Fans katanya? Bahkan Jiera saja baru kenal dengan Renjun kemarin.

"Gue juga awalnya ngira lo itu cuma bagian dari mimpi, tapi aneh aja kalo mimpi gue kaya gini. Dua hari berturut-turut gue mimpiin lo kan gak mungkin. Dan lagi, lo bukan orang yang gue kenal juga sebelumnya."

Jiera terdiam. Sedangkan Renjun menatap tajam Minju yang sedang perlahan mendekat ke arah Jiera.

Minju merampas buku Jiera lalu merobeknya begitu saja dan tersenyum senang.

"Ke-kenapa?" tanya Jiera.

Jiera ingin sekali marah. Dia juga ingin menangis. Buku yang di robek Minju adalah buku tugasnya yang juga dikerjakan tadi malam.

Jiera pasti akan terkena hukuman setelah ini, karena kurang dari satu menit lagi bel tanda masuk akan berbunyi.

"Gapapa. Gue cuma gamau aja lo dapet nilai. Selamat menikmati hukumannya Lee Jiera," setelah itu Minju pergi dengan membawa buku tugas Jiera.

Minju membuangnya ke tempat sampah yang berada di kelas.

Dan parahnya, seluruh teman kelasnya hanya menonton dan sebagian ada yang memvidiokannya. Berpikir kalau itu adalah tontonan seru yang tidak bisa dilewatkan.

"Ra," panggil Renjun pelan tertutup dengan suara bel yang sudah berbunyi.

Jiera menghela napas, mencoba menahan tangisnya lalu duduk kembali di bangkunya.

"Apa Tuhan punya rencana ngedatengin gue dan buat gue ketemu lo sekarang?"

"Apa Tuhan punya rencana ngedatengin gue dan buat gue ketemu lo sekarang?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Entah sudah yang keberapa kali Renjun menghela napas. Bahkan teman-temannya yang lain menatap Renjun tajam.

"Lo kenapa sih? Ngehela napas mulu. Kan sekarang gak ada latihan, berasa udah capek aja," ucap Haechan yang sedang memakan cemilannya.

"Kalau ada masalah cerita sama kita Njun. Kurang dari dua bulan unit baru kita berenam bakalan debut. Jangan sampe pikiran lo bercabang karena itu," ucap Jeno.

"Cerita aja kali Njun, kita bakalan bantu," tambah Jaemin.

Renjun menatap keluar jendela dormnya. Dia sekarang sudah mengerti cara fenomena yang dialaminya.

Dia juga mengambil kesimpulan bahwa alasan dia mengalami itu semua adalah untuk menolong Jiera.

Tapi jujur saja, Renjun tidak memiliki cara bagaimana menolong Jiera.

Renjun merutuki kebodohannya karena tidak sempat bertanya apa nama sekolah yang di tempati Jiera, juga tidak meminta nomor handphone wanita itu.

Ah, tapi mungkin akan bahaya bila Renjun meminta nomor handphone. Idol seperti Renjun pasti memiliki sasaeng yang dapat meretas dan membongkar identitas dengan mudah.

Renjun akan mempersulit Jiera bila itu terjadi.

Tapi, apa mungkin dia harus terus tertidur agar bisa berkomunikasi dengan Jiera?

[1] psychí - Huang Renjun [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang