Saling memandang satu sama lain dalam beberapa menit, Seolbi pun lekas memutus pandangan. Ia tahu arti tatapan Taehyung setiap kali melihat ke arah matanya. Seolbi takut tatapan itu dapat membuatnya lengah.

Berakhir mengembuskan napas jengah, Seolbi kembali berujar malas, "Terserah kau saja. Yang terpenting, datanglah ke rumahku secepatnya karena Nara dan Taera ada di sana. Jangan sampai kulaporkan masalah ini pada ayahku!"

Seolbi segera melangkah pergi. Keluar dari ruang kerja Taehyung, lalu melirik sinis ke arah sekretaris Taehyung yang rupanya diam-diam memperhatikan gerak-gerik Seolbi.

Ini kali terakhir Seolbi datang menemui Taehyung demi Nara. Apabila rumah tangga sang kakak memang benar-benar tidak bisa untuk diperbaiki, maka Seolbi akan menyerah. Wanita itu tidak akan berusaha lagi untuk membuat Nara dan Taehyung bersatu.

Sebetulnya, Seolbi hanya memikirkan nasib Kim Taera. Hanya satu alasan itu yang membuatnya jauh-jauh ke perusahaan Taehyung dalam kondisi hamil seperti saat ini.

Keponakannya butuh peran ayah dan Taehyung lah yang harus bertanggung jawab akan hal tersebut. Seolbi tidak ingin Taera tumbuh tanpa seorang ayah atau justru sebaliknya. Taera harus hidup dengan kedua orang tuanya dan mendapatkan kehidupan keluarga yang harmonis.

Meskipun Seolbi pikir berbicara dengan Taehyung adalah upaya yang sia-sia, tapi Seolbi sudah mencoba untuk meyakinkan pria keras kepala itu.

"Sudah?" Seolbi memasuki mobil dan mengangguk. Wanita itu mengenakan sabuk pengamannya, kemudian menatap pria yang mengemudikan mobil itu. "Kita harus menjemput Jiya sekarang. Dia pasti menggerutu karena menunggu lama."

Seolbi terkekeh. "Kau memang suami idaman," katanya.

"Tentu saja. Suami mana lagi yang rela diusir dari kamar setiap malam karena Jiya melarangku untuk mandi?" Seolbi tertawa mendengar hal itu. "Dia aneh. Sangat aneh saat hamil."

"Bagus! Aku akan melaporkannya pada istrimu!" ucap Seolbi usil.

Jungkook mendelik. "Jangan! Kau gila?! Aku bisa diusir dari rumah!"

Keduanya kemudian tertawa. Seolbi fokus menatap jalanan sebelum kembali menatap Jungkook dengan punggung yang ia sandarkan pada kursi mobil. "Kau bahagia dengan Jihye?"

Jungkook tersenyum mendengar pertanyaan itu. Buru-buru mengangguk, pria itu mendadak memikirkan senyum manis sang istri. "Tentu saja. Kau tahu, hanya dia yang selalu mengerti kondisiku. Mengenai semuanya. Yah, meskipun terkadang dia kekanakan, tapi aku merasa hidupku benar-benar bergantung pada Jiya. Dia bukan cuma istriku sekarang, tapi juga menggantikan peran mama untukku."

"Ah, padahal Jihye jauh lebih dewasa daripada aku," ujar Seolbi merasa iri. "Dia sangat hebat. Aku tidak menyangka Jimin memiliki adik sehebat Jihye."

"Tentu. Dia 'kan istriku!"

Seolbi terkekeh. "Lalu apa rencanamu setelah istrimu melahirkan?" tanya wanita itu.

Sembari fokus menyetir, Jungkook pun sejenak berdesis untuk memikirkan jawabannya. Lantas kepalanya menggeleng. "Sebenarnya aku belum memiliki rencana apa pun. Tapi aku akan membuka bisnis baruku. Aku harus membahagiakan anak dan istriku, bukan? Aku sudah pernah berjanji padamu untuk membahagiakan wanita pilihanku. Jadi, aku akan menepati janjiku."

"Ah, aku benar-benar cemburu dengan hubungan kalian!" celetuk Seolbi. Mobil itu berhenti di pusat perbelanjaan. Jihye mengetuk kaca mobil Seolbi, membuat wanita Ahn itu menurunkan kaca mobilnya. "Kenapa?"

Jihye berdecak dan memutar bola matanya. "Minggir! Aku istri Jungkook, bukan kau!" ujarnya.

Seolbi justru tertawa sebelum melepas sabuk pengaman dan keluar untuk pindah ke kursi tengah. "Baiklah, Ibu Hamilku ... jangan marah-marah. Aku tidak akan merebut suamimu," jawab Seolbi setelah keduanya memasuki mobil.

Jihye menatap Jungkook dan menarik rambut Jungkook kesal. "Ya! Seolbi-ya, tolong pukul kepalanya agar dia sadar bahwa hanya aku wanita tercantik!"

"Aku juga cantik!" sahut Seolbi tidak terima.

"Dia menggoda karyawannya di kafe, Sialan!" umpat Jihye.

Jungkook mengulum bibir. "Astaga, Sayang ... tidak boleh bicara kasar saat hamil. Jangan marah-marah juga," kata Jungkook menenangkan.

Jihye memukul lengan Jungkook dengan air muka jengkel. "Jangan marah, katamu?! Istrimu sedang hamil besar tapi kau malah menggoda wanita lain!"

Seolbi yang mendengar pertengkaran kecil itu hanya menggelengkan kepala dan sesekali terkekeh karena lucu mendengarkan perseteruan antara ibu hamil yang tidak mau kalah, dan suami yang tidak mau salah.

Namun, sesuatu mendadak mengganggu pikirannya. Apa Jimin juga suka menggoda wanita lain?

***

Maaf ya bund kalo update selalu jam segini xixixi

Tears [M] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang