25. Tragedi.

Mulai dari awal
                                    

Bella menyengir lalu menggelengkan kepalanya. "Gak ada, Bella tau sendiri kok."

"Lagian abang sama kak Al, cocok. Kenapa nggak pacaran aja."

♡♡♡

Alice melangkahkan kakinya menuju ke kelas. Tak sengaja matanya bertubrukan dengan ketiga temanya. Sesi, Risa dan Delia yang berjalan berlawanan arah dengan Alice.

Mereka pasti hendak pergi ke ruang ganti karena jam pelajaran pertama di isi dengan mata pelajaran penjas.

Alice masih melangkahkan kakinya, bersikap acuh saat ketiganya melewati Alice.

Saat Alice sudah melewati ketiganya, Risa Sesi dan Delia membalikkan badan melihat punggung Alice yang sudah menjauh. Gadis itu sama sekali tidak menoleh kebelakang, membuat ketiganya menghela napas.

"Lo berdua liat sendirikan kalo Alice itu udah nggak perduli lagi sama lo berdua, dia udah ngelupain kita-kita. Jadi lo berdua masih nganggep dia temen?" Delia menatap Risa dan Sesi bergantian. "Buka mata kalian lebar-lebar, dia udah nggak perduli lagi sama persahabatan kita, buktinya dia nikung gue."

"Ini baru gue lho, gue takutnya dia bakal nikung lo berdua nanti, kalo kalian masih mau temenan sama dia," lanjut Delia.

"Jadi ... lo mau milih ada di pihak gue atau dia?"

Risa melirik sekilas pada Sesi kemudian beralih ke Delia yang terlihat kesal. "Del, bukannya gue udah pernah bilang kalo gue harus milih antara ada di pihak lo atau Alice. Gue gak bisa. Kita itu udah lama temenan. Kita udah ngelewatin hari-hari sama kebersamaan, apa lo nggak inget--"

"Sutt." Delia mengangkat tangannya. "Lo ngomong kaya gitu karena lo nggak ngerasain ada di posisi gue. Lo nggak punya orang spesial kaya gue sama Sesi. Jadi lo mah oke oke aja, yakan?"

Risa menutup perlahan matanya. "Del, gue kenal lo itu udah lumayan lama, dan gue tau sifat lo itu nggak kaya gini."

"Udahlah lo nggak ngerti. Lo lebih milih dia kan, yaudah sono!" Delia melangkahkan kembali kakinya menuju ruang ganti.

Risa saling pandang dengan Sesi. "Udah gue bilang, mereka susah buat di satuin lagi," kata Sesi.

"Sumpah Ses, lo beneran ngomong kaya gitu ke Alice? Lo sadarkan kalo ucapan lo itu nyakitin hatinya, Al?" tanya Risa tidak habis pikir.

Selama ini ia pikir Sesi tidak mengatakan apapun pada Alice. Apalagi, perkataan yang Sesi ceritakan kepada Risa itu seharusnya tidak keluar.

Ya, memang Risa sedikit menjauh dari Alice. Tapi itu bukan karena ia takut akan ditikung oleh Alice nanti. Ia melakukan itu agar perlahan dapat mempersatukan mereka berdua.

Tapi Sesi malah melakukan kesalahan dengan mengatakan kalimat yang menyakitkan kepada Alice. Sesi malah ikut terhasut oleh omongan Amanda dan Mariana.

"Udah Ris, gue juga pusing mikirinnya," keluh Sesi.

"Ck, bego lo!" umpat Risa saking kesalnya. "Yaudah kita pikirin rencana apa lagi yang bisa buat mereka kembali kaya dulu--"

"Lo aja, gue udah nyerah," sela Sesi. Lalu ikut pergi meninggalkan Risa sendirian.

♡♡♡

Riki mengarahkan matanya untuk melihat kelapangan utama. Disana sudah ada banyak murid kelas 11 IPA 2 yang sedang berdiri sembari melakukan pemanasan.

Saat ini para inti geng Leo sedang nongkrong di depan kelas mereka, pelajaran pertama jam kosong. Karena guru mata pelajarannya sedang sakit, dan hanya memberikan tugas saja. Bukannya mengerjakan tugas, tapi mereka malah memilih bersantai di depan kelas.

3 8 1 : I LOVE YOU [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang