RION, GUE MALES SAMA LO!

Mulai dari awal
                                    

"Lo tuh yang harusnya gue tanya. Lo ngapain urusin hidup gue semenjak kemaren ketemu?" bentak Freya sambil menatap Rion.

"Nanti kamu juga tahu, temenin saya ke warung ya setelah ini!" pinta Rion kepada gadis yang menggerutu di sebelahnya.

"Mau ngapain lo?" perkataan itu jelas membuat Rion menatap Freya dengan muka biasa biasa saja.

"Ga naruh tas lo ke kelas dulu? Lo ga takut pintu gerbang belakang di tutup sama Pak Bams?" lanjut Freya dengan ketus.

"Kalaupun saya harus bolos, saya pun mau nemenin kamu seharian!" ekspresi wajah Freya terlihat sangat kaget dengan perkataan Rion.

"Gitu aja udah salting, dasar lemah!" kata Rion sambil tertawa terbahak bahak.

Freya yang merasa kehadirannya hanya untuk di permalukan akhirnya melangkahkan kaki cepat cepat supaya si Rion tidak menganggu langkah kakinya.

"Woi bercanda Freyy" teriak Rion sambil mencekal pergelangan tangan gadis itu.

"Apaan sih lo? Ganggu orang aja! Sana benahin dulu cara bicara lo biar lo punya sopan santun dikit ama cewek!" bentak Freya kepada Rion.

"Iya iya bercandaa non. PMS apa gimana sih ni cewek, udah ah ikut saya dulu!" kata Rion sambil menarik tangan Freya yang berjalan di belakangnya.

"Heeemmmm" gumam Freya membalas permintaan Rion dengan ekspresi sedatar datarnya.

▫️▫️▫️▫️

Sesampainya di warkop Bi Tari, rasanya Freya masih risih dengan cowok yang dari kemaren membuntutinya. Demi Tuhan beserta ciptaannya, Rion adalah cowok ga tau diri yang mengganggu kehidupannya.

"Kamu ngapain bengong disitu?" tanya laki laki itu.

Dengan spontan Rion berdiri dan menarik kursi kayu di hadapan tempat dia duduk tadi. Sempat kaget, akhirnya Freya memandang cowok itu dengan ekspresi bertanya tanpa mau menuruti perkataannya.

"Duduk! masak gitu doang perlu dijelasin?" kata cowok itu lagi sambil menarik pergelangan tangan Freya dengan paksa.

"Gue bisa sendiri tau!" jawab Freya sambil melepaskan cengkalan pergelangan tangan Rion.

"Kalo kamu bisa dari tadi ngapain nunggu saya buat narik kursi terus nyuruh kamu duduk?" tanya Rion kepada Freya.

Gadis itu membenarkan apa yang di ucap Rion. Kalau saja dia tak di paksa, mungkin hampir 1 jam lebih bahkan bisa lebih dari itu, dia tetap terpaku di atas dimana kakinya di pijakkan. Freya segera duduk di hadapan cowok yang memaksanya untuk duduk tadi. Tidak ada satu kata terlontar dari mulutnya, hingga keheningan sesaat terpecah karena Rion segera memesan apa yang ingin dia beli.

"Bi, kopi dua ya!". Sontak hal itu membuat Freya memelototkan bola mata nya di hadapan Rion.

Cowok itu benar benar tahu persis apa yang Freya suka. Bagaimana mungkin, seseorang tanpa di kenal baru kemarin berani masuk dalam hidup Freya dan sekarang tahu apa seluk beluk di belakang dirinya. Mustahil. Satu kata yang pantas Freya lontarkan dalam hati. 

"Lo ngapain pesenin gue kopi?" tanya Freya sambil ngegas.

Ada sejuta rasa nyaman yang Rion rasakan di benaknya ketika dia dekat dengan gadis itu, lain halnya dengan seorang Julia Fara yang memiliki ke ganjenan terhadap semua cowok yang mendekatinya. Jika bukan karena kasihan, Rion pun tak sudi memaksa hatinya untuk jatuh kepada Julia yang nyatanya tidak bisa Julia taklukkan.

"Emang saya tadi bilang kalo yang satu buat kamu?" skakmat.

Benar apa kata cowok di depannya. Dia tak bilang kopi itu buat siapa, bahkan gadis itu sudah lancang ke GR an tingkat dewa di depan Rion.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 09, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RandoMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang