Identity 10

Mulai dari awal
                                    

"Aku tinggal dengan—kekasihku."

"Ya? Kekasih? Kau tidak bercanda bukan?" Mino tidak percaya dengan pernyataan itu, karena yang ia tau Chanyeol hanyalah pria brengsek yang bermain-main dengan berbagai wanita jalang.

"Jika tidak ada pembicaraan lagi, aku akan pergi sekarang." Chanyeol beranjak dari tempatnya setelah minuman itu habis di teguknya.

"Tidak ada. Aku akan bantu kau mencari dokumen itu. Tapi, kau harus hubungi aku jika sudah menemukannya."

"Ya, akan ku hubungi." Chanyeol meninggalkan tempat kembali pada mobilnya.

Melihat mobil yang di kemudi Chanyeol sudah melaju, Mino menghubungi seseorang dengan seringainya.

Beruntung Chanyeol masih dapat mengemudi cukup fokus walau dirinya sedikit mabuk. Namun saat di pertengahan jalan, ia menyadari jika ada beberapa mobil yang mengikutinya.

Chanyeol menginjak gas mobil dengan berlaju cepat, sesekali pandangannya melirik spion untuk mengawasi mobil di belakangnya. Ia melajukan mobilnya sepanjang jalan, bahkan membuat perjalanannya menjadi panjang yang seharusnya ia sudah tiba di apartemen.

Namun pada jalan yang cukup luas, sebagian mobil itu memblokir jalannya hingga kini Chanyeol berada di tengah mobil-mobil tersebut.

Chanyeol turun dari mobil dengan geramnya, beberapa orang dari mobil tersebut pun turun dan menunjukkan diri mereka.

"Junho brengsek!" Rahang Chanyeol mengeras, kedua telapak tangannya mengepal kuat.

"Kembalikan dokumen itu, Theo." Junho menyeringai mendekati Chanyeol.

"Cih, di bayar berapa kau dengan si bajingan itu?" Chanyeol meludah tepat di sepatu yang di kenakan Junho.

Bugh!

"Lancang sekali mengotori sepatuku." Junho memukul wajah Chanyeol, tak terima dengan perlakuan pria ini.

"Pergilah sebelum aku menghancurkan wajahmu!" Gertak Chanyeol.

"Itu berbalik padamu, Theodore." Junho memberi kode pada yang lainnya hingga menyerang Chanyeol.

Tidak ada senjata apapun yang di bawa Chanyeol. Ia hanya mengandalkan bela dirinya untuk melawan mereka semua yang menyerangnya.

Syap!

Sebuah pisau menyayat perut bagian kanan Chanyeol yang mengerang kesakitan. Ia mencoba kembali masuk ke dalam mobilnya.

Tanpa memedulikan penghalang di depannya, Chanyeol menginjak gas dengan kuat hingga membuat mereka semua menyingkir.

Pria ini meringis sepanjang jalan menahan luka sayatan yang terus mengeluarkan darah membuat jejak noda pada bajunya.

Pandangan Chanyeol terus tertuju pada Baekhyun yang sedang mengobati luka-lukanya. Terlihat wajah gadis itu meringis saat mengobatinya, bahkan seharusnya Chanyeol yang meringis kesakitan.

"Beruntung ini tidak dalam." Celoteh Baekhyun saat mengobati bagian perut itu. Sesekali pandangannya melirik tato milik Chanyeol di sisi kiri sana.

Selesai menutup luka itu dengan perban, entah kenapa tangan mungil Baekhyun teralihkan oleh tato Phoenix itu. Ia mencoba untuk menyentuh tato tersebut dengan perlahan.

Kedua mata Chanyeol terpejam saat Baekhyun seperti mengusap bahkan memainkan jemarinya di tato miliknya itu.

Grep!

IdentityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang