Ryosuke kembali berlari mengambil APAR itu dan buru buru menuju mobil
"hah hah hah" nafasnya terasa berat dan sedikit tersengal, ia baru saja terkena dampak ledakan, kedua telinganya masih berdengung bahkan keseimbangan tubuhnya pun belum seutuhnya kembali. Ia cukup kewalahan berlari-lari seperti ini namun otaknya memaksa ia agar bisa bergerak lebih cepat dan lebih cepat lagi.
"yossh.. gomen neee calon suami, aku menghancurkan kaca mobilmu untuk masa depan kita yang lebih baik.. se no ! HYAAAAAA" teriaknya
"klek"
"Ryosuke??" Yuno tiba tiba membuka pintu mobil dengan wajah polosnya, sial lalu apa gunanya ia berlari lari membawa tabung APAR sebrat 9kg itu.
Menyadari Yuno sudah membuka pintu mobil, Ryosuke pun membuang APAR itu kesembarang arah dan buru buru masuk kedalam mobil.
"Yuri Yuri.. bangun Yuri...." kata Ryosuke menepuk nepuk pipi putih yang menggemaskan itu. Ia tertidur, Ryosuke masih merasakan denyut nadi pada lehernya yang mulus disana. Yokatta na.. dia baik-baik saja
"Astaga Yuno, aku lupa makannnya ! matte ne, Ryosuke ambil makanan dulu untuk Yuno, makananya tetrimnggal diluar"
"un"
Beberapa menit kemudian Ryosuke kembali kedalam mobil dengan sekantung penuh makanan yang sudah ia kumpulkan bersama yabu tadi.
"Yuno makan sendiiri yaa sayang, Ryosuke harus menjemput Yabu"
"Yabu sensei??"
"un iyaa"
Ryosuke memindahkan tubuh Yuri ke kursi disebelahnya sementara ia dengan tergesa-gesa menyalakan mobil untuk menjemput yabu.
Hanya ada satu kata dikepalanya, yaitu "cepat" ia harus cepat atau Yabu akan menjadi hidangan malam para infectus diluar sana.
"unghhh Yu-Yuno" Yuri meracau sambil membuka matanya perlahan, ia mengedip-ngedipnya matanya beberapa kali sehingga tirai bulu mata itu terlihat naik dan turun dengan cantik
"YUNOO ! DIMANA YUNO !!!" teriak Yuri histeris
Yuri tersentak bangun dari tidurnya, ia bahkan sampai terlunjak dari kursi mobil . keringat bercucuran dan dari keningnya dan dengan wajah yang shock ia memandangi kedua tangannya sendiri yang gemetar hebat
"hey hey tenang Yuri.. dengar ! ini aku Ryosuke, tidak apa Yuno tidak apa apa okhee ?.. tarik nafas dalam dalam 1.. 2.. 3.... dengarkan aku tarik nafas dalam"
Yuri mengikuti apa yang diucapkan Ryosuke dengan baik dan perlahan lahan hingga akhirnya ia sedikti lebih tenang namun masih menangis, ia memandnag ke arah belakang mobil memandang Yuno yang sedang lahap memakan roti isi.
"Yokatta na" desah Yuri pelan, ia menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil. Yuri rasa ia baru saja mengalami hal yang sangat mengerikan dimana ia berubah menjadi infectus dan ingin menyakiti Yuno, sangat sangat mengerikan. Syukurlah jika itu hanya mimpi
"kenapa? Apa terjadi sesuatu?" tanya Ryosuka yang masih memacu mobil dengan sangat laju
"aku merasakan mimpi, mimpi yang sangat nyata, aku takut, aku takut mimpi itu jadi nyata, aku tidak mau menyakiti siapapun, Ryosuke aku... akuu....aku tidak bisa seperti ini" jawab Yuri sambil kembali menangis
"daijoubu, mniumlah aku bawa makanan dan minuman" kata Ryosuke sementara tangan kirinya mengelus pucuk paha Yuri yang duduk disebelahnya
"Yabu nii? Dimana Yabu-nii?" tanay Yuri yang baru menyadari tidaka da Yabu disana
KAMU SEDANG MEMBACA
Pandemic [✓]
Science FictionJudul : Pandemic Genre : Family, Friendship, Romance (Slight) Pairing : Yamachii, Okajima, Takanoo Summary : Negara Jepang sedang dilanda sebuah wabah virus aneh yang muncul tiba-tiba. mampukah chinen yuri dan Yamada Ryosuke menyelamatkan semua pas...
Part 16 : Sayonara Sensation
Mulai dari awal