"Marahlah padaku, tapi jangan diamkan aku" ujar Suga lagi.
Memohon bukanlah ciri khasnya, tapi semuanya seolah berbeda jika itu tentang Lily.
Sedangkan gadis itu tampak mencoba untuk tak membalas tatapan Suga seraya menarik-narik tangannya sendiri meminta dilepaskan, "Aku tidak marah "
" Lantas? "
Lily menyerah juga. Usahanya sia-sia. Yang setelahnya membuat Lily sontak balas menatap tajam dengan dengan kerutan dikedua alis," Sudahlah, aku—"
Ting Tong!
Percakapan mereka sontak terputus, diganti oleh pandangan bertanya dari kedua orang penghuni rumah besar ini untuk beralih memandang pada daun pintu masuk, dimana terdapat tombol bel yang semula terdengar berbunyi.
Keduanya terdiam, yang mana Lily pun segera berbalik menatap Suga lagi dan membuat pria itu lantas beranjak berdiri dari kursi.
"Sepertinya ada tamu " ucap Lily kemudian.
Yang hanya dibalas anggukan oleh Suga, seraya melepaskan genggamannya pada tangan Lily untuk berjalan menghampiri daun pintu. Lily sendiri tak ingin menjadi penasaran pada siapa yang datang, sehingga ia memilih untuk mengikuti Suga dari belakang yang dimana mulai membuka pintu dua itu secara perlahan.
Dan menampakkan salah seorang pria bersurai abu-abu mengenakan pakaian serba hitam dengan jaket kulit yang hampir terlihat memukau. Ia pun memundurkan diri selangkah, seiring dengan sang pemilik rumah yang ikut maju selangkah mendekati bingkai pintu.
Tak urung sebelah alis Suga terangkat bertanya, yang tak berbeda juga dari Lily yang berdiri dibelakang sang pria. Tapi sosok pria itu tampak tak begitu heran, karena sepertinya ia sudah sering mendapatkan tatapan yang sama dari beberapa warga sipil yang lain.
"Selamat pagi" sapa sesosok pria itu dengan ramah, bahkan begitu lengkap dengan senyuman hangat yang ia berikan.
Lily merasa bahwa ia baru kali ini melihat senyuman hangat seperti itu sebelumnya, selain oleh Suga yang justru terkadang suka terlihat dipaksakan.
"Ada apa? " Suga sendiri tak memerlukan basa-basi itu.
Yang mana dapat dirasakan oleh sosok pria didepan pintu masuknya ini untuk balas tersenyum sungkan, sebelum mengeluarkan sebuah tanda pengenal dibalik saku celananya yang menampakkan foto dirinya bersama sebuah lambang emas kepolisian.
"Sebelumnya saya minta maaf jika sudah mengganggu waktunya. Saya Jimin, anggota dari kepolisian, boleh saya tahu dulu siapa nama anda? "
Mendengar itu tampak membuat Lily terkejut dibelakang tubuh Suga. Kedua matanya beberapa kali memandang Suga bergantian seolah meminta penjelasan akan sesuatu. Tapi disisi lain pun, Suga masih tak menghilangkan kerutan samar itu didahinya, menandakan ia pun tak tahu jelas apa maksud kedatangan sosok pria bernama Jimin ini kedepan rumahnya.
"Suga, dari keluarga Johnson"
"Dan..nona?" mata pria itu ganti melirik kearah Lily.
Lalu sedikit terkejut, walau hanya sedetik kemudian sebelum kembali tersenyum lagi seperti biasa.
Sementara Lily sontak menarik sisi ujung kaos dari milik Suga, sebelum membalas dengan gugup akan namanya sendiri, "Lily..Lily Johnson"
Jimin tampak mengangguk paham seraya memasukkan kembali tanda pengenal miliknya kedalam saku celana, dimana masih menyisakan tatapan meminta penjelasan dari Suga yang telah menunggu.
"Jadi ada apa sebenarnya? "
" Begini.." Jimin tampak menunduk sesaat, dimana terlihat ia sempat menekankan lidahnya pada pipi bagian dalam dengan ragu, sebelum beralih menatap pada pinggiran pantai dekat rumah Suga yang sudah ramai diisi oleh orang-orang berkumpul, "..berhubung rumah anda dekat dengan posisi pantai berada. Saya selaku polisi yang membantu berjalannya evakuasi, meminta sedikit penjelasan dari beberapa saksi yang mungkin saja tahu akan kejadian sebenarnya"
KAMU SEDANG MEMBACA
BLACK SWAN || Lisa × YoonTaeMinKook ||
FanfictionKebebasan adalah yang diinginkan, sejahtera adalah yang diimpikan. Jurang terjal ada didepan, sementara bahaya selalu menunggu dibelakang bersama seluruh kegilaan. . . . This is story about something that you never think before. I guess. So, p...
006 || Accident
Mulai dari awal