Cowok dengan kaos warna hitam dan celana pendek sebatas lutut tersebut masih asik dengan film action yang ditontonnya.
Kemudian Bram mempause film yang tengah ditontonnya dan menatap Cia yang nampak mulai membicarakan hal serius.
"Kenapa emang?" Bram masih berusaha menutupi kegugupannya, sebenarnya cowok itu tau arah pembicaraan Cia yang merujuk kepada Aksa dan Aska, dua orang berbeda dengan wajah yang sama.
"aneh aja gitu, diluar banyak omong, waktu disekolah diem gitu"
"Maudy juga ngerasa gitu, bahkan Maudy bilang kalo Aksa itu punya kepribadian berbeda" Lanjut Cia.
"emang gitu ya Bram?"
"Gituu? Gitu gimana?" Tanya Bram masih menutupi kegugupannya.
"Sifat Aksa disekolah sama diluar beda"
"Kalo lo gue kasih tau sesuatu marah gak Ci?" Bram mengalihkan topik yang dibahas Cia, cowok tersebut bingung harus menjawab apa.
"yaaa tergantung, emang mau ngomong apaan?"
"gak--"
"jangan bilang gak jadi, gak mau!! Pokoknya harus ngomong, udah terlanjur bikin Cia penasaran juga" Cia memukul pelan paha Bram, yang dipukul pun semakin bimbang, apa memang sekarang waktu yang tepat untuk membongkar fakta tentang Aksa.
Ponsel yang Bram letakkan disebelahnya berbunyi, sebuah pesan dari Aksa masuk yang membuatnya dengan segera membukanya.
jangan bilang apapun tentang gue ke temen lo, biar Aska yang nyelesaiin semuanya.
Sekuat itu ikatan batin Aksa terhadapnya? Kenapa bisa Aksa tau kalau dirinya tengah bimbang antara memilih membongkar fakta tentang Aksa.
"Dari siapa?"
Cia hendak mengintip ponsel Bram, namun cowok tersebut dengan gesit mematikan ponselnya.
"dih pelit amat, dari gebetan baru nih kayaknya" Cia menggoda Bram dengan menaik turunkan alisnya.
"jangan ngaco deh lo, pacar terakhir gue aja putus juga gara-gara lo"
Memang benar, Bram putus dengan pacarnya juga karena Cia. Pacar Bram sangat posesif bahkan dia cemburu dengan Cia, padahal Bram hanya menuruti perintah dari Bunda untuk mengantar Cia. Dengan masalah sepele seperti itu mampu membuat hubungan Bram kandas.
"cewek Bram aja yang posesif, gitu doang baper, dih"
"eh Bram, jangan berusaha ngalihin topik yaa, tadi mau bilang apa?"
Mampus. Harus bilang apa kali ini, gak mungkin juga Bram beralasan lupa.
"udah bilang aja, Cia tau Bram pasti lagi ragu kan buat ngasih tau Cia"
"Bocil tau apaan dah, pakek cosplay jadi cenayang segala, gak bakat" Bram sedikit ngelawak agar tak terlihat gugup.
"biarin lah, suka-suka Cia"
"Aksa itu kembar Ci, kembarannya namanya Aska, mereka mirip banget, tapi sifat mereka bertolak belakang, mereka juga beda sekolah, jadi--"
"hahahahahaha Bram kalo ngarang pinter ya ternyata, Cia saranin Bram buat jadi penulis, kan lumayan biar bakatnya tersalurkan" Cia masih memegangi perutnya yang terasa kaku, bahkan gadis itu masih sesekali tertawa, membuat Bram bingung sendiri.
"LA BODO AMAT LA BACOT AMAT" Bram kembali melanjutkan filmnya, membiarkan Cia yang keluar kamar entah untuk apa.
"Dasar bocah, giliran dibohongi mudah banget percaya, lah ini giliran dikasih tau yang sebenarnya malah gak percaya" Desis Bram yang tak faham lagi harus memberitahu Cia dengan seperti apa.
Kayaknya untuk masalah kali ini, Bram setuju dengan Aksa, biarkan Aska yang membeberkan semuanya sendiri.
halooo, gimana nih? setuju gak sama saran Aksa? Ada yang penasaran gak sih sebenernya sama kelanjutan cerita ini ditiap partnya?? Ada yang udah nungguin gaak?😆
semoga suka ya sama part kali ini.
Author juga mau bilang makasih sama yang udah baca cerita ini😚 buat yang sider, author juga makasih banyak karena kalian juga mau baca cerita author🤗
seeyou❤
KAMU SEDANG MEMBACA
EUFORIA [TAMAT]
Romance"Fabricia Lesham Shaenette" gadis yang kerap di panggil Cia, salah satu siswi famous di SMA Mentari dengan segala perjuangannya untuk mendapatkan hati sang pujaan. "Aksa Delvin Shaquille Rezvan" sesuai dengan namanya, lelaki mempesona yang tampan da...
21 Feeling
Mulai dari awal