"Oke aku akan melakukannya."
"Terima kasih, beri tahu aku apa yang ia jawab nanti."
"Tentu, Dahyun-shi."
Dahyun menghela napas pelan lalu mematikan panggilannya. Menaruh kembali ponselnya di tas dan memandang langit-langit kota yang tertutup awan.
.
.
.Sana tiba di rumahnya sekitar setengah jam yang lalu. Suasananya sedikit tidak mengenakan karena dalam beberapa hari ini ia tidak sempat pulang untuk membersihkan rumah. Terlihat jelas butiran debu memenuhi seluruh ruangannya.
Sana saja masih aktif melakukan pekerjaannya sementara ibunya kembali beristirahat di kamarnya. Kalau tidak seperti itu, ia akan pusing karena pertanyaan yang terus terlontarkan oleh ibunya tentang Dahyun.
Tangannya mengayun dengan sapu di genggamannya, menggiring debu dilantai ke arah luar dengan hati-hati. Sampai sebuah ketukan berhasil mengambil atensinya. Sana menyandarkan sapu ke dinding lalu menghampiri pintu dimana suara tadi berasal. Membukanya dengan perlahan terlihat seorang lelaki berdiri tegak di hadapannya sekarang.
"Ahjussi? Ada apa?" tanya Sana sedikit terheran.
"Aku hanya ingin menjenguk ibumu, Sana."
"Aahhh... Silahkan masuk." Ujar Sana mempersilahkannya masuk dan duduk di sofa ruang tamu yang tidak jauh dari pintu tadi.
"Maaf aku tidak bisa menengok ke rumah sakit kemarin, pekerjaan menghalangiku." ungkap lelaki itu dengan suara beratnya.
"Tidak apa-apa ahjussi, Sana ataupun ibu juga tidak mempermasalahkan itu."
"Bagaimana kondisinya? Apa sudah benar-benar membaik?"
Sana duduk di depan lelaki itu sembari mengangguk pelan.
"Sudah cukup baik tapi masih harus rutin minum obat juga istirahat. Ibu juga tidak diperbolehkan terlalu lelah.""Semoga ia cepat sembuh dan benar-benar sehat seperti sedia kala."
"Semoga." Sana menganggukkan kepalanya hingga teringat sesuatu.
"Omo Sana lupa membuatkan minum. Ahjussi ingin apa?"
"Tidak perlu, Sana. Aku akan pulang saja."
"Tidak apa-apa, ahjussi. Ahjussi sangat jarang main ke rumah, jadi Sana merasa terhormat jika ahjussi lebih lama disini. Dan jika ibu bangun lalu mendapati ahjussi disini ia pasti akan senang."
"Terserahmu saja, Sana."
"Ahjussi ingin apa?"
"Seadanya. Ahjussi menyukai semuanya."
"Baiklah." Sana bangkit dari duduknya lalu pergi ke dapur untuk membuatkan minuman untuk lelaki itu. Tiba-tiba saja ponsel di sakunya berdering, satu tangannya mengambil benda persegi panjang itu dan langsung mengangkatnya.
"Yeoboseyo?"
"Sana kau dimana?"
Sana melihat ke arah layar setelah mendengar suara dari seberang. Benar saja, gadis itu lagi.
"Aku sudah pulang."
"Yak kenapa kau tidak memberitahuku?! Aku di rumah sakit sekarang."
"Tidak memberi tahu? Kau saja tidak mau tahu bukan? Lagipula tidak ada gunanya." ujar Sana malas.
"Sudahlah... aku ingin bertemu denganmu."
"Datang saja ke rumahku."
"Aku tidak tahu dimana rumahmu. Cepat share loc!" ucap si lawan bicara lalu memutus panggilannya membuat Sana berdecak kesal dan tanpa banyak waktu langsung mengirimkan lokasinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Different [Slow Update]
Fanfiction[HIATUS] Aku membencimu Perempuan tidak tahu malu SaiDa x JeongMi x JeongSa warning! gxg