prolog

5.9K 348 37
                                    

Gadis dengan celana Levis hitam dan bajunya pun warna hitam kini terjebak diantara puluhan mahasiswa yang sedang melakukan demo. Beginilah akibat tidak mengikuti saran dari mamanya untuk Melawati jalan satunya lagi, jadi terjebak di sini kan dirinya. ck sial sekali nasibnya.

Melewati mahasiswa satu-persatu dan menghindari pukulan demi pukulan serta lemparan demi lemparan gadis itu hanya menghela nafas gusar kapan demo ini selesai kenapa ngga sekalian aja tuh gedung-gedung dibom pikir gadis itu.

menatap satu-persatu gedung yang mendapati kerusakan akibat amukan mahasiswanya, hasrat ingin ikut demo pun meronta-ronta di dalam dirinya.

Jiwa bar-bar yang sedari tadi dia tahan akhirnya muncul. ini lah saatnya ia membebaskan kebar-baran yang sedari tadi meronta.

Mengambil mikropon pemuda yang ada di sampingnya dengan sadis, sang gadis itu pun membuka suara "AYO SEMANGAT GUYS! HANCURKAN GEDUNG-GEDUNG ITU DENGAN BOOM SAJA BIAR LANGSUNG AMBURADUL!"

Teriak gadis itu lantang dengan tangan di lambai-lambaikan ke udara macam mis kecantikan, sang pemuda pemilik mikropon hanya bengong di tempat, manusia macam apa tuh perempuan.

Mahasiswa yang sedari tadi melemparkan batu seketika berhenti semua dan menatap ke sumber suara yang teriak tadi, mendapati perempuan berbaju hitam serta celana hitam semua serba hitam dari mulai sepatu sampai tas pun hitam dengan rambut di cepol asal menambah kesan manisnya. mahasiswa laki-laki sempat terpana melihat gadis itu sungguh cantik, wajahnya putih mulus hidung mancung, mata yang berbinar serta bibir pink alaminya.

Menyadarkan dari keterpanaan nya mahasiswa itu akhirnya kembali ke aktivitas yang sempat tertunda, melempari batu dengan brutal hingga tembok gedung mulai meruntuh tak membuat gentar semangat mahasiswa untuk melanjutkan sesi lempar-melempar.

Gadis itu pun ikut-ikutan melempari apa saja yang bisa ia gapai.

Polisi keluar dari kantor dan mulai melakukan perlawanan, mahasiswa ber almamater hijau berceletuk kepada satu polisi yang sepertinya pemimpin atau bisa disebut kepala polisi "PAK SAYA LAPAR" teriak nya dengan begitu lantang dan menggelegar bak petir di siang bolong.

Para polisi memandang mahasiswa beralmet hijau dengan kerutan di dahinya tadi apa katanya lapar? ya makan lah kenapa coba teriak-teriak begitu biar apa? biar di teraktir gitu? pikir polisi itu.

"Lapar? makan lah." celetuk gadis yang memakai pakaian serba hitam, mahasiswa beralmet hijau pun memandang gadis yang berceletuk itu, ni orang mao ikut demo apa mao ngelayat pikir nya, make pakaian serba hitam begitu .

"LAPAR AKAN KE ADILAN GA CUKUP DI SUMPEL MAKE MAKANAN!" teriak nya lantang, dengan senyum smirk andalan nya, sang gadis berpakaian hitam itu yang kini ada di samping mahasiswa beralmet hijau kaget mendengar teriakannya.

"Gausah teriak kolor ijo, kuping gua pengang!" Sentak gadis itu sembari mengusap kuping nya yang berdengung. ah sial abis ini ia harus ke dokter THT.

"Kolor ijo mata lo somplak! gua gamake kolor bodoh" sarkas mahasiswa beralmet hijau yang belum ia ketahui nama nya.

Lautan mahasiswa tidak begitu memperhatikan dua sejoli yang sedang beradu argumen ini mereka masih sibuk dengan acara lempar-melempar batu ke atas gedung dengan bertubi-tubi tampa henti.

"Bacot lu titisan nyirorokidul." ketus gadis itu dengan muka sinis memandang cowo beralmet hijau. Cowo beralmet hijau tak tinggal diam ia pun menyentil kening gadis yang belum ia ketahui juga nama nya.

"Lambeh Lo terlalu up to you, gua kawinin juga lo," sarkas cowok itu dengan tenang.

"Kawinin palalu kotak,"

"Lo ngapain boncel ikut ikutan demo kaya gini, ini tuh khusus mahasiswa ketawan polisi ketangkep Lo." terang cowok beralmet hijau kepada gadis di samping nya yang ia anggap boncel itu. gadis di samping nya itu mengerutkan dahi nya pertanda ia sedang mikir, alamak nanti kalau beneran dia di tangkep gimana ah ribet sudah urusan nya pasti nyai ronggeng bakalan berkhotbah ini, semoga saja polisi tidak melihatnya, untung dia boncel pasti tidak akan kelihatan oleh polisi, baru kali ini ia bersyukur mempunyai Badan boncel.

"Heh malah bengong." menjentikan jarinya di depan gadis itu, akhirnya tuh bocah sadar juga dari keterbengongan nya.

"Gimana dong ntar kalo gua ketangkep polisi." panik gadis itu seraya menggoyangkan tangan cowok beralmet hijau.

"Gua anterin pulang buruan," pinal cowo beralmet hijau, melangkahkan kaki meninggalkan kerumunan di ikuti gadis itu, akhirnya dia tidak akan di tangkap polisi huh lega sudah pikir gadis itu sambil tersenyum lega, semoga saja polisi masih lengah akan kehadir-----

"HEI! KAMU YANG MEMAKAI BAJU HITAM CELANA HITAM, SINI KAMU IKUT SAYA KE KANTOR POLISI" tubuh gadis itu menegang seketika setelah mendengar teriakan pak polisi.

Alamak macam mana pula tuh polisi bisa liat gua, tolong UFO munculah kau selamatkan daku dari para algojo berpakaian coklat.

0o0

TBC

Jangan lupa di vote ya!

OMG KOLOR IJO!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang