Naisila #Tigapuluhlima

Mulai dari awal
                                    

"L-luar negri?"

Gadis itu kembali mengangguk. "Dia langsung pergi gitu aja, Neneknya kecewa. Gua disana cuma nyimak doang sih. Dan lo Nai, selama obrolan itu berlangsung, orang yang selalu gua pikirin itu elo. Karena yang gua tau, lambat laun, lo juga akan balik suka sama Langit karena dia sering nunjukin perhatian sama lo."

Dera memperhatikan Naisila yang menunduk. "Dan, dengan bodohnya gua nyuruh lo untuk tolak saat Langit nembak lo. Alasan itu juga karena gua enggak mau lihat lo sakit hati gara-gara dia. Lo baru mengenal cinta, lo gatau apa-apa tentang cinta. Tanpa sadar, gua juga udah bikin lo sakit hati dengan lo nolak Langit."

Gadis itu kemudian memegang pundak Naisila—gadis itu masih menunduk. "Sekarang jawab jujur pertanyaan gua, apa lo cinta sama Langit?"

Naisila menganggukan kepalanya pelan. Gadis itu mengaku pada Dera bahwa Ia mencintai Langit. Seorang laki-laki yang selalu membuatnya merasa beruntung ketika didekatnya. Ketika laki-laki itu memberi perhatian dan selalu membuat pipinya bersemu karena gombalannya.

"Sorry, gu--"

"Ra, lo disuruh ke ruangan Nenek."

Dera menoleh ke samping, ketika seseorang memotong ucapannya. Naisila pun mengikuti arah pandang Dera, namun, gadis itu terdia. Ia merasa kaku disekujur tubuhnya, Naisila kemudian memalingkan wajahnya menghadap Dera. Gadis bertanya dalam hati, apa yang Langit lakukan disisni? Apa sedari tadi, laki-laki itu sudah mendengarkan pembicaraan mereka?

Dera kemudian berdiri dan berpamitan dengan Naisila yang juga sedang menatapnya. Gadis itu meninggalkan Naisila dan Langit yang saling berdiam diri dengan pikiran mereka masing-masing. Langit menyekal tangan Naisila ketika gadis itu hendak berdiri. "Jangan pergi."

Naisila melepas cekalan tangan laki-laki itu, ia kemudian duduk kembali. Langit terlebih dahulu menghembuskan nafasnya pelan, Ia kemudian memperhatikan Naisila yang menyampingkan pandangannya terhadap dirinya.

"Ada apa?" tanya gadis itu to the point.

"Gua sayang sama lo." Naisila tidak menyahut. Gadis itu terdiam dengan jantungnya yang kembali berdetak kencang. Naisila menyadarkan dirinya untuk tetap tenang.

"Gua enggak mau kehilangan lo," ungkap laki-laki itu lagi.

Kehilangan? Bukannya laki-kaki itu menyuruhnya untuk melupakan? Tapi sekarang apa? Laki-laki berbeda dengan Langit yang kemarin membentaknya di sekolah. Hah, Naisila tidak habis pikir dengan laki-laki itu, Ia kemudian memberanikan diri menatap Langit, pandangannya mereka saling beradu. Naisila menguatkan hatinya untuk tetap teguh dengan perasaannya yang tidak bisa Ia dijelaskan.

"Al egois tau gak? Dengan seenak hati, Al bilang 'Gua suka sama lo' 'Gua enggak mau kehilanggan lo'maksudnya apa coba? Bukannya Al nyuruh Nai buat lupain Al sendiri kan? Terus sekarang apa? Nai enggak ngerti lagi dengan jalan pikir Al," ungkap gadis itu kesal.

Kini, Naisila tidak boleh lemah, Ia harus tegas. Tegas dengan perasaannya. Dan laki-laki yang menurutnya plin-plan itu sedang menatap sedu ke arahnya. "Aku benar-benar minta maaf sama kamu."

Sudah jelas bukan? Laki-laki di depannya itu plin-plan. Dia mengubah panggilan 'Lo' 'Gua' sekarang 'Aku' 'Kamu'.

"Ada hal lain yang buat Aku lakuin ini sama Kamu." Langit kemudian memegang pergelangan tangan Naisila. Gadis itu menolak, namun, Laki-laki menahannya. "Sekarang, ada hal yang mau aku jelasin sama kamu."

••••

Setelah mendengar penjelasan Langit di taman tadi, gadis itu terus saja melamun, hingga Arvin yang berada di samping Naisila mengerutkan kening heran. Laki-laki itu juga mendengar helaan nafas yang di lakukan gadis itu. Dari pada pusing memikirkan Naisila yang sedari tadi diam. Lebih baik dirinya bermain game, bukan Free Fire ataupun Mobile Legends. Melainkan Among Us. Game yang membuat laki-laki itu bergitu serius memainkannya.

"Ada hal yang perlu kamu tau, kalau aku udah menolak perjodohan itu," ucap Langit yang membuat Naisila menatap laki-laki itu.

"Apa hubungannya sama Nai." Naisila memalingkan muka, memutus kontak mata dengan Langit.

"Ada, karena jodoh aku itu kamu." Langit tersenyum manis dengan mata yang menatap gadis itu. Naisila blushing Ia kemudian menelangkupkan telapak tangannya ke wajah.

"Al curang! Padahal Nai udah mau lupain Al."

"Jangan! Jangan sampai pokoknya, kamu tahu? nyatanya, saat aku inggin melepaskanmu, hal itu malah membuat hatiku sakit sendiri. Aku memang cowok bego yang pernah buat kamu nangis, aku salah karena sudah ambil keputusan untuk bikin kamu benci sama aku, aku gak bisa lakuin itu. Rasa cinta aku ke kamu itu lebih besar dari apapun, " ungkap Langit.

"T-tapi, Al bakalan ke luar negri kalau Al sendiri nolak perjodohan itu." Gadis itu kini menatap penuh tanda tanya kepada laki-laki itu.

Langit mengangguk. "Iya... aku bakalan pergi keluar negri."

"Sama Aja, Al bakalan pergi tinggalin Nai."

"Itu enggak masalah bagi aku, kita masih bisa LDR (Long Distance Relationship), apa kamu mau?"

"LDR Al yakin?" tanya gadis itu ragu.

"Yakin, demi kamu. Indonesia sama Prancis enggak jauh-jauh amat kok. Aku bisa ketemu sama kamu di akhir tahun. Gimana? Apa kamu mau?"

Naisila menunduk sambil berujar, "Prancis? Nai enggak yakin. Nai takut Al deket sama yang lain disana...."

Langit mengangkat dagu gadis itu dengan tangannya, sehingga tatapan mata mereka beradu. "Hey! Lihat aku! Aku Enggak mungkin punya hubungan sama yang lain, karena tujuan aku itu cuma kamu."

Naisila menghentakan kakinya sehinga laki-laki yang berada di sampingnya berlonjak kaget. "Lo kenapa sih bil?" tanya Arvin dengan kesal.

"Enggak!"

"Bil, lo cinta sama Langit?"

Naisila menoleh, menatap heran ke arah Arvin. "Kenapa nanya itu?"

••••

Maaf karena minggu kemarin enggak update;)

Terima kasih udah mau baca;)
Jangan lupa Vote and comen

11 Oktober 2020
Next...

NAISILA  [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang