"Dai, gue ngga salah liat? Gabrian nyuruh tiga cewe adik kelas itu yang baru aja pindah kesini, trus masih asing, bahkan belum semua yang kenal, tapi dia udah ngizinin mereka duduk di mejanya? What the hell? Please, Dai. Kita berdua temennya dari SMP aja ngga dikasih duduk disana. Secara kan tempat duduknya emang full dan cukup untuk 6 orang. Tapi, Gabriel, Gevano sama Gavaro ngerelain tempat duduknya untuk mereka? Fix, oke cukup ya itu tiga anak bikin gue darah tinggi!"
Daisy melihat kearah meja Gabrian, ketiga adik kelas itu memang mampu mengikat siapapun karna pesonanya. Tapi, apa secepat ini Gabrian terpesona dengan salah satu murid baru itu? Ia sendiri ingin bisa diajak duduk disamping Gabrian. Tapi, sepertinya mimpi itu sudah tersingkirkan oleh salah satu murid baru itu.
Tidak. Daisy tidak boleh iri atau pun berpikiran buruk. "Ala, ini bukan salah adik kelas itu. Kan Gabrian sendiri yang nyuruh. Lagi pula kondisi kantin emang lagi ramai, lo ngga liat daritadi mereka bingung mau duduk dimana? Daripada pegel kan kasian juga. Mungkin Gabriel dan dua sepupunya emang lagi ada urusan,"
Alamanda kini menatap sahabatnya itu, "Gue sih sebenernya ngga perlu peduli karna Gabriel ngga ada disana. Tapi, gimana sama lo? Lo emangnya ngga cemburu atau takut Brian suka sama salah satu dari mereka? Lo juga bilang sendiri pengen duduk di meja itu bareng Brian, kan?"
Daisy lagi lagi menghembuskan nafas kasar, kemudian menoleh kearah meja Gabrian. Tampak wajah Gabrian berbinar melihat salah satu dari mereka. Sepertinya Gabrian tertarik dengan Camellia. Sebelumnya ia tidak pernah melihat pria itu se-exited ini untuk berkenalan dengan murid baru.
Seluruh manusia yang ada di kantin seakan tidak berhenti menjadikan tiga adik kelas itu sebagai topik pembicaraan. Ada kaum adam yang tidak suka karna adik kelas itu dekat dengan anggota SIX G. Dan ada juga kaum hawa yang membenci adik kelas itu sekaligus iri karna bisa duduk di dekat most wanted sekolah.
Selama ini menjadi pengikut Camellia di sosial media, membuatnya lebih mengetahui gadis itu walaupun tidak sepenuhnya. Camellia memang cantik, bahkan lebih cantik darinya. Daisy segera menggeleng dan menepiskan perasaan insecure itu.
Baru saja ia menasehati Alamanda untuk tidak insecure, tapi mengapa sekarang dirinya yang begitu? Tidak. Daisy harus menepati ucapannya untuk tidak merasa nervous atau insecure.
"Munafik kalo gue bilang gue ngga cemburu, Al. Tapi, untuk apa gue cemburu kalo Gabrian cuma pengen kenalan sama adik kelas itu? Lo ngga usah perduliin gue, gue ngga papa kok." Daisy tersenyum walaupun sebenarnya hatinya tidak sedang baik-baik saja.
Ia harus bisa lebih dewasa, Gabrian bukan miliknya, jadi ia tidak memiliki hak untuk melarang siapapun dekat dengan pria yang ia cintai. Sebenernya gue tau, Al. Kalo Brian punya ketertarikan sama Camellia, tapi gue ngga mau lo malah buat masalah sama adik kelas baru itu. Batin Daisy.
Alamanda tau sahabat di hadapannya ini pintar menyembunyikan perasaannya di balik senyumannya yang manis itu. Rasa kecewa, sedih, sakit hati dan cemburu seakan hilang karna rasa senyumnya. Tapi, tidak dengan Alamanda, ia tau sekali perasaan gadis itu.
"Jangan bilang ngga papa kalo sebenernya lo kenapa-napa. Gue ngga suka liat lo sedih gini, Dai. Gue bakal bikin perhitungan sama adek kelas itu untuk ngga deketin SIX G. Otomatis dia ngga akan bisa deket sama Brian atau pun Gabriel," ya begini sikap senioritasnya akan keluar jika berhadapan dengan wanita yang berani dekat dengan pujaan hati mereka.
"Ngga usah ngaco, Al. Lo mau buat masalah sama adek kelas ngga buat lo berkuasa, justru pengecut karna mainnya sama adik kelas. Lagi pula kita ngga ada hak untuk itu, emangnya lo mau adik kelas itu ngadu sama Brian atau Gabriel? Trus mereka malah ilfeel sama kita?"
"Ya ngga lah gila lo, gue selalu baik depan Gabriel aja dia ngga pernah ngelirik gue, apalagi gue buat dia ilfeel. Bisa-bisa dia ngga mau ngomong sama gue,"
"Makanya ngga usah berulah, mending kita balik ke kelas." ajak Daisy dan Alamanda pun mengangguk menyetujui hal itu. Mereka berdua melihat kearah meja Brian, tiga pria tampan itu berusaha mengajak ngobrol adik kelas baru mereka yang mampu menjadi pusat perhatian.
○0○
"Maaf, kak. Ini beneran kita disuruh duduk disini? Emangnya ngga papa?" suara lembut itu masuk ke dalam indra pendengaran Gabrian dengan baik. Walaupun gadis di hadapannya ini berucap tanpa senyum, tapi ia mampu membuat Gabrian menarik sudut bibirnya.
"Astaga, Vin. Suaranya udah kaya nyanyian rohani di gereja. Merdu banget, lembut banget kaya marshmallow di chocopie," asal Gerald menatap kagum kearah Camellia.
Mendengar hal itu sontak Gabrian memukul kepala Gerald untuk menyadarkan buaya satu itu. "Ngga usah ngaco lo, ada-ada aja gombalin cewe. Kalian ngga papa kok duduk disini, lagian kalian lagi cari tempat duduk kan?" ucap Gabrian lembut menatap tiga gadis itu.
"Makasih kak," balas Sakura dan Edelweiss kemudian duduk ditempat tersebut. Begitupun Camellia.
"Oh ya kita boleh kenalan? Nama gue Gavin Jasson Arsenio. Bisa dipanggil Gavin, gue kelas 11 IPS 1." Gavin menyodorkan tangannya kemudian dibalas oleh mereka bertiga.
"Gerald Parhan Darrenio, biasa dipanggil Gerald. Kalo panggil sayang juga ngga papa." Gerald juga melakukan yang sama dan dibalas baik pula oleh mereka. Sembari pria tersebut mencuri pandang ke Sakura.
"Tapi ngga ada yang mau manggil lo sayang kak," balas Sakura polos membuat Gabrian dan Gavin tertawa terbahak-bahak. Baru kali ini ia melihat sahabatnya itu ditolak sebelum berjuang.
Edelweiss pun jadi ikut tertawa dan mencubit lengan Sakura karna tidak sopan. "Lo ngga boleh gitu sama kakak kelas, lagian emangnya lo ngga doyan sama kak Gerald, cakep gitu!" bisik Edelweiss.
"Gue doyan sama cogan, tapi dia genit banget. Padahal kita baru kenal, gue yakin dia buaya! Kalo gitu gue ngga doyan," bisik Sakura.
Gerald yang ditertawai pun hanya mengerucutkan bibirnya kesal. "Kamu kok jahat banget dek?" ucap pria tersebut pura-pura kesal. Padahal sebenarnya ia kagum dengan Sakura. Jika seorang gadis yang selama ini ia goda akan blushing, tapi berbeda dengan Sakura.
Apa mungkin karna mereka baru kenal? Entah lah tapi ia sudah kagum dengan gadis itu.
"Maaf ya kak, Sakura emang kalo ngomong suka nyeblak gitu," ucap Edelweiss mewakilkan Sakura. Sedangkan yang diwakilkan hanya diam saja sembari menikmati nasi gorengnya dengan anteng.
"Ngga papa cantik, Gerald juga orangnya suka goda cewe!" sahut Gavin yang juga menatap diam-diam Edelweiss.
"Gue, Gabrian Rayn Narazka. Biasa dipanggil Brian," pria tersebut menyodorkan tangannya kearah mereka bertiga.
MY CAMELLIA
Untuk informasi lebih lanjut tentang 'My Camellia' kalian bisa hubungi penulis melalui via sosial media. Mari kita sharing seputar penulis dan novel!
Instagram : @dtaarianii
WhatsApp : 081236865211