"Dih, narsis banget sih!" Valea mencibir sambil mengalihkan pandangannya.
"Gapapa, sama pacar sendiri ini. Ya gak?" tanya Nova sambil memainkan kedua alisnya.
"Apa sih" sahut Valea sambil menahan bibirnya untuk tidak tersenyum.
"Gak usah ditahan gitu senyumnya, kamu kan emang pacarnya aku," Nova berujar sambil terkekeh kecil.
Nova berdehem kemudian bertanya, "kamu ngapain selip-selip uang di softcase aku?"
"Kan aku udah bilang," jawab Valea.
"Besok aku balikin uangnya. Kamu gak cuma selip di softcase aja kan? Di tas aku juga banyak uang dua puluhan," ujar Nova sambil menunjukkan dua lembar uang seratusan dan beberapa lembar uang dua puluhan.
"Jangan dibalikin, jangan dibalikin pokoknya!" ujar Valea cepat.
"Kenapa jangan?" tanya Nova sambil menyimpan kembali uang-uang tersebut di atas nakas.
"Kalo udah dikasih jangan diambil lagi," ujar Valea mengingat pesan dari bundanya.
"Kamu gak ngambil, aku yang kembaliin," Nova tetap bersikukuh untuk mengembalikan uang gadis itu.
"Sama aja" ucap Valea seraya berdecak.
"Beda lah, kalimatnya juga udah beda" sahut Nova tak mau kalah.
Hening sesaat, kemudian Valea berujar setelah mendapat alasan. "Kamu balikin, aku ngambek. Gimana?" tanya Valea sambil tersenyum.
"Ceritanya ngancem?" tanya Nova sambil terkikik geli.
"Serius loh ini," ucap Valea dengan raut wajah serius.
"Emangnya kamu bisa ngambek sama aku?" tanya Nova sambil mengangkat sebelah alisnya.
"Bisa lah, siapa bilang gak bisa?" sahut Valea ketus.
"Siapa ya yang waktu itu minta maaf sambil nangis-nangis?" ujar Nova dengan raut wajah pura-pura berpikir.
"Siapa? Gak tau," jawab Valea sambil mengalihkan pandangannya.
"Serius gak tau? Mau aku ingetin gak gimana kalimatnya?" tanya Nova jahil.
"Maaf-" Belum sempat Nova melanjutkan kalimatnya, Valea sudah menyela terlebih dahulu.
"Bisa gak sih gak usah nyebelin?!" tanya gadis itu galak.
"Gak bisa," balas Nova sambil terkekeh.
"Val," panggil Nova.
"Hm?" sahut Valea tenang, berbeda dengan barusan.
"Malam ini kamu jangan keluar ya," pesannya sambil berjalan ke arah balkon kamarnya.
"Loh? Kenapa memangnya?" tanya Valea sambil memperhatikan Nova yang sedang melihat ke arah langit malam.
"Nanti bulan sedih karena tau ada yang lebih cantik dari dia," tutur Nova sambil tersenyum ke arah Valea.
"Siapa?" tanya Valea.
"Kamu," balas Nova tanpa mengalihkan pandangannya dari wajah Valea yang selalu terlihat cantik.
KAMU SEDANG MEMBACA
NovaLea
Teen Fiction[REVISI] Nova Pradipta Bagaskara dan Valea Shabita Maheswari. Berawal dari pertemuan keduanya yang tidak disengaja, saling mengenal satu sama lain, dan tanpa disangka salah satu darinya memiliki perasaan lebih dari seorang teman. Kisah seorang ketua...
[31] Sayang
Mulai dari awal