BAB 67 : TERIMA KASIH PAK HANDSOME

Mulai dari awal
                                    

Tapiiiiiiii.......diluar dugaan jawaban pak Handsome adalah :

"Ambar? Hahahaha dia kan lagi pergi mendaki sama dua temannya Ismet dan Arul Hahahaha. Belum pulang, kalo udah pulang pasti bapak direcoki sama preman Peringi itu Hahahahaha. Sekarang mah desa adem ayem aja Hahahahaha. Itu tandanya dia masih pergi dari desa ini Hahaahaha. Memang kenapa nak Sita nanyain cowok nakal kaya Ambar? Hahahaha. Mending sama Yudi, badannya sehat, udah kerja juga dia nya di sawah Hahaahaha bantu-bantu ayahnya karna nggak sekolah lagi Hahaahaha" ujar pak Handsome panjang lebar bak karet kolor yang longgar!

Sita benar-benar geram dan langsung memutuskan panggilannya begitu saja. Hatinya sudah sakit namun sekarang kupingnya juga ikut-ikutan sakit. Sita tidak peduli dianggap tidak sopan dengan si kepala desa yang hobi ketawa tersebut. Karna mendengarkan pak Handsome berbicara lebih lama lagi kuping Sita harus dibawa ke spesialis THT pastinya.

Sita menarik nafas panjang, airmatanya tiba-tiba mengalir begitu saja.

"AMBAAAAAR!!!" Rengek Sita dengan kesal.

Saat Sita menangis didalam kamarnya tiba-tiba handphone Sita kembali berbunyi, panggilan dari pak Handsome. Sita pikir pria itu ingin memarahinya karna sudah mematikan panggilan secara sepihak. Sita langsung mengangkatnya dengan perasaan takut.

"Assalamualaikum nak Sita Hahahahaha. Ini bapak lagi di rumahnya Ambar Hahaha. Kata buk Khadijah si Ambar belum pulang Hahahaha. Benerkan apa kata bapak Hahahaha. Nih ibuknya ada didepan bapak nih Hahahaha nak Sita mau ngomong? Hahahaha"

Sita menggigit bibirnya mendengar perkataan pak Handsome.

'Ya Allah, maafin Sita pak Handsome' ujarnya didalam hati setelah mengetahui kepala desa nyentrik itu sampai mau merepotkan diri datang kerumah Ambar hanya untuk memastikan posisi cowok tersebut.

Rasanya pantas seluruh warga desa Peringi hilir langsung menunjuk pak SAYUTI MALIK saat pergantian kepala desa waktu itu.

"Nih... nih...ngomong sama ibuknya aja ya Hahahahaha" ujar pak Handsome lagi karna Sita tidak menjawab perkataannya.

"Hallo nak Sita? Apa kabar?"

Terdengar suara perempuan yang begitu lembut dari dalam telepon. Gadis itu langsung tahu yang berbicara dengannya saat ini adalah calon mertuanya dimasa depan nanti.

"Iya halo buk, Assalamualaikum" jawab Sita cepat.

"Waalaikumsalam, kenapa? Sita sehat? Ayah sama ibuk juga sehat?"

"Sehat buk, buk Ambar gimana? Dia kapan pulang? Kan pendaftaran masuk sekolah 4 hari lagi, jadi kapan Ambar mau pulang buk?" tanya Sita sambil menghapus airmata yang masih awet mengalir dipipinya.

"Ambar? Heee.... anak itu, nggak jelas. Dua hari yang lalu dia nelfon ibuk juga pake handphone pak Handsome_____"

"Iyaaa.... Bapak juga yang dihubungi sama dia Hahaahaha" teriak pak Handsome memotong perkataan buk Khadijah.

"Hahaha iya, dia nelfon ke handphone pak Handsome. Katanya dia sehat, sebelum mendaki gunung mereka camping dulu. Habis itu baru mendaki, besok baru turun. Dua hari lagi pulang ke desa Peringi, gitu katanya. Ibuk kurang jelas sama omongan dia. Lagian nak Sita nggak usah khawatir. Ibuk saja sebagai orangtuanya nggak khawatir kok. Ambar emang liar jadi biarin aja. Kalo dia ingat pulang ya pulang. Kalo enggak ya tinggal aja di atas gunung itu. Ibuk nggak apa-apa, pak Bahrun juga ikhlas" ujar wanita itu diiringi gelak tawa pak Handsome dibelakangnya.

Sita justru makin kesal mendengar perkataan buk Khadijah.

'Gimana sih ibuk, masa sama anak sendiri nggak khawatir. Yaudah kalo ibuk nggak sayang sama Ambar! Ambarnya dikasi ke Sita aja, biar Sita yang urus dia!' gumam Sita didalam hatinya. Tapi Sita tidak berani ngomong begitu ke calon mertua masa depannya.

AmbarSita : The beginning of love [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang