PART 28 : Strawberries and Cigarettes

Mulai dari awal
                                    

"Dan kau tidak memberitahu ku?"

"Ayah tidak akan mengizinkan ku," cicit Kinan disela keberaniannya, ia memang sengaja tidak memberitahu Prasetyo karena ya ia pikir pria itu tidak akan mengizinkannya.

"Apa Ayah pernah menolak permintaanmu? Walau Ayah menolak pun aku akan tetap mengizinkanmu Kinan," ucap Prasetyo yang kini sudah mulai melunak, melihat raut wajah ketakutan Kinan membuat Prasetyo tak tega memarahi anak perempuannya ini.

Sejak kecelakaan yang mengakibatkan Kinan koma selama bertahun-tahun lamanya, membuat Prasetyo tidak bisa terlalu keras pada pada Kinan, karena setiap kali ia melakukannya maka bayangan Kinan terbaring koma akan menghantui pikiran Prasetyo.

"Maaf Ayah," hanya itu yang bisa keluar dari mulut Kinan.

"Jangan ulangi lagi, apapun yang kau lakukan disana penting atau tidak tetap katakan apapun itu pada Ayah, karena dengan begitu aku yakin kau tidak akan berniat meninggalkanku," setitik air mata turun dari netra cokelat bening milik Kinan, ia merasa mulai melupakan Prasetyo selama hampir dua Minggu ini. Rafael terlalu pandai mengalihkan perhatiannya.

"Maaf Ayah, aku tidak akan melupakanmu dan tenanglah aku akan kembali padamu," ujar Kinan sambil terisak.

"Apa kau mencoba merayuku?"

"Ya.. aku mencoba merayumu apa kau merasa terayu sekarang?" Prasetyo tertawa diseberang sana, mana mungkin ia bisa marah pada anaknya yang manis ini. Astaga sebenarnya berapa umur anaknya ini?

"Nikmati malammu jangan pulang terlalu malam, Guntur akan menjemputmu nanti," Kinan mengangguk patuh mendengar pesan dari Prasetyo. Nanti ia akan meminta maaf juga pada Guntur,  pria itu pasti mengalami kesulitan karenanya.

"Aku akan mematikan sambungannya, dan ingat empat hari lagi kau harus pulang, aku sudah memesankan tiket pesawat untukmu."

"Iya ayah aku tidak akan melupakan jadwal pulang ku," Kinan terkekeh geli melihat tingkah kekanakan ayahnya.

"Oke, I love you sweet heart,"

"I love you more Ayah," Kinan mematikan sambungan telepon. Wanita itu masih menatap sendu layar ponsel yang sudah menghitam digenggamnya.

Kapan Ayah mau berdamai dengan Mama? Bagaimana hubungan ku nanti jika ayah terus seperti ini? Apa Ayah akan merestui hubungan ku dengan Rafael?

"Ya Tuhan.. aku ini mikir apa sih?" Geram Kinan, dengan gemas ia memukul kepalanya dengan ponsel yang ada di tangannya.

"Kamu kenapa?" Suara berat yang amat sangat Kinan kenal mengalihkan perhatiannya, dan benar saja Rafael berdiri disampingnya dengan mangkok kecil berisi strawberry.

"Nggak kenapa-kenapa, by the way itu buat aku?" Tanya Kinan sambil menunjuk mangkok itu dengan wajah berbinar seperti anak anjing yang mendapat mainan baru. Rafael tersenyum lebar, ia menyodorkan mangkok itu pada Kinan.

"Ya.. aku khusus membeli ini untukmu sebelum kesini," goda Rafael, Kinan hanya memajukan bibirnya beberapa senti untuk menyembunyikan semburan kegugupannya.

"Kau memang perayu ulung!" Kinan menyambar mangkok itu dan memindahkannya diatas pangkuannya.

"Hanya padamu." Suara Rafael memang terdengar biasa saja namun menimbulkan efek luar biasa di dada Kinan.

Ah.. pria ini memang sialan! Umpat Kinan dalam hati.

Wanita itu mengerutkan keningnya saat melihat Rafael mengambil tempat duduk di depannya dengan jarak yang cukup jauh. Rafael yang seakan mengerti akan tatapan Kinan pun mengangkat bungkus rokok dan korek apinya, seakan meminta ijin pada wanita itu untuk menghisap Nikotin itu.

"Apa kau sering menghisap itu?" Tanya Kinan takut-takut ia hanya gak ingan membuat Rafael tersinggung.

"Tidak hanya saat bosan saja." Sahut Rafael padat, membuat Kinan urung menanyakan lebih lanjut, ia lebih memilih menikmati Strawbery nya dalam diam.

Mereka hanyut dalam pikiran mereka masing-masing, Kinan hanyut tenggelam dalam kenikmatan strawbery-nya sedangkan Rafael hanyut dalam pikirannya. Ia tengah memikirkan ancaman Prasetyo yang akan membawa Kinan pergi jika Rafael terus-terusan mengganggu wanita itu.

Hell. Apa selama ini Kinan merasa terganggu? Tentu saja tidak. Bahkan sepertinya rencana Rafael mencuri hati Kinan untuk yang kedua kalinya berhasil. Terlihat Kinan yang selalu bersemu jika Rafael menggodanya, wanita itu terlalu muda untuk di baca seperti halnya buku terbuka.

🌱🌱🌱


Suara dentingan piano memenuhi ruangan luas disamping ruang keluarga yang mulai lengang ini. Entah siapa yang memulai namun lagu Flux milik Ellie Goulding sudah berdenting melalui tangan-tangan lincah Rafael. Sedang Kinan duduk disampingnya menyanyikan lagu dengan pelan, karena jujur ia tidak terlalu percaya diri dengan suaranya.

Tatapan Kinan terarah pada jemari kokoh milik Rafael, namun otaknya terus berkelana meresapi desiran aneh didadanya. Ia merasa familiar dengan rasa ini.

"Boleh aku bertanya satu hal?" Tanya Kinan saat Rafael selesai dengan instrumennya. Pria itu hanya berdehem sebagai jawaban.

"Apa kita pernah bertemu sebelum ini?" Kinan sedikit salah tingkah saat Rafael menatap tepat di manik matanya.

"Kenapa?"

"Entahlah aku merasa familiar setiap kali kita bertemu, aku merasa pernah disituasi ini bersamamu," Rafael menyelipkan anak rambut Kinan yang menjuntai, pria itu terus menatap Kinan seakan wanita bergaun navy itu akan hilang jika ia berkedip.

"Nikmati setiap debarannya, jangan pernah menyangkal apapun dan kau akan menemukan jawaban dari pertanyaanmu, aku tidak bisa menjawabnya karena aku tidak tau rasa familiar seperti apa yang kau rasakan saat ini." Kinan membalas tatapan Rafael dan sialnya ia tenggelam bersama debaran jantungnya.

"May i?" Rafael belum memutuskan tatapan mereka namun tangannya sudah bergerilya diwajah Kinan. Pria itu mengusap lembut bibir Kinan.

Seakan tau apa maksud Rafael, Dewi batin Kinan bersorak senang dan entah setan dari mana Kinan menganggukkan kepalanya tanda ia memperbolehkan Rafael mencium bibirnya.

Kedua benda kenyal itu saling menyentuh satu sama lain, membuat jantung Kinan hampir meledak dan berserakan.

"Bahkan aku seperti pernah merasakan ciuman ini, apakah aku pernah berciuman sebelumnya dengan Rafael atau dengan orang lain?" Tanya Kinan dalam hati. Mencoba meresapi setiap debaran jantungnya yang berdetak berantakan.

🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Tbc.

Terimakasih sudah mampir ke cerita ini, membaca cerita ini dan memberikan vote dan comment kalian, terimakasih banyak-banyak 💜

Draf : 21 September 2020

Publish : 4 Oktober 2020

Me and My Starboy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang