iki?"
"Ra usah takon jam piro, pastine arep masuk salat Subuh."
"Yo wes, arek-arek ditangekno kono,"
“"Nggeh, Bang."
Ibu Ayu pun berjalan menuju kamar Bobby dan Medina yang saling berhadapan.
“Tok..tok..tok”
“Medina! Bobby!” panggil sang ibu.
“Dalem, Mak,” sahut mereka berdua.
“Ayo bangun uda mau masuk salat Subuh.”
“Nggeh, Mak.
Setengah jam kemudian setelah selesai salat Subuh. Mereka menuju meja makan untuk sarapan walaupun hari masih gelap.
Mereka melakukan aktivitas yang belum selesai dikerjakan seperti menyapu halaman, menyiram bunga, mengepel lantai, dan lain sebagainya. Karena kebetulan hari ini Medina dan Bobby libur sekolah maka seluruh pekerjaan tersebut lebih cepat diselesaikan.
Hari ini Bobby berencana akan ke rumah Alexa untuk bertanya tentang materi tugas sekolahnya. Dia takut apabila Alexa sudah kembali bekerja maka dia akan bingung mau bertanya kepada siapa.
“Mak, aku nanti mau ke rumah Kak Alexa boleh?” tanya Bobby.
“Boleh tapi jangan di kamar berdua ya,” pinta sang ibu.
“Nggeh, Mak.
“Aku ikut, Bang, mau belajar sama Robin,” pinta Medina.
“Iya, Dek.”
“Jangan lama-lama di sana. Kalau Uwak Bertha minta bantuan, ya ditolong, Bob. Dan ingat jangan di kamar berdua,” pesan sang ibu.
“Mamak, apaan sih."
“Bob, Mamak tau, kau dan Alexa saling menyayangi dan lagi kasmaran. Apalagi kalian sudah lama tidak bertemu. Mamak gak mau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.”
“Nggeh, Mak,” Bobby tak bisa berkata apa-apa. Dia hanya bisa menunduk malu atas perkataan sang ibu.
Bersambung...
Terima kasih telah membaca karyaku dan jangan lupa budayakan mengeklik bintang dan beri saran.
I love you so much. ♥️♥️♥️
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Beda Usia
Teen FictionWalaupun beda usia, jika Tuhan sudah menentukan maka siapapun tidak akan bisa memisahkannya. Inilah yang terjadi pada Bobby dan Alexa. Bobby Prasetyo, remaja 18 tahun mencari materi untuk tugas yang diberikan oleh gurunya. Alexa Maulina Hutagalung...
3. Kegiatan keluarga
Mulai dari awal