"Jangan mendekat!!!" Yoongi berteriak.

"Kenapa? Aku tak boleh mendekati ranjang kita berdua? Aku juga punya hak" tanya pria itu yang mulai merebahkan tubuhnya di samping Yoongi. Yoongi menggeleng tidak membenarkan ucapan pria tersebut. Memang benar pria itu punya hak atas ranjang ini, karena ini memang miliknya. Yang seharusnya pergi itu Yoongi.

Ya benar Yoongi harus pergi. Ini bukan tempatnya. Dan ia harus pulang ke rumah ayah dan bunda.

"Mau pu-pulang"

Pria itu menoleh ke arah Yoongi seketika. Dan kemudian tersenyum lembut.

"Kemana? Ini kan rumahmu" jawabnya santai sambil memejamkan mata.

Yoongi tidak bersuara lagi. Tapi pelupuk matanya tergenang air. Ia menangis sekarang. Tangisannya yang kian lama kian kencang. Pria sebelahnya menghela napas panjang, sebenarnya ia sedikit jengkel sekarang. Tanpa basa-basi pria itu membungkam isakan Yoongi dengan bibirnya. Melumatnya secara menuntut dan sedikit kasar. Yoongi kaget sekaligus kewalahan dibuatnya. Kedua tangan Yoongi bahkan dicengkeram kuat dengan satu tangan besar. Isakannya sedikit padam tapi air matanya masih mengalir deras.

Ciuman terlepas. Napas Yoongi tersenggal.

"Berhenti menangis Yoongi! Atau aku akan memperkosmu sekarang juga"









I'M A PROTECTIVE FAIRY




"Kau kenapa Jimin? Tampak gelisah galau merana bak orang putus cinta saja" komentar Hoseok. Ia sendiri sudah gondok melihat wajah kaku dan murung Jimin. Entah apa yang dipikirkan Sanziana itu. Yang jelas ia nampak gelisah dengan raut wajah yang bisa disebut panik(?)

Pria bermata bulan itu menghela napas panjang dan menyenderkan punggungnya ke sandaran sofa.

"Entahlah Hoseok rasanya perasaanku berkecamuk. Seperti ada sesuatu yang salah sedang terjadi" ucapnya sambil memejamkan mata. Dadanya berdebar dan hatinya berasa tak karuan. Apa sesuatu terjadi di negerinya?

"Hanya perasaan mu saja. Ayo makan aku memesan pizza kesukaanmu" mungkin Hoseok mencoba untuk mengalihkan suasana hati Tuannya. Sebenarnya Hoseok merasa demikian, walau tak separah Jimin, ia bisa merasakan kegelisahan yang membingungkan.

Jimin bangkit dari rebahan nya. Mana bisa ia menolak pizza toping keju dan daging kesukaannya.

Ia menarik kursi makan dan mulai mendudukkan diri di atasnya. Box pizza di buka oleh Hoseok, dua kaleng soda juga sudah siap karena Hoseok, pizza pun di potong oleh Hoseok, Hoseok juga yang mengambil piring. Hoseok adalah peri yang amat berpengalaman dalam babu perbabuan memang.

"Aku merasa jadi pembantu istana sekarang" Hoseok tak tahan lagi untuk menggerutu. Jangan lupa jika Water Fairies sepertinya pada dasarnya adalah sosok peri yang nakal. Dengan peri kelas apapun mereka akan mengobrol santai atau bahkan tidak sopan. Tapi kesetiaan kaum Water Fairies adalah yang terbaik dari yang terbaik.

Jimin terkekeh. Di rumahnya di Alvinsa ia biasa di layani.

"Nanti kau ku beri pangkat tinggi di kerajaan sebagai upah melayani Putra Mahkota"

"Itu memang hal yang seharusnya ku dapatkan. Tak ada peri yang mau menampung mu selain aku di sini" cibir Hoseok.

Jimin terheran. Ada peri lain selain dirinya dan Hoseok?

I'm a protective fairy (minyoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang