"Kak Langit! Ven duluan ya. Busnya udah deket." pamit Lavender lalu segera berjalan menjauh sembari melambaikan tangannya ke arah Langit yang diam-diam tersenyum sangat tipis.
"Apa cuman perasaan gue aja, lo itu mirip En, Ven."
Pagi ini Lavender berharap, harapannya untuk bisa membuat Angkasa mencintainya dapat terwujud. Bahkan jika dipikir kembali, Lavender terlalu mengejar, namun apalah daya, cinta datang secara tiba-tiba dan tidak mengenal waktu.
"Mas, itu di depan ada tawuran Mas!"
Suara teriakan itu membuat Lavender yang anteng berkhayal langsung terperanjat. Apa tawuran? Sepagi ini?
Dengan hati-hati, Lavender menoleh kearah jendela dan melihat banyaknya cowok seumurannya yang sedang memukuli beberapa cowok lainnya. Yang Lavender lihat, cowok berjaket Merah Maroon itu terus saja mengeroyok cowok yang berjaket hitam dengan lambang 'V' besar. Lambang itu mengingatkannya kepada Ang-, Geng Vextor?!
"Astaga! Ven baru ingat itu kan temen-temennya Kak Angkasa." gumamnya dengan mata yang menatap ke arah jendela.
Sekarang apa yang harus ia lakukan? Menelpon!
Tapi, dia tidak menyimpan nomor Angkasa. Sial!
Dengan nekat, Lavender turus dari Bus dan keluar melihat lebih jelas. Ngeri yang Lavender rasakan ketika melihat tiga orang berjaket hitam di keroyok oleh belasan orang berjaket Meran maroon.
Langkahnya terus membawanya mendekat, hingga kini ia benar-benar berada di hadapan sekumpulan orang yang terus memukul satu sama lain.
"STOP!" dalam satu tarikan nafas Lavender berhasil berteriak membuat mereka yang tadinya saling memukul kini menatap kearahnya membuat Lavender takut sekaligus gugup. Apa dia salah?
"Siapa lo?" tanya salah satu cowok berambut gundul dengan penampilan yang begitu acakan.
Lavender terus menunduk, dia takut. Andai saja Angkasa ada di sini. Andai saja ia tidak nekat. Tapi rasa ibanya begitu besar dibandingkan rasa takutnya sendiri.
"J-jangan p-pukul mereka t-terus, Ven gak s-suka." ucapnya terbata-bata membuat Cowok-cowok berjaket Merah Maroon itu tertawa meledek.
"Cukup menarik, apa kita bawa aja?" tanya Cowok berambut gundul dengan smirknya yang membuat Lavender kian takut.
Sedangkan ketiga cowok yang sudah babak belur itu menatap penug kasihan kepada Lavender. Ingin membantu namun tubuhnta tidak mendukung.
"J-jangan! V-ven mau p-pergi. Jangan p-pukul lag-"
Sebelum menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba dua orang cowok mendekat ke arahnya.
"Eko! Ayo pegangin!" titah si cowok berambut gundul membuat cowon yang bernama-Eko mendekat membuat Lavender mundur dengan tatapan memohon untuk tidak mendekat.
"Jangan sentuh dia! Bubar!" suara itu membuat mereka menoleh dan melihat Angkasa tengah menatap penuh amarah membuat semua anggota Askar mundur.
Eko dengan cepat memberikan kode untuk pergi dan satu persatu mereka pun mulai meninggalkan jalan yang tadi sempat terjadi keroyokan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa
Teen FictionAngkasa Sadewana. Cowok dengan seribu pesona yang mampu membuat kaum hawa terpana. Sifatnya yang galak serta tak pandang bulu. Membuatnya di takuti. Apa pun yang sudah menjadi miliknya, tidak ada satu pun yang dapat mengambilnya. Lalu, bagaimana jad...
[Angkasa-06]
Mulai dari awal