"Orang yang mengadu domba lo dan Yuri, gue yakin adalah orang yang membunuh Fenny. Dan sekarang dia mengincar Yuri."

"Bagaimana mungkin?" tanya Dean tidak percaya.

"Menurut gue, sejak awal dia mengincar Yuri. Entah dia memang tahu kelemahan Yuri adalah orang-orang terdekatnya, atau dia memang terbiasa memecah dari dalam. Sebenarnya, kenapa lo berkhianat?"

Dean tidak bisa berkata-kata, kenyataan yang baru saja menampar wajahnya membuatnya tidak bisa menjawab. Setelah dia pikirkan, kenapa dia berkhianat? Apa yang membuatnya sangat marah pada Yuri hingga menyakiti gadis itu?

"Kenapa lo biarin kasus Fenny, teman sekaligus tunangan lo ditutup begitu aja? Tabrak lari? Yang benar saja!" bentak Lina penuh amarah. Dia menarik napasnya dalam, lalu menghembuskannya.

"Gue gak minta lo kembali, cukup kerjasama dengan gue kalo emang lo merasa bersalah atas kematiannya!"

Dean hanya diam, dia tidak membalas. "Jika lo memang gak mencintai Fenny, setidaknya berikan dia keadilan pada kematiannya. Pikirkan dengan otak bodoh lo, hasil bukti-bukti palsu itu gue taruh di meja luar."

"Hubungi gue kalo lo masih gak percaya, bahkan gue bisa pertemukan lo dengan Yuri tanpa susah payah menggunakan cara rendahan seperti ini." ucap Lina menurunkan senjata apinya, dia berbalik meninggalkan Dean yang masih mematung.

°••●••°

Jeffan melangkah memasuki UKS dan mendekati brankar Yuri, dia menatap Yuri dengan tatapan yang sulit diartikan. Perasaannya campur aduk, ia menyingkirkan anak rambut yang berjatuhan menghalangi wajah Yuri.

"Kenapa harus lo?"

"Kenapa harus Yuri? Memangnya ada apa dengan dia?"

"Dia adalah jawaban yang kamu cari, termasuk hilangnya gadis yang kamu cintai itu."

Drrtt drrttt ....

Jeffan merogoh ponselnya yang bergetar, dia melihat sekilas siapa yang menghubunginya dan mengangkatnya. "Halo, kenapa, Pa?" tanya Jeffan heran karena Nelion, ayahnya jarang meneleponnya kecuali memiliki urusan penting dengannya.

Ah, tidak ada. Apa Yuri ada mengatakan sesuatu padamu?

Jeffan mengerutkan keningnya, "Tidak, dia tidak mengatakan apapun. Kenapa?"

Yah, karena tumben dia mau berangkat ke sekolah bersamamu. Pertahankan itu, tapi jangan jatuh cinta padanya, kecuali kamu menyerah mencari Feriska.

Jeffan mengepalkan tangannya, dia menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan mencoba mengontrol emosinya. "Baik, ada lagi?"

Berhati-hati dengannya, dia bukan gadis biasa. Sebelum dirimu dihancurkan, hancurkan dia terlebih dahulu atau orang lain yang menghancurkannya nanti.

"Hah? Maksud Papa a—"

Tut tut tut ....

Panggilan dimatikan sepihak, Jeffan berdecak. Dia sendiri bingung mengenai Nelion, ayahnya. Pria itu sudah berubah, bahkan dia tidak ingat sejak kapan. Bukankah dia menginginkan dirinya memusatkan perhatian pada Yuri?

Dia juga tidak ada niat jatuh cinta pada Yuri, walau dia merasa ragu. Sekarang kenapa ayahnya menyuruhnya menghancurkan Yuri? Apa selama ini dia hanya alat? Alat penghancur hidup orang yang tidak bersalah?

Sebenarnya, kenapa dia harus terlibat hal rumit seperti ini? Dia jelas tidak mau menghancurkan kehidupan orang lain, terlebih karena keserakahan Nelion, ayahnya. Yuri, jawaban atas semua pertanyaan yang ada dalam benaknya.

Psychopath Fiance [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang