TLL. Ketemu Calon Mertua

Mulai dari awal
                                    

"Peluk"Aldo begitu percaya diri merentangkan kedua tangannya saat tiba dihadapan Raisa.

Bukannya pelukan yang ia dapat malah Raisa menimpuk wajahnya lirih. "Lama banget si datangnya. Nggak sesuai janji"

"Hehehhe. Maaf sayang. Habis tadi ban motor aku bocor, jadinya mampir nambal ban dulu"

"Beneran?"

"Iya sayang. Oya aku bawain oleh oleh nih. Kue buatan tangan aku sendiri buat kamu sama keluarga"

Raisa menerima tas kresek yang diberikan Aldo. "Makasih. Aa sekarang hebat ya udah bisa bikin kue sendiri. Aku aja nggak bisa"

"Emang. Bisanya kamu kan cuma nangis doang"

"Ih aa"sekali lagi Raisa menimpuk bahu Aldo.

"Bercanda sayang. Udah yuk jalan sekarang. Takut kemalaman malah kamu ntar disuruh nginep dirumah aku"

"nggak yah. Bentar aku ngomong dulu sama mama sama bapak"

"Siap"

Selesai berpamitan,keduanya mulai mengawali perjalanan malam menuju rumah Aldo. Perjalanan yang cukup jauh dengan kondisi jalan yang gelap. Beruntung lampu motor Aldo cukup terang. Sehingga bisa menjadi penerang disetiap jalan.

"A. Masih jauh lagi apa? Aku udah cape nih duduk terus"tanya Raisa yang entah sudah berapa kali mengulang pertanyaan yang sama.

"Bentar lagi sayang"

"Dari tadi bentar bentar mulu. Tapi aku tungguin nggak sampe sampe. Gimana si aa mah?"

"Kali ini beneran sayang. Udah deket kok rumah aa. Kamu terus pegangan aja yang kenceng. Tiduran dulu di pundak aa juga nggak papa. Ntar kalo udah sampe aku bangunin"perintah Aldo pada sang kekasih.

Raisapun mengeratkan pegangannya ke perut Aldo sembari menyandarkan kepalanya di pundak Aldo. Ia memejamkan matanya sejenak hingga tanpa sadar mereka telah sampai di pelataran rumah Aldo.

"Sayang bangun. Kita udah sampai nih"ucap Aldo.

Seketika Raisapun membuka kedua matanya dan mendapati sebuah rumah dengan banyak tanaman hias berjejer rapi.

"Ini rumah kamu a?"tanya Raisa.

"Iya lah. Ayok masuk"Aldo menarik tangan Raisa untuk ia ajak masuk ke dalam rumahnya.

"Assalamualaikum"ucap Aldo seraya membuka pintu rumah.

"Mama... Papa... " Serunya namun tak mendapat jawaban.

"Kok sepi si a. Mama papa kamu lagi nggak dirumah?"

"Nggak tahu nih. Kayanya masih ditempat saudara deh belum pulang. Kamu duduk dulu ya sayang. Aku mau ambilin minum buat kamu"

Raisa kembali mengangguk. Kemudian beralih ke kursi yang berada di ruang tamu. Ia mengamati sekitar ruangan dan tanpa sengaja menemukan salah satu foto yang  cukup menarik perhatiannya. Dalam foto itu memperlihatkan seorang anak kecil bertubuh gembul dengan potongan rambut sebahu. Raisa kira itu anak perempuan namun betapa terkejutnya ia ketika melihat tulisan di bagian bawah foto tersebut. Tertera nama Aldo Praditya disana.

Raisa hampir meledakan tawanya kalau tidak mengingat Aldo sudah kembali dari dapur.

"Kenapa ngliatin aku kek gitu?"tanya Aldo penasaran dengan gerak gerik aneh sang pacar.

"Enggak"gadis itu berusaha keras untuk menahan tawanya.

"Jangan bohong. Pasti kamu lagi ngetawain foto aku kan"tebak Aldo seolah tahu isi fikiran sang gadis.

"Hehehe. Kok Aa bisa tahu?"

"Tahu lah. Dulu pas aku bawa mantan aku ke rumah juga dia ngetawain foto ini. Sekarang giliran kamu. Semua ini gara gara mamah yang dandani aku kaya gini"

The Last LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang