Keesokan harinya, di sekolah seperti biasa.

"Ino kantin yuk."

"Eh iya bentar, maskara gue luntur ni." Ino dandan di kelas. Ia selalu membawa alat make up lengkap dengan tetek bengeknya. Meskipun Ino sudah cantik tanpa make up, ia selalu memenorkan riasan wajahnya. Bukan berarti ia mirip seperti tante girang. Tidak, tapi make up Ino justru mirip para ulzang dan artis korea.

Sekali lagi, prilaku melenceng Ino yang tidak ada yang berani merecok kecuali ketua kesiswaan itu.

"Udah cantik Ino." Ujar Naruto.
Ino mengedipkan matanya setelah merasa cukup ia memoleskan maskara pada bulu matanya.
"Percuma pak ketu ngak ngelirik gue." Celetuk Ino.

Ino adalah Ino, yang suka celetuk sana sini tanpa berpikir panjang. Bahkan ia tidak konsisten dengan ucapannya sendiri. Kemarin Ino bilang suka Sasuke, sekarag suka dirinya.

"Sasuke mana suka model biji cabe kek lo." Ujar Naruto.

"Ye dasar cupu." Misuh Ino.

Naruto adalah salah satu teman pria yang memang dekat dengannya setelah Kiba. Bahkan ia mempunyai teman yang hanya bisa dihitung dengan jari.

"Beliin gue siomay satu." Minta Ino.

"Mana duitnya?"

"Bilang sama mamang kantinya Ino yang beli gitu. Nanti dikasih gratis."

"Lu ilegal mulu ya kalo makan."

"Cucu pemilik sekolah mah bebas." Kata Ino.

"Ino dicariin pihak kesiswaan tuh." Celetuk orang yang memotong pembicaraan Ino dengan Naruto.

Ino menoleh, sang ketua kelas yang bernama Jugo memberi berita padanya. "Kayanya soal kemarin deh, gue liat Sasuke bawa gunting."

"Tu ayam jantan gak ada kapoknya ngerecokin hidup gue. Ngeselin banget. Hidup gue dia yang repot." Misuh Ino.

"Udah sana samperin, biar maskara lu gak mubazir. Lo dandan buat dia kan." Naruto berkoar.

Ino memdelik, lalu memposisikan dirinya di depan Jugo sambil berkata. "Gue sukanya Jugo, mending lo ke kantin sana bilang sama Sasuke kalo dia mau ketemu gue. Dianya aja kemari."

Alhasil. Naruto merinding, Jugo menggeleng. Mereka paham betul bagaimana watak dari cucu pemilik sekolah ini. Karena Jugo masih ingin sekolah disini, maka Jugo tak bisa melakukan apa-apa selain mengiyakan perintah Ino.


«««««»»»»»



"Sial."

"Kenapa lagi sih Sas?" Kata Sai. Tadi Sasuke mengumpat, tepat saat mereka bertemu di lorong ruang kepala sekolah.

"Sial banget gue. Gue disuruh buat jinakin ratu iblis lagi."

"Gue bilang apa." Secara tiba-tiba Neji datang diantara mereka bagai setan. "Udah taruhan aja biar seru. Gue lagi yang nangung hadiahnya." Katanya.

Sasuke mendengkus. "Gue bukan orang yang punya kesabaran. Ino itu biang kerok, yang ada gue khilaf malah musnahin dia. Siapa yang mau tanggung jawab?"

"Bapak lo." Ucap Karin yang datang sambil membawa gunting di tangannya. Lalu mereka berjalan beriringan.

"Kuy ke kantin."

"Gue mau cari Ino dulu."

Sai mengangguk, Neji bilang. " kalo jodoh gak akan kemana."

Jin tomang mendecak. Sasuke memutar bola matanya malas, sebelum pergi Karin berpesan.
"Nih bawa juga."

Sasuke berjalan sendirian ke ujung lorong menuju kelas Ino. Tepat setengah perjalanan ia menemukan Jugo teman kelas Ino pasti tau dimana jelmaan ratu iblis itu berada.
"Jugo suruh Ino nemuin gue di ruang OSIS sekarang."

Hingga jam pelajaran datang dan begitu cepat berakhir. Ino merasa manjadi buronan.

Sebab kini ia melihat Sasuke berdiri di depan pintu kelasnya.
"Hobi banget sih lo nungguin gue." Bentak Ino tak suka.

Wajah datar Sasuke menjadi senjata. "Ikut gue." Sebaik-baiknya Ino menghindar, semakin baik pula Sasuke menemukannya. Menjeratnya sehingga tak bisa pergi kemana-mana.

Tibalah mereka diruangan khusus milik Sasuke yang konon katanya diwariskan untu Sasuke.

"Apa lagi?" Ino menyentak.

Cekalan tangan Sasuke kuat sekali. Ino sudah biasa dicengkeram seperti ini. Nyaris tiap hari saat dirinya dimasukkan dikandang guru.

"Tau apa kesalahan lo?"

"Kaos lagi hah udah basi." Cecar Ino santai.

Sasuke duduk di kursi, ia meletakan gunting dimeja.
"Rok lo terlalu pendek." Tatapanya tajam mengintimidasi.

Ino menunduk melihat rok yang ia pakai. Kemudian Ino mendongak menatap Sasuke sambil bilang. "Kenapa? Bagus kan, ini lagi kekinian. Cewek seksi sekarang banyak yang ngincer."

Sasuke mendengkus. "Hidup lo gak guna."

Ino terkekeh. "Ya terus masalah anda apa kanjeng? Ini hidup saya tapi anda yang repot." Kesal Ino merambat sampai DNA.

Sasuke berdiri dan berjalan menuju Ino sambil membawa gunting yang diletakkan di meja.

Ino tetap diam, memandang gerak gerik Sasuke dengan congkak. Bahkan Ino bersedekap, percaya diri penampilannya didepan Sasuke yang dinilai urakan dimata Sasuke. Sampai detik dimana Ino memekik. Sasuke berlutut dan benda tajam Sasuke yang bawa merobek roknya.

"Woi, anjir! Mesum." Ino mencengkeram rambut Sasuke yang sedang berlutut di depannya.

Sasuke tetap tenang meskipun rambutnya menjadi sasaran keganasan Ino. Rok mini Ino semakin mini lagi akibat tindakan kurang ajar sang ketua. Ino kesal rok kesayangannya jadi rusak.




T.B.C


SASUINO { As long as it's happy }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang