✔Castle Of Glass

02. Lose You

"Jongin, bukankah sebentar lagi kita akan lulus. Ah tidak terasa waktu berjalan dengan cepat" Sehun merentangkan kedua tangannya ke udara, ia merasa beban perkuliahannya perlahan terangkat dari pundaknya.

"Hmm... Benar, sebentar lagi kita akan lulus" Jongin terlihat menerawang ke depan memikirkan sebuah kenyataan apa yang akan ia hadapi nantinya.

"Ada apa, kau terlihat gelisah?" Sehun menegakkan badannya dan menggeser tubuhnya ke samping menatap pemuda tan di sebelahnya.

"Tidak, aku hanya memikirkan tugas akhirku. Masih banyak perbaikan dan aku harus segera menyelesaikannya"

Sehun tertawa mendengar kegelisahan Jongin. Bagaimana bisa teman pintar nya itu gelisah karena tugas akhirnya belum selesai. Sehun sudah mengenal Jongin kurang dari empat tahun dan ia sudah sangat paham dengan sikap Jongin. Lalu seorang yang memiliki otak cerdas seperti Jongin saat ini tengah gelisah dengan tugasnya tentu saja membuat Sehun tertawa senang. Pasalnya selama ini Jongin tidak pernah risau sekali pun dengan tugas yang ia miliki.

Dan satu lagi sifat Jongin yang paling sering ia lihat yaitu sifat kekanak-kanakan Jongin yang suka merajuk. Lihat saja saat ini pemuda tan itu terlihat seperti bocah taman kanak-kanak yang sedang merajuk karena tidak kebagian susu gratis di sekolahnya.

"Yaa.... Menyebalkan" Jongin melayangkan pukulan-pukulan ringan pada lengan kanan Sehun, dimana pemuda itu masih tertawa dengan sikap menggemaskan Jongin.

Merasa lengannya mulai perih karena pukulan bertubi-tubi Jongin membuat kulitnya yang berlapis kain katun terasa panas, dapat dipastikan jika kulitnya sudah terdapat warna merah disana. "Hentikan... Baiklah aku akan membantumu" masih mengenggam kedua pergelangan tangan Jongin, Sehun berucap dengan penuh kesungguhan.

Memutar kedua lengannya dan membiarkan pegangan itu terlepas, Jongin mengusap bagian bekas pegangan Sehun dan memperhatikan pergelangan tangannya sejenak.

"Kau menyebalkan. Kau harus membantuku menyelesaikan tugas-tugasku" Jongin kembali merajuk, meraih tasnya dengan kasar dan berdiri dari duduknya. Melihat itu Sehun juga melakukan hal yang sama dan melangkah lebih cepat untuk menyamai langkah Jongin.

"Hei.. Berhentilah merajuk seperti itu" Sehun masih berada di belakang Jongin berusaha untuk terus membujuk Jongin.

Jika di perhatikan dengan seksama mereka seperti sepasang kekasih yang bertengkar. Saat Jongin sedang merajuk dan Sehun yang berusaha untuk meminta maaf pada kekasihnya. Mungkin seperti itulah yang selalu mereka perbincangkan di belakang Sehun dan Jongin bahkan beberapa temannya sering bertanya pada keduanya dan bahkan mereka juga sering menggoda keduanya. Namun dibalik itu mereka hanya menyandang status sebagai 'teman' tanpa ada perasaan lebih dari kasih sayang seorang teman. Walaupun seseorang di sisi sana sudah merasakan sebuah getaran aneh pada ulu hatinya.

Jongin menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba dan membuat Sehun harus menabrak punggungnya tidak terlalu keras. Sehun memundurkan langkahnya untuk memberi jarak pada Jongin, hingga pemuda tan itu berbalik dengan cepat. "Kau harus membantuku hingga tugasku selesai" Jongin mengarahkan telunjuknya, membuat tatapan pada Sehun.

"Baiklah. Aku akan membantumu, tanpa ancamanmu aku akan tetap membantumu" Sehun mengenggam jari telunjuk Jongin dan menurunkannya dengan perlahan. Terlihat sangat lembut dan penuh perasaan.

Lalu salahkah mereka dengan pemikiran yang selama ini mereka yakini. Sikap Sehun pada Jongin benar-benar sangat lembut dan menyentuh. Mereka bahkan rela kehilangan incaran mereka hanya kerana merasa Sehun sudah memiliki status dengan Jongin.

"Kalau begitu kita harus mengerjakannya sekarang. Bagaimana kalau di rumahmu, ku pikir semua bahannya tidak kau bawa sekarang" Jongin hanya mengangguk dan mereka berjalan melewati lorong gedung perkuliahan.