"Tidak." tolaknya. Kenapa pemuda tampan yang mengekorinya layaknya anak ayam ini bebal sekali. Sudah ditolak berkali-kali kenapa masih mengejar juga.

"Ayolah, Sunbae. Aku tampan loh. Masa Sunbae tidak mau kencan denganku."

Pemuda tampan itu menyeringai senang saat melihat pemuda yang menjadi incarannya itu berhenti berjalan.

"Harus berapa kali aku bilang padamu. Aku sudah punya kekasih. Lebih baik kau jangan menggangguku."

"Masih kekasih kan. Kenapa aku harus mundur. Selama janur kuning belum melengkung, aku masih bisa mendapatkanmu, Sunbae."

Pemuda tampan itu mengangkat bahu. Masih banyak peluang untuknya mendekati si pemuda manis incarannya itu. Peduli amat kalau si manis sudah memiliki kekasih.

"Kau ini bebal sekali ya. Lebih baik kau,"

Klunting!

Pemuda manis itu mengambil ponsel yang dia letakkan di saku celana.

Eh!

Pemuda manis itu hampir limbung saat membaca pesan dari si pengirim.
Ada apa ini?

"Sunbae, kau tidak apa-apa." pemuda tampan itu merengkuh tubuh lemas si pemuda manis.

"Antarkan aku pulang. Sekarang."

"B-Baik!"

Mendengar permintaan si manis tentu saja membuat pemuda tampan itu senang. Jarang-jarang loh Sunbae manisnya itu tidak menolak saat dia peluk. Hm.









🐇🐰🐇



















Kembali ke kediaman Na. Pemuda Lee itu masih menatap nyalang dua pemuda yang terlihat mesra di kursi seberang sana.

Kenapa Renjun tidak mengkhawatirkannya? Kenapa Mark saja yang dia khawatirkan? Bukankah dia sama terlukanya dengan Mark.

"Mark?" panggil Renjun.
"Hm."

"Mau aku ambilkan atau buatkan sesuatu."

"Tidak perlu. Terima kasih Renjun-ah."

Jaemin mengamati interaksi Mark dan Renjun dengan tatapan iri. Huhu, dia jadi merindukan seseorang kan.

"Gege?" panggil Jaemin. Pemuda manis itu merengut.

"Ya. Nana kenapa?"

Pemuda manis bermarga Huang itu mendekati tempat Jaemin duduk. Ditatapnya lekat wajah memerah si pemuda Na. Terlihat sekali ingin menangis.

"Uuh!"

"Nana kenapa? Cerita saja pada Gege."



Sekarang gantian si mansi Na yang ditatap nyalang oleh Jeno.

Kenapa jadi seperti ini sih? Tadi Mark sekarang Jaemin? Memang sedekat apa mereka dengan Renjunnya hingga berbuat seperti ini. Tidak bisa dibiarkan. Awas saja kau Jaemin! Akan kubuat kau bernasib sama dengan Mark! Camkan itu!

"N-Nanti saja."

"Ya, sudah. Nana bisa bercerita pada Gege."


"Renjun-ah," panggil Jeno mencoba mengalihkan perhatian Renjun.
"Bisa kau obati lagi lukaku? Yang di sini masih terasa sakit." pinta Jeno dengan wajah memelas. Jaemin dan Mark yang melihat wajah memelas itu seketika saja merasa mual dan juga ngeri.

Panas? [Nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang