Take Me Back to 2020

Mulai dari awal
                                    

"Rumah apa? Mana ada rumah di sini. Tanahnya aja belum laku,"

Aku terhenyak mendengar jawabannya. Semakin panik, aku menatap ke sekeliling dan menemukan sebuah papan penanda bertuliskan kata "Dijual". Ada apa sebenarnya? Mengapa semua jadi seperti ini?

"Dek, kamu baik-baik aja?"

Pria itu masih memastikan keadaanku yang terlihat linglung dengan semua yang baru saja terjadi. Aku meyakinkannya bahwa aku tidak apa-apa. Walaupun sebenarnya, kepalaku sangat sakit dan jantungku berdegup kencang karena kejadian yang tak bisa terpikirkan oleh nalar ini.

"Yaudah, saya tinggal dulu ya,"

Pria itu pergi berlalu, tapi aku masih bergeming di bawah terik matahari yang perlahan membakar kulitku dengan sinarnya. Berbagai pertanyaan muncul di dalam otakku. Namun intinya, apa yang sebenarnya telah terjadi padaku?

Tunggu sebentar, mengapa tubuhku seperti menciut?

Aku memutuskan untuk pulang ke rumah orangtuaku. Namun ketika sampai, aku terbelalak saat melihat sosok adikku yang sedang bermain boneka di teras. Ia berubah menjadi anak kecil usia tujuh tahunan. Aku semakin bingung.

Aku melenggang masuk ke dalam rumahku. Tapi tak menemukan keberadaan kedua orangtuaku. Hingga akhirnya mataku menangkap sebuah objek yang memperjelas semuanya.

Kalender tahun 2013.

Benda itu terpajang rapi di dinding ruang tamuku. Sekarang semuanya telah jelas. Aku pikir, aku telah tergelincir ke masa lampau. Atau, sebenarnya selama ini aku tidak kemana-mana dan hanya bermimpi buruk tentang masa depan?

Aku harus menghubungi admin DARK ICE yang lain.

Aku merogoh kantung celanaku dan menemukan ponselku telah berubah. Ini ponsel lamaku. Tidak terlalu canggih memang, tapi setidaknya aku masih bisa membuka akses ke akun facebookku.

Aku terkejut saat melihat profil akun yang tertera di ponselku. Ini adalah akun lamaku. Astaga, ini sangat memalukan! Kenapa aku harus membuat status-status menjijikan seperti ini?

Aku segera mengetik kata 'DARK ICE' di kolom pencarian. Namun aku tak menemukannya. Apakah aku benar-benar tergelincir ke masa lalu? Atau semua yang aku alami selama ini hanyalah mimpi semata?

Jika ini tahun 2013, itu tandanya aku masih kelas 1 SMP dan berada satu sekolah dengan Ray. Aku rasa, besok aku harus menemui dia di kelasnya.

Keesokan harinya aku berangkat sekolah seperti yang biasa ku lakukan dulu. Aku harus naik angkutan umum sebanyak 2 kali karena jarak antara rumahku dengan sekolah lumayan jauh. Aku sangat merindukannya. Sepanjang perjalanan, aku selalu mengingat masa-masa dimana aku menjalani rutinitas sebagai seorang pelajar yang polos. Tak ada pemikiran lain yang dapat membuat diriku stress. Semuanya selalu berjalan dengan baik.

Segera setelah sampai, aku langsung bergegas menuju ke kelas Ray. Aku dan dia berada di kelas yang berbeda. Jarak antara kelasku dan dia pun lumayan jauh, dia di kelas A sedangkan aku di kelas P. Itu lah alasan mengapa kami baru mengenal satu sama lain setelah lulus, karena tak sengaja bertemu di salah satu grup horor di facebook.

Apakah Ray benar-benar ada? Ataukah dia hanya tokoh yang lahir di dalam mimpiku?

Aku mengintip di balik pintu dengan sedikit keraguan. Menatap seluruh penjuru kelas untuk menemukan sosok Ray. Tak ada seorang pun yang aku kenali di kelas ini.

"Permisi,"

Seorang remaja laki-laki seusiaku dengan wajah oriental sedikit mengejutkanku. Sepertinya aku telah menghalangi pintu masuk ke kelasnya.

UwU Family | DARK ICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang