Ini...
"Cantik sekali..." bukan suaraku, tapi si penjual. Dan dia benar, ini cantik. "Tuan pacar nona ini?" tanya penjual itu dengan mata berbinar.
Aku baru akan membuka mulutku ketika Junda menimpali lebih dulu. "tentu saja bukan!"
"Oh..." penjual itu terdiam sebentar. "kalau begitu tuan pacarnya?" tanyanya kemudian pada Junda.
"Tentu saja bukan!" kali ini aku yang cepat-cepat menimpali. Kenapa aku harus punya pacar?
Sebelum ada yang berkata apapun Navkha membayarnya.
"Terima kasih" kataku dengan tersenyum.
Navkha tidak langsung menjawab. Dia mengalihkan wajahnya dan berdeham, "yah, itu bukan sesuatu yang sulit."
Sepertinya ini memang biasa bagi para elf. Aku ingat waktu pertama kali bertemu dengan Navkha. Rambut nya juga diikat dan dihias dengan cantik. Bukan, dengan tampan.
Kali ini dia membiarkannya tergerai dan hanya mengikatnya sebagian di belakang. Sepertinya dia tahu pria di sini tidak menghias rambut mereka. Tapi itu tidak mengurangi ketampanannya.
"Cih" aku menoleh mendengar suara Junda, "kenapa tidak kau lakukan itu pada rambutmu sendiri, Nona?" Junda mencibir pada Navkha yang dibalas elf itu dengan melotot dan gumaman.
Aku hanya menghela napas melihat tingkah dua pria dewasa ini. Lebih baik aku melanjutkan jalan-jalanku. Sudah sampai di sini dan aku tak perlu mencari Junda lagi. Kalau begitu kunikmati saja festivalnya.
Banyak sekali hal menarik di sini. Kalau aku masuk anime mungkin mataku akan memenuhi wajahku saking lebarnya.
Sebuah kekehan pelan membuatku menoleh ke belakang. Ah, mereka masih di belakangku rupanya.
"Kau terlihat seperti anak kecil," komentar Junda dengan senyum tipis yang tak pernah kulihat.
Sial, dia lebih tampan kalau tersenyum. Aku mengalihkan pandanganku, senyumnya berbahaya. Tapi yang kudapat justru senyum maut yang sama dari Navkha.
Tidak bisakah aku menikmati festival ini dengan tenang?
"Anda masih di sini rupanya" jawabku mencoba mendistraksi pikiranku.
Junda berdeham, "yah, kau melangkah ke arah yang sama dengan yang kutuju."
Degh. Rasanya ada yang jatuh di dadaku. Kalimat ini...
Kenapa Junda mengucapkan kalimat dalam novel itu sekarang?
"Hei, coba ini" suara Junda membangunkanku. Dia kini menyodorkan cone padaku.
Tapi itu justru membuatku lebih panik. Ada apa ini?!
Dengan perasaan semrawut aku mengambil cone itu dan mulai menyendok isinya.
"Hmm? Ini enak sekali" panikku hilang begitu saja ketika merasakannya.
Junda tersenyum lebih lebar namun kemudian mengendalikan wajahnya lagi.
"Nezka, coba bilang aaa" kali ini Navkha yang mendekat.
Aku membuka mulutku dengan ragu dan dengan cekatan Navkha menyuapkan makanan yang dia pegang.
"Ini juga enak!" kataku masih dengan mulut penuh.
"Kau coba yang ini saja" Junda menyempil membawa makanan lain yang entah kapan dia dapat.
"Jangan, coba yang ini saja," Navkha mendorong Junda dengan tubuhnya.
"Tidak, cob-"
"Hentikan!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Cupid For The Second Lead
General Fiction(Bukan Novel Terjemahan ya) Judul lain : The Villainess' Playing Cupid Aku bertemu dengan idolaku! Ini mungkin terdengar sedikit gila tapi dia adalah karakter dalam novel. Yak, karena entah bagaimana aku "berada dalam novel". Tapi kenapa aku malah...
-14- Festival
Mulai dari awal