Mira berjalan mendekati Risa, matanya yang memerah menatap Risa denan tajam, bahunya naik turun menandakan saat ini ia kesulitan menahan emosi

“yang salah itu saat kamu nggak gitu juga ke akuu....Mira meremas ujung khimar yang ia gunakan. Tangan kirinya mengepal begitu kuat, begitu pun dengan dadanya yang kian sesak.

“rasanya sangat sulit untukmu melempar senyum ke aku, sedang untuk Hanah, kalian bahkan tertawa di depan ku.”

Risa menunduk dalam, berusaha sekeras mungkin tuk meredam tangisnya.

“coba gimana rasanya kalo kamu di banding bandingkan dengan sahabat mu sendiri?”

“sakit bukan?”

Itulah yang Mira rasakan, ingin marah, tapi nggak tau, hendak ke siapa ia marah.

Suaranya yang bergetar kini berhasil meruntuhkan pertahan Risa, kini Gadis itu menangis sejadi jadinya. Apakah selama ini ia salah?

“dan sekarang abang mu, Ris.”Risa mengangkat pandangannya tepat menatap Mira

“Aku suka sama abang mu, tapi abang mu malah pilih Hanah yang jelas jelas nggak suka sama dia.”

Guratan kebingungan kini tercetak jelas di wajah Risa

mereka saling mencintai, Mir. batin Risa yang sebenarnya begitu ingin ia ucapkan nyaring di hadapan Mira

“tatap aku, RISA! Ada masalah apa sampe kamu benci banget sama aku? Aku punya salah?” Mira menggenggam tangan Risa, menatap gadis itu dengan tatapan yang entah begitu mengerikan bagi Risa yang saat ini diam membisu

Genggaman Mira kini berubah menjadi cengkraman yang lumayan keras, hingga menimbulkan ringisan kesakitan dari Risa

gue selalu ngebedai bedaiin antara lo dan kak Hanah karena kalian memang sangat berbeda.

“lepasss....”Gumam Risa pelan sembari melempar tatapan tak suka ke Mira

“bagaiamana gue bisa suka sama lo saat begitu banyak alasan buat benci lo.”Risa berjalan meninggalkan Mira setelah menghempaskan tangan Mira dari tangannya

"Ris, nggak pernah apa kasihan sama aku? Ucapan Mira membuat langkah Risa terhenti, gadis itu berbalik. Memandangi Mira dengan tangan bersedekap dada

“buat apa gue kasihan sama cewek kasar kayak lo? Tadinya gue terharu, bahkan pengen minta maaf, tapi nggak jadi.” tanpa menatap Mira, Risa kembali melanjutkan langkahnya menuju rumahnya.

***

Dengan menghentakkan kaki, Risa berjalan memasuki rumahnya.

“dari mana, nak? Itu muka juga kok asem banget?” tanya umi Zahra yang kini tengah asik menyirami tanamannya

“Nggak kok mi, Risa cuman kesel abis bicara sama musuhnya Risa.”

Umi Zahra menaikkan kedua alisnya. Risa, “punya musuh? Lah...kok bisa sayang?”

Risa tak menjawab, ia malah melirik uminya sekilas.

“ngapain, Ris musuh musuhan gitu?” tanya Zahra. Perempuan itu kini menghadap ke Risa sepenuhnya, mengangkat wajah Risa yang sebelumnya menunduk

“nggak suka aja, umi.”

“nggak boleh gitu, Ris. Kalo memang Risa nggak suka, sama sifatnya saja, orangnya jangan ikutan di benci dong.” nasehat Zahra sama sekali tak membuat pikiran Risa berubah, ia tetap membenci Mira, sampai kapan pun.

“iya umi, Risa minta maaf.”hanya agar bisa segerah ke kamarnya, Risa mengatakan iya iya saja padahal hatinya sama sekali menolak

“yaudah, tapi tunggu. Abang kamu kemana? Umi nggak pernah liat.”

Risa mengerjap ngerjapkan matanya, tak tau hendak berkata apa

“kemana, Ris? Kamu pasti tau kan?”

Risa memejamkan matanya sekilas lantas kembali membukanya, mencoba bersikap tenang. “ohh, soal itu Umi. Kata bang Fathan, dia lupa minta izin ke Umi. Bang Fathan ke jerman, perusahaannya di sana butuh penangan katanya.”

Zahra mengangguk paham. “yaudah, balik ke kamar, Ris. Pasti capek abis ketemu musuh.”Zahra terkekeh melihat tingkah putrinya itu

Kini Risa berjalan menuju kamarnya dengan langkah lebar. Sesampai di kamarnya, Risa mengeluarkan benda pipi dari kantong di celananya dan menelfon Fathan

iya, Ris. Kenapa, ada masalah? suara fathan dari sebrang sana membuat Risa greget sendiri

"Abang ihh, tau nggak bang, tadi umi nanya abang kemana.

terus, kamu jawab apa dek?

Risa menhela nafas. “yah seperti perinta Abang lah.”

yaudah, makasih yahh adek abang yang cantik.

Risa rasanya mual mendengar ucapan Fathan. “Abang udah berdosa banget buat Risa bohong sama Umi.”gerutu Risa kesal

siapa bilang kamu bohong. Abang ke Jerman ngurusin perusahaan juga kok.

“kak Hanahnya manah bang, Risa pengen bicara.”Antusias nampak sekali dari wajah Risa saat ini

abang di kantor, Ris. Hanahnya ada di rumah.

“yasudah deh bang, selamat bersenang senang. Jangan sampai khilaf yah bang, ingat batasan! Kak Hanahnya di jaga baik baik yah bang!”

Nasihat dari Risa membuat Fathan di sebrang sana tertawa. “iya, Ris. Abang mu ini orang baik kok.







__________

Holla pren. Author kembal lagi nih

Bagaiamana partnya? Kurang nggak nih? Masih pengen di tambah?

Menurut kalian, karakternya sih Mira ini nyebelin atau ada yang kasihan sama dia?

Oke, 1 kata deh buat Mira

Atau kalian pengen ngomong sama Risa?

Risa ini, kalo dari sudut pandang kalian jahat banget nggak sih?

Ada yang penasaran, kok Risa benci Mira?

Nantikan kelanjutannya yah pren. Apalagi ini part part menjelang End lo. Doa' in yah, semogah author bisa selesaiin cerita ini sebelum balik mondok

Jangan lupa di vote yah pren

18 April 2022

Me Or Your Religion Where stories live. Discover now